Akhir tahun kedua perkuliahan (Arjuna dan Arin 20 tahun)...
Hari ini Arin memutuskan untuk mendekam di dalam kamarnya setelah seharian menghabiskan waktu untuk berkutat dengan banyak proposal himpunan yang harus ia ajukan agar program kerja dari divisinya bisa diadakan secepatnya.
Dunia perkuliahannya lebih menyulitkan dibandingkan masa SMA yang sepertinya jauh lebih santai dan bisa ia nikmati tiap detiknya dengan bermalas-malasan. Gadis itu melirik layar ponselnya yang menyala di atas meja belajar yang terdapat di kamarnya, nama Arjuna tertera di sana diikuti oleh rentetan pesan berisi pertanyaan yang seketika membuat Arin ingin terbahak kencang.
Arjunayeyeye💓
Kamu abis berantakin kamar aku?
Nyari apaan?
Oh, jurnal, ya? Soalnya gak ada di rak buku.Auristella Arin
Enggak, aku dari tadi sibuk bikin proposal.
Mana sempet ngurusin jurnal kamu, lagian isinya juga begitu-begitu aja.Arjunayeyeye💓
Idih, ngeles aja.
Orang Mama barusan bilang kalo kamu minta izin masuk ke kamar aku buat ngambil jurnalnya.Selepas membaca balasan pesan itu, Arin langsung terbahak dan melirik sekilas pada buku yang memang ia curi dari pemilik aslinya. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin melihat-lihat ulang isi jurnal yang Arjuna buat khusus untuk menceritakan dirinya. Dan jurnal itu juga menjadi salah satu alasan Arin dan Arjuna bisa bersama sekarang, setelah mengalami banyak sekali drama yang menghalangi hubungan keduanya.
Pada covernya, terdapat tulisan besar di bagian tengah 'HER'. Ketika berhasil membuka jurnal di halaman pertama, foto-foto Arin semasa kecil sekaligus foto kebersamaan mereka dalam berbagai kesempatan pun tersusun acak-acakan dengan disuguhi tulisan penuh kegengsian Arjuna yang melengkapi di tiap-tiap foto.
Halaman kedua masih sama, bedanya foto yang terdapat di sana adalah hasil potret Arjuna yang ternyata selama ini selalu memfoto Arin secara diam-diam di tiap kesempatan. Foto Arin sedang makan, sedang belajar naik sepeda, fotonya sehabis menangis, fotonya ketika tengah merajuk dan masih banyak lagi.
Pada lembar berikutnya—bagian kesukaan Arin—terdapat foto kebersamaan mereka yang selama ini Arin kira kalau Arjuna tidak pernah sudi menyimpan fotonya, nyatanya foto tersebut sudah lebih dahulu dicetak oleh Arjuna untuk ia tempelkan di buku jurnal buatannya. Selama ini sulit sekali untuk membujuk Arjuna supaya mau mengabadikan momen bersamanya, ia selalu menolak atau sekalinya menerima pasti akan menampilkan wajah tanpa ekspresi dan raut terpaksa yang membuat Arin kadang kesal setengah mati—fotonya tidak pernah benar.
Gue-nya jelek, tapi gapapa soalnya Arin cantik bgt.
Waktu study tour(?)
Arin cantik bgt. Pusing.
Officially. Tunangan gue!
Dan masih banyak lagi foto beserta sambatan Arjuna di lembaran tersebut. Selain foto-foto, juga terdapat cerita—semacam surat-surat kecil—yang Arjuna khususkan untuk menuangkan sudut pandangnya yang sebenarnya akan kejadian-kejadian bermaknanya bersama Arin.
Mulai dari bagaimana asal mula ia yang membenci Arin hingga sekarang jadi budak cinta tolol, lalu menceritakan sebahagia apa perasaannya ketika mereka akhirnya resmi bertunangan, juga tak lupa banyak sekali penyesalan dan kesedihan yang turut ia tuangkan dalam bentuk tulisannya sebab selama ini ia terjebak dalam pikiran buruk yang ia buat-buat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
One in Ten Thousand || Na Jaemin
Teen Fiction"Gue suka sama Azeline, bukan sama lo." "Seriously, Arjuna? Gue tunangan lo!" "Stop bilang kalo gue tunangan lo! Gue udah muak sama fakta itu, gue capek harus ngimbangin sikap sok princess lo yang makin ke sini makin bikin gue jijik tau gak? Lo kalo...