17. Tugas Sonya

182 14 0
                                    

Sonya siap dengan pakaian serba Hitam dia memasuki markas dengan langkah kaki yang tegak, lencana berlogo SIN menempel di dada kanannya, rambut terikat rapi, dan sepatu tinggi.

"Aku siap!"

Jack, Kaesang, Haris, dan Candra langsung melihat kearah dirinya, bahkan disana pun ada Edward juga tapi Sonya tak sedikitpun melihat kearahnya, dia berdiri tegak menatap kearah Jack bukan pada Edward selaku Komandannya.

"Kau sudah siap pergi?" tanya Jack.

"Sangat siap!"

"Kau yakin ak---"

"Jangan mengkhawatirkan aku, aku pandai menjaga diri sendiri. Lagipula aku menyukai misi ku ini"

Jack pun terdiam, dia mengambil sebuah kotak dari atas meja lalu memberikannya pada Sonya. "Pakai ini sebagai identitas mu"

"Terimakasih"

"Baiklah. Kau boleh pergi" kata Jack sambil menatap wajah Sonya.

Sonya mundur beberapa langkah, dia pun menatap semua yang disana--- terpaksa melihat pada Edward. Sonya pun memberikan hormat. Setelah merasa cukup, Sonya membalikkan badannya menatap kearah semua temannya dan juga memberikan hormat. Sonya memberikan senyuman sebelum pada akhirnya dia pun pergi di antar oleh Kaesang untuk menjalankan misinya, Edward yang melihat kepergian Sonya langsung menghela napas berat sambil mengusap wajahnya.

"Mungkin ini yang terbaik antara aku dan Sonya...."




Untuk waktu beberapa hari ini Sonya harus bertugas di pulau terpencil, dia harus menutupi identitasnya dan ikut berbaur dengan masyarakat disana.

"Orang-orang disini bertingkah aneh," gumam Sonya, dirinya tengah berjalan sendiri dengan memakai dress panjang dan sebuah kain yang menutupi mulut dan hidungnya.

Mata Sonya terus mengawasi orang-orang disana, saat ini dirinya tengah berada di pasar dan kebetulan juga disana sedang cukup ramai. Orang-orang berdagang di kunjungi oleh para pembeli, Sonya terus berjalan dengan pandangan mata yang tak pernah lengah. Sebelum pada akhirnya dia berhenti di pedagang buah-buahan, Sonya memilih buah-buahan disana dan tepat saat itu seorang laki-laki datang lalu membeli buah-buahan juga, mata Sonya terfokus pada gelang yang di pakai oleh laki-laki tersebut tapi dia tak terlalu memikirkannya, setelah selesai dia pun membayar buah-buahannya lalu pergi dari sana.

"Ah rasanya ini begitu membosankan"

"Hay, Nona? Apakah kau baru disini?"

Sonya melihat kearah orang yang menyapa dirinya, dia pun tersenyum tipis. "Ya, aku ikut dengan Ayah ku"

"Kau darimna?" tanya wanita itu sambil tak henti menatap kearah Sonya yang wajahnya begitu sulit terlihat.

"Australia, tapi aku asli dari Indonesia"

"Ayah mu pasti seorang pengusaha--"

"Ah tidak, Ayah ku dokter" jawab Sonya saat pandangan matanya melihat tangan wanita tersebut yang terdapat sebuah gelang yang bentuknya sama dengan laki-laki yang tadi bertemu dengannya saat membeli buah-buahan. "Gelang mereka sama... Ku rasa mereka adalah anak buah Faris"

"Oh begitu, ya sudah aku pergi dulu. Semoga kita bisa bertemu kembali"

"Iya, hati-hati"










••••••








"Hari yang cukup melelahkan," Sonya melepaskan kain yang seharian ini menutup wajahnya, dia pun duduk di atas kursi kayu merasakan lelah dan pegal di kakinya karena harus berjalan seharian. "Misi apa ini? Mengecilkan kaki?"

SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang