Bab 5

2.9K 453 128
                                    

Dara sudah berpikir matang-matang, dia tidak akan melanjutkan sekolahnya. Dia akan mencari pekerjaan untuk biaya hidupnya, meskipun ia rasa, mencari pekerjaan untuk seumuran dengannya jelas tidaklah mudah.

Dara merenggangkan kedua tangannya, tidak percaya jika dirinya melakukan pekerjaan rumah seorang diri. Rumahnya memang hanya dua tingkat tanpa pembantu, terlebih baru kali ini dirinya membersihkan rumah. Padahal sebelumnya, ada Bi Sumi yang membantu membereskan rumah.

Lelah dengan aktivitas yang dilakukannya sedari tadi, membuat Dara lapar. Dara lantas beranjak ke dapur, ia membuka lemari es yang hanya berisi telur dan sosis. Itu pun hanya ada beberapa butir, cukup untuk makannya selama dua hari. Dara menggigiti bibirnya dengan rasa sesak, dulu jika dia ingin makan apapun, selalu sudah tersedia. Tapi sekarang, dia harus hemat mengingat uang yang berada di rekeningnya hanya tinggal lima ratus ribu.

Dara mengambil sebutir telur untuk dimasak olehnya, sambil pikirannya berkelana pada yang lain. Masih tidak percaya jika dirinya ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, ia tahu ibunya sedang menenangkan diri di rumah tantenya, sedangkan ayahnya? Dia tidak tahu berada di mana. Sampai sekarangpun dirinya tidak tahu mengapa ibu dan ayahnya berpisah.

Sibuk dengan pikirannya, Dara tidak menyadari jika telur yang sedang di masaknya itu gosong. Ia sadar ketika mencium bau gosong, Dara yang panik seketika mematikan kompornya. Matanya menatap nanar telur yang berada di teflon, telur itu gosong merata membuat nafsu makannya hilang. Padahal perutnya sudah keroncongan minta di isi, dengan lesu ia meninggalkan dapur berjalan menuju kamarnya.

Dara mengambil cardigan dan juga dompetnya, lebih baik dirinya makan diluar sambil mencari info lowongan kerja. Dengan pikiran positif, ia kembali melangkah meninggalkan rumah. Dara merasa menyesal kenapa dirinya harus tinggal di sebuah komplek. Rumah yang dirinya tinggali  seperti rumah-rumah lainnya, setipe. Dan karena itulah, dia merasa sepi karena tidak melihat orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya.

Dara masuk ke dalam mini market, mengambil beberapa bungkus mie dan juga camilan lainnya. Sebelum membayar, ia menyeduh dulu mie tersebut kemudian keluar. Melihat beberapa meja dan kursi yang masih tersisa untuk dirinya duduki, Dara lantas mengambil tempat itu. Ia mendudukan tubuhnya, lalu mulai memakan mienya. Otaknya kembali berpikir, ke mana dia harus mulai mencari pekerjaan? Mini market di depannya jelas tidak membutuhkan pegawai baru. Pusing dengan pikirannya, ia lantas mengambil ponselnya. Bukan karena ponselnya yang berdering karena telepon, bukan karena itu. Karena tidak ada yang meneleponnya, bukan pula ada pesan masuk, tidak ada pesan masuk untuknya. Sekalipun dari Rama, tidak sama sekali. Cowok itu kembali menghilang, seperti sebelum-sebelumnya dan ia jelas sudah terbiasa.

Dara mulai melihat media sosialnya-Instagram, tidak ada yang menarik menurutnya. Sampai kemudian, ia melihat sebuah postingan tentang restoran yang sedang membutuhkan karyawan. Dengan cepat ia mencatat kontak tersebut, lalu menghubunginya.

Setelah mendapatkan informasi yang di dapatnya, Dara segera bergegas. Ia kembali ke dalam mini market untuk membeli keperluan yang dibutuhkannya. Setelah itu dirinya pulang ke rumah untuk menyiapkan segalanya.

Sesampainya di rumah, Dara segera membuat surat lamaran. Membuat cv dan hal sebagainya yang dibutuhkan, setelah siap dirinya segera bersiap untuk melamar. Dara tidak ingin membuang waktu, meskipun sebeneranya besok masih bisa tapi Dara tidak mau.

Dara memakai pakaian hitam putih, mengambil tas selempangnya lalu membawa surat lamaran. Dia berharap jika usahanya membuahkan hasil. Dengan langkah mantap ia berjalan meninggalkan rumah menuju restoran.

Dara berpikir restoran itu kecil tapi ternyata dugaannya salah, restoran ini begitu besar dan cozy. Cocok untuk seumuran dirinya menongkrong, karena dirinya melihat banyak sekali seumurannya yang memenuhi restoran ini. Tanpa rasa malu, dirinya menghampiri satpam di sana. Lalu dirinya di bawa masuk ke dalam restoran, ia kemudian di perkenalkan pada pekerja di sana. Setelah itu dirinya di bawa kembali masuk ke dalam, menaiki anak tangga untuk dibawanya ke sebuah ruangan yang tepatnya ada di lantai 3.

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang