Akhirnya tiba juga di hari yg kami nantikan, yaitu hari ulang tahun Yuki. Kami bertiga sudah bersepakat untuk merayakannya di kantin.
Gue dan Putra kebagian bertugas untuk mempersiapkan tempat di kantin, sedangkan Triana bertugas mengalihkan perhatian Yuki dengan beralasan belajar di perpus dan akan membawanya ke kantin setelah mendapat kode dari kami.
Singkat saja, kami berhasil menyulap tempat nongkrong favorit kami di kantin menjadi tempat pesta ulang tahun dadakan, karena tidak banyak pernak pernik yg dipasang.
Gue dan Putra hanya merapihkan tempat itu agar tidak kotor dan melapisi meja dengan taplak yg kami pinjam dari abang tukang mie ayam. Terakhir, kami menyusun gelas dan beberapa jenis botol minuman di atasnya.
Sungguh sangat sederhana. Semoga Yuki menyukainya dan bukan malah mengomentari pesta ulang tahunnya yg kami persiapkan dengan sangat alakadarnya ini.
Setelah selesai, Putra mengirimkan kode kepada Triana lewat line agar dia membawa Yuki ke kantin. Kemudian, gue dan Putra bersembunyi di balik meja untuk mengejutkannya nanti.
Tidak lama kemudian, gue mendengar langkah kaki dan suara obrolan dari mereka.
"Mereka udah dateng tuh don, saatnya kita kasih mereka kejutan." Bisik Putra.
Gue menjawabnya dengan kode mempertemukan jari telunjuk dan ibu jari gue.
"Oke, aba-aba dari gue." Bisik Putra lagi.
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."
"Surprise...!!!" Seru gue dan Putra bersamaan sembari keluar dari kolong meja.
"Selamat ul..." Kata-kata itu di bungkam oleh Yuki dengan jitakannya ke kepala gue.
Sedangkan Putra yg kaget dengan reaksi dari Yuki pun, ikut terdiam dan tidak lagi berniat melengkapi ucapan selamatnya itu.
"Kok gue dijitak sih ki?" Protes gue sambil memegangi pucuk kepala gue yg menjadi korban jitakannya.
"Abisnya ngapain sih kalian malah nongol dari balik meja terus teriak-teriak. Gue kan jadi kaget." Balasnya.
"Tapi kenapa gue yg di jitak bukan si Putra aja." Protes gue lagi.
"Soalnya lu lebih deket." Jawabnya simpel.
Haah, gue kaya ngerasa dejavu sama jawaban si Yuki. Sial banget dah, niat mau kasih kejutan malah gue dapet hadiah jitakan.
"Udah-udah. Kamu kan lagi ulang tahun, jadi gak boleh marah-marah. Lagian kan mereka hanya mau ngasih kejutan ke kamu." Ucap Triana menenangkan Yuki dan mengajaknya duduk.
Gue duduk berhadapan dengan Triana, sedangkan Putra yg ada di samping gue, duduk berhadapan dengan Yuki.
"Yaudah, buat hari ini gue maafin kelakuan aneh kalian." Timpal Yuki.
Apanya yg maafin, dia kan udah jitak kepala gue duluan. Dari pada maafin seharusnya dia minta maaf ke gue. Tentu saja kata-kata mulia gue barusan hanya bisa disimpan dalam hati, karena gue gak mau kena amukannya si Yuki lagi.
"Terus, kue ulang tahunnya mana?" Tanya Yuki.
"Eh, itu..." Gue bingung gimana menjelaskannya.
"Sebenarnya, uang kami gak cukup untuk membeli kue ulang tahun." Jelas Triana.
"Gak seru dong. Masa ulang tahun gak ada kuenya." Yuki kembali protes.
"Tapi aku punya ini buat kamu." Seru Triana sembari mengeluarkan kado miliknya dan memberikannya pada Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : Next Step
Genç Kız EdebiyatıSetelah berhasil memiliki warna-warni baru di kisah SMA bersama kawan-kawannya yaitu Putra, Triana dan Yuki. Kini, Donni akan segera mulai menjalani kisah di tahun ke 2 nya. Bagaimana kehidupan sang otaku ini sekarang, setelah bertemu dengan orang...