Semakin hari perut Dara semakin besar, dan jelas itu semua membuat Dara panik. Dia jelas tidak bisa untuk bekerja, jadi dia memutuskan untuk resign sementara waktu. Galang-Manager di tempat kerjanya itu jelas tidak menyukai keinginan Dara. Berbagai pertanyaan Galang lontarkan, Dara yang cerdas jelas tahu ke arah mana pertanyaan Galang berakhir. Tapi Dara dengan lancar menjawab, jika dirinya akan membawa ibunya berobat ke luar kota. Galang yang tidak bisa memaksa lebih jauh lagi pun mengizinkan, dan jika Dara ingin kembali bekerja di sini. Restoran ini akan selalu terbuka untuk Dara, dan Dara bersyukur untuk itu.
Usia kandungan Dara telah memasuki 6 bulan tapi sampai sekarang tidak ada yang mengetahuinya. Konon katanya, jika si ibu hamil di luar nikah tanpa ada yang tahu, kehamilannya akan tetap tertutup dan seolah disembunyikan. Lain lagi jika ada yang mengetahuinya, meskipun hanya seorang dan si ibu hamil mengaku. Maka akan terlihat normal pula lah kehamilannya.
Dara benar-benar bosan, baru dua hari dirinya diam di rumah tanpa melakukan apapun. Rumahnya selalu dibersihkan oleh orang suruhan Rama. Semua kebutuhannya pun sudah terpenuhi oleh Rama, jadi wajar saja jika dirinya bosan.
Rama selalu mengunjungi Dara meskipun Dara selalu mengacuhkannya. Rama tahu kesalahannya pada Dara fatal, menduakan Dara dan menjebak gadisnya itu hamil anaknya. Pada awalnya dia hanya main-main saja dengan Dara, karena cewek itu menarik berbeda dengan Fita yang terlalu penurut dan pasrah. Tidak membuat dia tertantang, tapi sekarang melihat Dara yang mendorong jauh dirinya. Membuat Rama begitu menyesal dan ingin mengembalikan Daranya yang dulu, meskipun itu membutuhkan waktu yang lama.
Dara memegangi pinggangnya yang terasa pegal, dia berdiri sambil tetap memegangi pinggang kirinya. Dia ingin minum, tenggorokannya terasa kering dan air yang berada di dalam gelasnya itu telah kosong. Baru saja Dara berjalan beberapa langkah, pintu rumahnya terbuka. Rama berteriak mengatakan jika dirinya pulang, dan Dara benar-benar tidak memedulikannya.
"Kamu mau ke mana?" Tanya Rama yang kini berhasil menemukan Dara yang akan berjalan ke dapur.
Dara tidak menjawab malah terus berjalan melewati pemuda itu. Melihat Dara yang memegangi gelas kosong, membuat Rama mengetahui tujuan Dara. Rama dengan cepat menggendong Dara membawa wanitanya itu kembali ke ruang santai. Dara jelas protes, namun ke protesannya itu di jawab Rama dengan meremas pantat Dara. Membuat Dara melotot tidak percaya dengan tindakan kurang ajar Rama.
"Nah begini kan lebih baik," ujar Rama dengan seringainya.
Dara mendengus dan membiarkan Rama menggendongnya, kembali membawa dirinya duduk di sofa tempatnya tadi.
Setelah menurunkan Dara, Rama kemudian pergi ke dapur untuk mengambil botol minum yang berisi air putih yang di inginkan Dara. Tak berapa lama, Rama kembali lalu menuangkan air yang dibawanya ke dalam gelas wanitanya, kemudian menyodorkannya pada Dara. Yang langsung di ambil oleh Dara dan meminumnya.
Rama sendiri memilih berjongkok di samping Dara lalu mengeluarkan sebuah minyak. Ia lantas mengoleskan minyak tersebut pada kaki Dara lalu memijatnya dengan pelan. Kaki wanitanya itu terlihat membengkak, dan membuat Rama merasa kasihan melihatnya. Dara memang tidak mengeluh tentang badannya yang selalu sakit ini dan itu. Tapi Rama tahu, diam-diam Dara selalu menangis dibelakangnya.
"Kamu ingin sesuatu?" Tanya Rama pada Dara yang tengah membalikan wajahnya ke arah lain.
Dara diam tidak membalas, membuat Rama kembali menghela napasnya.
Mata Rama kini arahkan pada perut Dara yang membesar. Rama tersenyum melihatnya, wajahnya dia dekatkan dengan perut Dara kemudian dia berujar.
"Hai jagoan Ayah, kamu baik-baik saja di sana?"
Setelah mengatakan kata-kata tersebut, Rama lalu menaruh pipi kirinya pada perut Dara untuk merasakan gerakan anaknya. Benar saja, perut Dara seolah ditendang dari Dalam karena Rama merasakan sekali pergerakan dari dalam sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Begining
RomansaSeharusnya Dara sadar, jika hidup tidak akan pernah berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Tapi dirinya terlena dengan hidupnya yang sekarang, hidup dalam kekayaan orangtua, dilimpahkan dengan kasih sayang, dan memiliki kekasih yang begitu dia...