Ternyata, orang yg sedang duduk diruang tamu gue itu adalah si Triana.
"Hai don." Sapa Triana diakhiri senyum khasnya.
"Ha... hai." Jawab gue gelagapan.
"Kenapa lu bisa disini?" Tanya gue.
"Ini kan gara-gara kamu." Jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Haah, gara-gara gue? maksudnya?" Tanya gue kaget.
"Maaf mengganggu ngobrolnya, enyak bawain minuman nih buat kalian." potong enyak gue yg tiba-tiba hadir di ruang tamu membawa segelas es teh manis dengan nampan.
"Makasih ya tante, maaf ngerepotin." Sahut Triana.
"Aahh, jangan panggil tante. Panggil enyak aja." Balas enyak gue diakhiri dengan tawa garing.
"Ohh iya enyak, terima kasih ya minumannya." Ucap Triana dihiasi senyumannya.
"Kamu temennya Donni ya. Cantik banget sih kamu, senyumnya juga manis." Puji enyak gue.
Triana hanya membalasnya dengan melebarkan senyumannya.
"Apaan sih nyak, awas tuh masakannya nanti gosong." Sela gue.
"Enyak udah selesai kok masaknya." Protes enyak gue.
"Tapi cek dulu kompornya, takutnya lupa di matiin. Nanti kalau meleduk kan repot." Ujar gue sambil memaksa emak gue untuk kembali ke dapur.
"Kamu ke ganggu ya sama enyak, yaudah deh enyak balik lagi ke dapur." Ledek enyak gue.
"Diminum ya Triana esnya, enyak ke dapur dulu." Ucap enyak gue pada Triana.
Triana kembali menjawabnya dengan senyuman.
Haduh, gelagat enyak gue mencurigakan banget, kayanya dia mikir yg aneh-aneh nih. Ini sebenernya alasan gue gak mau ada lawan jenis yg datang ke rumah gue.
Pasti enyak gue berpikir kalau gue ada suatu hubungan sama si poni sekarang, apalagi berkat dialognya yg ambigu tadi. Kayanya, nanti malam gue akan diberondong pertanyaan yg aneh-aneh deh, sama enyak gue tentang si Triana.
"Enyak kamu lucu ya don." Ucap Triana.
"Ya begitulah." Jawab gue sekenanya.
"Terus, maksudnya apa tadi, kok lu tiba-tiba nyalahin gue." Kata gue kembali membawa topik yg sempat terpotong berkat kelakuan enyak gue.
"HP kamu mana?" Tanya Triana.
"HP?. Ada di kamar. Kenapa memangnya?" Tanya gue balik.
"Coba ambil sana." Perintah Triana sambil kembali mengerucutkan bibirnya.
Heeh, apa sih maksudnya?
Padahal kan gue nanya penyebab dia bisa ada disini. Kenapa malah nyambung ke HP sekarang.
Meski masih diselimuti kebingungan, gue tetap menuruti perintahnya untuk mengambil HP gue yg ada di kamar dan kembali menghampirinya lagi di ruang tamu.
"Nih." Ujar gue sambil menyodorkan HP yg baru saja gue ambil dari kamar kepadanya.
Meski awalnya dia tampak ragu, akhirnya dia mengambilnya juga. Kemudian dia menekan-nekan layar HP gue, entah apa yg dilakukannya.
"Teman chat kamu sedikit ya, cuma ada kita-kita aja." Ucap Triana tiba-tiba.
"Lu kesini cuma mau ngeledek doang?" Tanya gue sebal.
"Eh bukan kok, hehehe." Sahutnya spontan.
"Maksud aku tuh ini." Sambungnya sembari menyodorkan layar HP yg memuat chat dari dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : Next Step
ChickLitSetelah berhasil memiliki warna-warni baru di kisah SMA bersama kawan-kawannya yaitu Putra, Triana dan Yuki. Kini, Donni akan segera mulai menjalani kisah di tahun ke 2 nya. Bagaimana kehidupan sang otaku ini sekarang, setelah bertemu dengan orang...