Bab 2

3.1K 380 70
                                    

Dara berjalan angkuh masuk ke dalam dapur, tempat di mana dirinya akan praktek. Dia mengambil tempat paling ujung seorang diri. Tidak ada yang mau dekat dengannya, dan dia tidak peduli. Dia sudah seperti ini dari pertama kali dia masuk SMK. Baginya mempunyai teman atau pun tidak, tidak ada pengaruhnya bagi kehidupannya. Dia tidak suka jika hanya untuk dijadikan alat oleh temannya, maka dari itu lah dirinya lebih baik tidak memiliki teman.

"Baik, bisa kita mulai. Untuk kelompoknya, masing-masing terdiri dari dua orang. Kalian bebas memilih kelompok sendiri." Sahut seorang Ibu guru bernama Yani.

Mereka semua kemudian berpencar, mencari teman untuk dijadikan teman kelompok. Lagi dan lagi hanya Dara sendiri yang tidak memiliki teman, karena jumlah murid sekelasnya yang ganjil, dia sudah terbiasa seperti ini. Dan ia tidak memperdulikannya, adanya teman kelompok atau tidak, itu sama saja baginya.

Bu Yani yang melihat Dara hanya diam tanpa protes pun, kembali dibuat sedih. Semua guru sudah tahu, jika Dara tidak memiliki teman di kelasnya, bahkan selalu di jauhi atau dimusuhi. Hanya Fita dan Rama lah orang terdekatnya, itu pun mereka berbeda kelas. Beberapa guru pernah memanggil orangtua Dara ke sekolah, menanyakan bagaimana hubungan dengan orangtuanya, atau karena ada masalah lain yang membuat Dara dikucilkan. Orangtua Dara menjelaskan, jika anaknya itu menjadi introvert semenjak dikhianati sahabatnya sendiri sejak SMP. Semua guru kemudian memaklumi, tapi tetap saja mereka merasa prihatin pada Dara.

Dara mengambil semua barang yang dibutuhkannya untuk praktek. Ia kembali mengambil meja untuk praktek paling ujung, dia kemudian mulai membuat masakan yang di perintahkan oleh Bu Yani. Bersyukurlah dirinya tidak kesulitan apapun, tanpa adanya teman yang membantu pun dirinya bisa.

Tak terasa praktek masak kelas dirinya berakhir. Setelah Bu Yani dan beberapa guru lain mencicipi masakan semua muridnya, dan menilai kelas praktekpun bubar. Dara segera berjalan keluar dari dapur sekolah. Dia tidak melihat Rama yang menunggunya, menghela napasnya kasar. Dara terus berjalan tanpa memgacuhkan tatapan yang memandangnya sinis.

Dara menyetop sebuah taksi yang akan membawanya pulang. Dia tidak menelepon Rama, rasanya ia terlalu lemas karena lelah.

Dara yang sedang asik menatap keluar jendela luar, menaikan alisnya bingung ketika melewati sebuah minimarket. Ia melihat ayahnya tengah mengandeng seorang wanita, yang dapat dipastikan wanita itu bukan ibunya. Perasaannya seketika tidak enak, pikirannya bertanya-tanya apakah benar itu ayahnya? Tapi tidak mungkin jika ayahnya di jam segini masih di luar. Mungkin itu hanya pria yang mirip saja. Batinnya.

Sesampainya di rumah, Dara langsung masuk ke dalam rumah. Tidak melihat ibunya, mungkin ibunya sedang di kamar. Pikir Dara, yang terus berjalan menuju pintu kamarnya.

Dara begitu lelah, ia lalu menaruh tas selempangnya di dalam lemari. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tak membutuhkan waktu lama Dara keluar dengan tampilan segar. Ia segera memakai baju santainya kemudian melompat di atas kasur. Hari ini terasa berat baginya, meskipun dia sudah terbiasa seperti ini, tapi entah kenapa hari ini terasa berbeda. Tubuhnya yang begitu capek membuat dirinya langsung tertidur saat itu juga.

Dara tidak tahu dia sudah tertidur berapa lama, yang dia tahu. Hari telah beranjak malam, mungkin tengah malam. Karena ketika matanya melihat keluar jendela kamarnya, langit begitu hitam hanya ada sinar cahaya dari bintang.

Perutnya tiba-tiba saja merasa lapar, dia melupakan makan malamnya. Dengan malas ia beranjak dari ranjang kesayangannya. Ketika dirinya akan berjalan menuruni anak tangga, ia seketika terdiam mendengar suara ribut orang tuanya.

Sebenarnya ia tidak aneh dengan orang tuanya yang terkadang ribut, dia anggap itu hal wajar. Namun rasanya kali ini berbeda, ia mendengar ibu dan ayahnya saling menyalahkan. Kemudian ia mendengar suara teriakan ibunya, ini kali pertama ia mendengar ibunya marah seperti itu kepada ayahnya. Ia penasaran, tapi ia tidak mau menguping. Jadi lebih baik dirinya kembali berjalan menuruni anak tangga menuju dapur.

Dara melihat meja makan yang tertutupi tudung saji, makanan di atas meja begitu banyak dan terlihat sekali jika belum ada yang memakannya. Apa kedua orangtuanya tidak makan? Atau mungkin makanan ini kembali di masak? Ia jelas tahu sifat ibunya seperti apa.

Dara lalu makan dalam diam, sesekali pikirannya memikirkan keributan orangtuanya tadi. Ia berharap kedua orangtuanya kembali berbaikan seperti dulu.

_
_
_
_

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Dara tidak tahu jika sejak pertengkaran malam itu, ayahnya tidak pernah pulang. Ia jelas menanyakan keberadan sang ayah pada ibunya, namun ibunya mengatakan jika ayahnya tengah berada di luar kota. Pada minggu pertama, Dara percaya karena dia tahu pekerjaan ayahnya seperti apa. Pada minggu kedua, ayahnya tidak kembali pulang. Dan minggu ketiga, ketika ayahnya pulang, mereka-ayah dan ibunya kembali bertengkar.

Ibu menangis dan menuduh jika ayahnya berselingkuh dan selama ini, ayahnya ada di rumah wanita lain. Ayahnya jelas membantah, namun iby tidak percaya dan mereka kembali bertengkar. Tanpa menutup-nutupi darinya, Dara jelas sedih dan kecewa melihat kedua orangtuanya yang seperti ini.

Ia lantas berjalan keluar rumah, dan mendapati Rama berada di depan rumahnya dengan raut bosan. Iya, dia dan Rama kembali berbaikan setelah satu minggu mereka saling diam dan tak memberi kabar. Namun Dara, yang sudah cinta mati pada Rama menemui pria itu duluan, dan pada akhirnya membuat mereka kembali berbaikan hingga sekarang.

"Lama." Decak Rama sebal sambil membukakan pintu mobil untuk Dara.

Dara menampilkan senyum separuhnya, "Aku kesiangan, kemarin nungguin kamu nelepon aku sih. Tapi sampe jam satu malem kamu nggak nelepon aku juga." Balas Dara sambil mencebikan bibirnya, membuat Rama gemas hingga ingin mencium bibir kekasihnya itu.

"Aku sudah tidur. Maaf yah." Dusta Rama yang jelas dipercayai oleh Dara.

Dara mengangguk lalu masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Rama. Mobil Rama kemudian meninggalkan rumah Dara menuju sekolah.

Begitu mereka sampai di sekolah, Dara segera turun dari mobil setelah memberi ciuman pada kekasihnya tersebut. Hari ini sekolah mereka mengadakan ulangan sekolah, dan bel masuk telah berbunyi. Karena kelas  Dara yang berada di lantai atas, sedangkan kelas Rama yang berada di lantai bawah. Membuat Dara harus segera pergi dari mobil Rama, maka setelah dirinya mencium bibir kekasihnya. Dara melesat begitu saja meninggalkan Rama yang masih berada di dalam mobil.

Rama kemudian berjalan menuju kelasnya, begitu dirinya akan masuk kedal kelas. Lengannya tiba-tiba di tarik, membuat Rama berbalik.

"Apa yang kau lakukan?!" Tegur Rama pada perempuan yang menariknya.

Perempuan itu merajuk. "Kenapa kau membentakku."

"Fit, kita di sekolah oke. Jadi sebaiknya kau berhati-hati."

Fita kesal mendenga perkataan Rama.

"Kenapa? Lorong ini sepi tidak akan ada yang melihat." Rajuknya lagi sambil merangkul lengan Rama.

"Bagaimana jika yang lain melihat?"

Fita segera melepaskan rangkulannya pada lengan Rama dengan cepat.

"Selalu saja seperti ini! Aku juga kekasihmu, tapi mengapa aku tidak bisa melakukannya di depan orang lain?!"

Rama mulai jengah dengan tingkah merajuk Fita.

"Ingat, siapa yang membuatku berpacaran dengannya? Kau kan? Kau yang membuatku berpacaran dengannya."

Ketika Fita akan membantah perkataan Rama, Rama seketika memotong perkataannya. 

"Dengar, nanti malam aku akan kembali tidur denganmu. Jadi jangan merajuk, semua waktuku lebih banyak dihabiskan denganmu bukan dengannya, jadi kau tenang saja oke?"

Perkataan Rama memang ada benarnya juga, namun ia merasa cemburu. Ia tidak menyukainya, tapi mau bagaimana lagi ia harus menerimanya.

Rama yang melihat kekasihnya masih diam tanpa membalas perkataannya, seketika dengan nekat mencium bibir Fita cepat. Membuat Fita membulatkan matanya kaget, kaget akan tindakan gila Rama.

"Aku akan duluan masuk, setelah itu kau, mengerti?" Tanya Rama yang diangguki Fita.

Dan sesuai yang diucapkan Rama, mereka masuk ke dalam kelas dan kembali berakting jika mereka hanya sebatas teman sekelas.

_
_
_
_

Tbc

Cerita ini akan berbeda dari cerita sebelumnya, yang sama hanya konflik yang akan rumit. Wkwkwk

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang