29. Melupakan Janji

116 13 2
                                    

"Terimakasih," Sonya dan Karin langsung masuk ke dalam ruangan tunggu, seorang penjaga menyuruhnya untuk duduk dahulu. Saat ini dirinya sedang berada di kantor Polisi untuk menjenguk Celine.

Selang beberapa menit kemudian penjaga tadi kembali dengan seorang wanita yang begitu mereka berdua rindukan, dia berjalan di belakang tapi tatapan matanya sudah berbinar-binar melihat Sonya dan Karin yang tengah menunggu dirinya.

"Cel---"

"Sonya, Karin!" Celine langsung memeluk erat tubuh Sonya dan Karin, tanpa terasa air matanya pun menetes, Sonya dan Karin pun membalas pelukan itu karena memang mereka berdua sangat merindukan sahabatnya itu.

"Bagaimana kabar mu?" tanya Karin sambil melepaskan pelukannya.

"Alhamdulillah, kalian bagaimana?"

"Kita baik-baik saja"

Lalu ketiganya pun duduk di kursi yang tadi. Karin pun mengambil sebuah bungkusan yang tadi mereka bawa lalu memberikannya pada Celine. "Untuk mu"

"Apa ini?" tanya Celine sambil menerima bungkusan itu.

Karin tersenyum dan melihat kearah Sonya. Sonya menumpu dagu sambil tersenyum dan menatap kearah Celine. "Brownies, rasa cokelat dan vanilla. Kesukaan mu"

"K--kalian?"

"Kami belajar membuatnya. Jadi maklum jika kurang enak," kata Karin sambil tertawa. "Oh tidak. Sonya ikut membantu, jadi tak mungkin rasanya tak enak"

"Ah terimakasih banyak"

"Sama-sama. Makanlah"

Celine terangguk, dia langsung membuka bungkusan itu dan menyuapkan brownies tersebut yang rasanya begitu enak. "Enak sekali!!"

Sonya dan Karin tersenyum puas. "Sudah ku bilang, Karin. Aku berhasil walaupun aku tak terlalu menyukai makanan manis, aku bisa membuatkan untuk Edward"

"Oh ya, bagaimana hubungan kalian?"

"Aku---"

"Kau tahu? Tuan Edward membelikan Sonya seharga 9 M!"

"Uhuk... Uhuk... Benarkah?" Celine membulatkan matanya seketika saat mendengar perkataan Karin yang memotong kalimat Sonya, Sonya menatapnya sinis.

"Sungguh. Tapi begitulah," Karin sedikit mendekat kearah Celine dan membisikkan sesuatu. "Sonya kurang sentuhan"

"Hey, aku mendengarnya!"

"Aduh, aduh. Maafkan aku, Sonya" Karin meringis saat telinganya di jewer oleh Sonya hingga memerah. Celine tertawa melihatnya.

"Lagipula aku masih dalam masa pemulihan"

"Kalian sudah 3 bulan lebih satu rumah dan satu ranjang tapi tidak melakukan apapun?"

"Ya, apakah tidak ada rasa ingin?"

Sonya menghela napas panjang dan memijat keningnya, dia tak habis pikir dengan kedua sahabatnya ini yang begitu penasaran dengan hubungannya bersama Edward, Sonya pun kembali menatap kearah Celine dan Karin yang juga masih menatap kearah dirinya. "Edward jarang ada di rumah, aku sering tidur lebih dulu, dia sibuk, kita tak pernah melakukan apa-apa, aku tak pernah ada rasa ingin melakukannya, aku pun sebenarnya tak pernah menolaknya. Apakah jawaban ku sudah cukup?"

SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang