Chapter #4 - Tidak Terduga

3 2 0
                                    

Tak terasa seminggu telah berlalu. Gue merasa hari-hari terasa sangat damai tanpa adanya Yuki dengan ide dan keinginan anehnya, berkat kesibukannya menjadi mentor untuk pegawai part time yg baru saja bergabung di tempat kerjanya.

Putra juga sepertinya sedang sibuk dengan aktivitas eskul kebudayaan jepangnya yg sebenarnya hanya dijadikan kedok, untuk melakukan hobi otakunya dengan teman eskul lainnya di sekolah.

Gue baru saja kembali membuka mata dan masih terbaring di atas kasur kamar gue, sembari memandangi langit-langit kamar.

Waktu menunjukan hampir pukul 12.00, ketika gue melirik ke arah jam dinding di kamar gue. Meski begitu, gue masih enggan untuk bangkit dari tempat tidur.

Rasa malas seakan menyelimuti dan merekatkan tubuh ini di kasur. Gue mencoba meregangkan badan, untuk mengusir semua rasa malas itu dan membalikan badan gue menjadi posisi terlungkup.

Kini, gue memandangi TV gue yg masih dalam keadaan menyala dan menampilkan visual dari game the witcher 3 yg semalam gue mainkan. Sepertinya gue ketiduran saat bermain dan lupa mematikannya. Gue pun mengambil controller PS4 gue yg letaknya tidak jauh dari kasur gue dan melanjutkan permainan semalam.

Sampai mana ya semalam gue bermain?

Sambil coba mengingat-ingat, gue menggerakkan karakter yg ada di dalam game itu dengan menaiki kuda dan berjalan-jalan sembari menikmati visual dari game itu yg cukup membuat gue terkesima.

Hanya perlu waktu sekitar 5 menit untuk membuat gue merasa bosan, berkat ingatan gue yg tak kunjung kembali tentang permainan semalam.

gue meluruskan kedua tangan gue ke depan dan membenamkan wajah gue di kasur. Rasanya mood gue sedang menurun untuk bermain game.

Aneh...!!!. Ini baru kali pertama gue bosan untuk bermain game.

Bukan, bukan karena gamenya yg tidak seru. Tapi perasaan gue seakan menuntut gue untuk melakukan hal lain.

Mungkin gue sedang jenuh.

Karena memang gue sudah memainkan game ini dari pertengahan semester awal saat kelas satu. Selain itu, gue juga belum sempat membeli game baru lagi untuk gue mainkan di PS4 gue ini.

Anime pun sama. Belum ada anime yg menarik hati gue untuk membelinya. Satu-satunya game baru yg gue punya hanya Story of season di 3DS gue.

Tapi, masa main game portable di rumah?. Kalau sedang di rumah kaya gini kan enaknya main game di TV yg punya layar besar.

Gimana menurut kalian?

Lagipula gue juga lupa dimana gue menaruh 3DS itu. Seingat gue, terakhir gue menyimpannya di waist bag yg biasa gue bawa saat eskul.

Sekarang ada dimana tas itu?

Gue mengangkat wajah gue dan mengamati isi kamar gue, ternyata tas itu sedang tergeletak di atas meja. Huuh, artinya gue harus bangkit dari kasur untuk mengambilnya.

Perlahan gue bangkit dan melangkah ke arah meja dan mengambil 3DS dari dalam tas gue. Kemudian gue kembali melemparkan tubuh ini ke atas kasur dengan posisi terlentang.

Sialnya, semua usaha gue tadi hanya mampu menahan kebosanan gue selama 10 menit. Gue kembali merasa bosan, kemudian gue berhenti memainkan 3DS gue itu, serta melebarkan kedua tangan gue di atas kasur dan kembali menatap langit-langit kamar gue.

Ada apa sih sama gue hari ini?

Kenapa tiba-tiba gue merasa jenuh dan bosan dengan semuanya. Padahal ini adalah saat yg bagus untuk menikmati game, karena Yuki dan Putra sedang sibuk dan tidak bisa mengganggu weekend yg seharusnya indah ini.

Tiba-tiba terlintas sebuah pikiran di otak gue. Apakah sebenarnya gue kangen dengan mereka?. Bisa jadi, karena gue yg cukup sering berkumpul dan berkegiatan dengan mereka, membuat gue merasa kangen karena sekarang mereka sedang sibuk dan tidak ada di sisi gue sekarang.

Heeh, masa sih?

Gue kan seorang otaku semi profesional yg sudah menggeluti bidang ini sejak SMP, masa gue bisa merasa bosan hanya karena hal itu.

Nggak, nggak, nggak... Masa sih gue kangen sama mereka?.

Gue mencoba menipu diri gue sendiri dengan mengatakan itu dalam hati, kalau gue hanya perlu membeli game atau anime baru dan masalah kebosanan ini akan selesai.

Lamunan gak jelas gue itu pun seketika buyar, berkat enyak gue yg baru saja membuka pintu kamar gue dengan mata melotot dan nafas yg tersengal-sengal, seakan habis melihat setan saja.

"Ada apa nyak?" Tanya gue.

"A... ada... Se..."

"Setan?" Potong gue.

"Bukan...!!!" Sahut enyak gue.

"Ada seseorang yg ngakunya sebagai teman kamu." Jelasnya.

"Si Putra?" Tanya gue lagi.

Tumben banget tuh anak gak langsung nyelonong ke kamar gue.

"Bukan don, kali ini berbeda." Jawab enyak.

"Haah, terus siapa dia nyak?" Tanya gue penasaran.

"Enyak gak tau, kamu turun aja sana dan lihat sendiri siapa orangnya." Ujar enyak gue.

"Orangnya dimana nyak?" Tanya gue kembali.

"Enyak suruh nunggu di ruang tamu. Kamu turun gih sana, samperin dia sekarang." Balas enyak gue.

Teman?

Ke rumah gue?

Kayanya satu-satunya teman yg tahu rumah gue hanya Putra. Tapi enyak gue bilang, orang yg dia maksud itu bukan Putra.

Siapa sih yg datang?

Kok gue jadi penasaran banget sama orang yg datang dan mengaku-ngaku sebagai teman gue itu.

Gue pun bangkit dari tempat tidur gue, kemudian meletakkan 3DS gue di atas meja dan keluar kamar menuju ke ruang tamu.

Perlahan gue menuruni tangga untuk menuju lantai satu, sembari mencoba mengintip untuk melihat siapakah gerangan orang yg dimaksud enyak gue tadi.

Sialnya, dia duduk di kursi yg memunggungi sisi penglihatan gue dan hanya kepala dengan rambut kuncir kuda serta lengannya yg dibalut sweater berwarna biru muda saja yg bisa gue lihat.

Haah, siapa sih dia?

Kalau dilihat dari rambut kuncir kudanya, sudah jelas dia seorang wanita dan membuat jantung gue berdegup tidak karuan, berkat rasa penasaran dan sedikit rasa takut yg bercampur aduk.

Gue gak ingat sama sekali kalau ada perempuan yg gue beri tahu alamat rumah gue di SMA, bahkan Yuki dan Triana.

Apa jangan-jangan dia itu teman dari SMP gue?

Tapi kan hanya si Putra doang yg mau berteman sama gue saat SMP.

Dengan segala macam perasaan yg saling membaur dalam hati gue, gue memberanikan diri untuk menghampirinya.

Dan gue pun terkejut bukan main ketika sosok itu sudah bisa gue lihat secara keseluruhan.

Rambut kuncir kuda dengan poni serta kacamata melorot dihidungnya, cardigan biru muda yg sebelumnya gue kira sebagai sweater, ditambah dengan dress hitam dengan motif polkadot berwarna putih.

Membuat gue merasa bisa mengenali sosok yg membuat enyak gue terkejut tadi dan sosoknya sangat familiar buat gue.

Tapi, yg menjadi masalah adalah...

Kenapa dia bisa ada di rumah gue sekarang?


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Buat yg sudah mampir, semoga terhibur dengan ceritanya.

Dibantu vote, share dan komennya juga ya.

Terima kasih :)

My Highschool Story : Next StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang