Bab 13

3K 483 96
                                    

Semenjak Dara pulang ke rumahnya, Dara kembali bekerja. Dia kembali bekerja seperti biasa, dan Rama jelas tidak melepaskan Dara dari pandangannya sedetik pun. Rama seperti biasa menyewa orang untuk memata-matai Dara dari jauh, dia juga menyewa salah satu orang yang bekerja di restoran tempat Dara bekerja. Rama tidak ingin dirinya kecolongan lagi seperti kemarin-kemarin. Rama merasa sedih melihat beberapa vidio yang menunjukan jika Dara baik-baik saja tanpa dirinya. Dara bisa tertawa lepas  dengan cowok lain, itu melukai perasaannya. Tapi sekarang dia akan membiarkan, karena begitu kandungan Dara besar ceweknya itu tidak akan dia biarkan untuk bekerja. Dia akan mengurung wanita itu di dalam istananya. 

Di lain tempat, Dara kembali memulai aksinya. Dia akan membuat perhitungan lagi pada musuh bebuyutannya itu. Tapi kali ini mungkin sedikit ekstrim, dengan tersenyum penuh arti dia segera berangkat. 

Tak lama, Dara sudah sampai di universitas Fita. Ini universitas yang dirinya inginkan, dia ingin masuk jurusan perhotelan dan universitas di sini lah yang paling tepat. Tapi, seribu kali sayang, dia tidak bisa untuk berkuliah di sini dan itu jelas melukai hatinya. Terlebih kini, dirinya sedang mengandung makin yakin lah dirinya tidak akan bisa untuk melanjutkan sekolahnya. Tapi, dia tidak akan membuat Fita untuk bahagia terus, dia akan membuat Fita menyesal karena telah menyakitinya.

Dara seperti biasa diam di tempat yang selalu dirinya tempati, dia lalu menelepon seseorang di ujung sana. Dia lalu menunggu Fita dan beberapa mahasiswa-mahasiswi lain untuk pulang. Ponsel yang masih berada ditelinganya masih tersambung dengan orang yang berada di ujung sana. Begitu melihat Fita dan beberapa mahasiswa-mahasiswi lain, Dara segera menyuruh seseorang di ujung sana memulai titahnya. Ketika mendengar pria di ujung sana mengatakan 'oke' ponsel Dara seketika tertutup.

Dara kemudian keluar dari balik pohon yang dekat dengan salah satu mobil di sana. Senyum Dara melebar melihat beberapa rombongan pria yang datang dari luar pagar menerobos masuk, kemudian melempari Fita dengan telur busuk, tepung terigu, dan juga air berwarna gelap. Fita seketika menjerit histeris, dan kedua temannya pun sama. Karena telur dan tepung itu mengenai mereka juga, sedangkan beberapa orang di sana menghentikan langkah kakinya dan mulai menonton Fita.

Fita yang mendapat serangan mendadak dari beberapa orang yang tidak dikenalnya jelas marah dan tidak terima. Fita marah-marah menyuruh mereka berhenti untuk melempari dirinya, namun sepertinya  orang yang telah diperintah oleh Dara tidak mendengar. Mereka malah terus  melempari Fita sampai keresek yang dibawa mereka habis.

"Stop! Berhenti kalian!" Jerit Fita marah.

Salah satu pria yang melempari dengan telur busuk itu berhenti, dan menyuruh teman-teman yang lainnya berhenti.

"Met ultah yah, katanya lo mau di rayain kayak gini ultahnya. Jadi yaudah kita bantu lo buat mewujudkan nya."

Fita menggeram marah, seluruh tubuhnya begitu kotor dan juga bau, dan ia jelas tidak ulang tahun hari ini.

"Gue nggak ulang tahun, brengsek! Siapa yang nyuruh lo ngelakuini ini, hah?!"

Fita kali ini tidak bodoh, dia benar-benar baru tersadar jika ada orang yang sengaja membuatnya seperti ini. Tapi ia tidak tahu, siapa yang berani membully-nya. Dan ia harus mencaritahunya, harus.

"Om-om, gue nggak tau sih nama Om nya siapa. Cuman Om itu bilang, lo cewek simpenananya yang paling dia sayang. Makanya gue berani disuruh sama dia." Perkataan pria itu jelas membuat Fita shock. Bukan hanya Fita, mungkin sebagian orang yang berada di sana.

"Wuih, gileee. Fit, Fit boleh juga lo." Seru cowok plontos yang sering ikut mengejek Fita.

"Semalem berapa Fit?" Seru cowok bertopi yang dikenal playboy di sana.

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang