38. Kesulitan Tim SIN

102 4 0
                                    

"Menyelam? Sonya tidak terlalu bisa berenang!" Edward kaget saat mendengar perkataan Jack mengenai usulan Sonya tentang menyelam ke dalam Laut demi bisa mengetahui pelaku dari kejahatan tersebut.

"Maaf, Tuan. Aku hanya menyampaikan pesan saja"

"Aku akui itu cukup masuk akal, tapi bukankah kita semua tahu semua Lautan sudah di taburi racun mematikan"

"Kaesang mengatakan untuk menyingkirkan racun tersebut harus menggunakan hujan dan angin yang pastinya cukup dahsyat, ini juga usul dari Sonya. Memang benar tapi sepertinya sulit di karenakan tak mungkin bisa kita memanggil hujan dan angin yang besar," kata Jack sambil menghela napas panjang setelah selesai menyampaikan beberapa informasi yang tadi dia terima. "Cukup sulit tapi---"

"Tenang saja. Aku tahu caranya!" potong Edward sambil bangkit dari duduknya.

"Benarkah?"

"Ya. Sekarang kau hubungi Sonya, tumben dia maupun Kaesang belum memberi informasi lagi"

Jack terangguk dan segera menuju kearah komputernya, namun saat dia hendak menghubungi pihaknya terdapat tulisan eror di layar komputer nya di sertai dengan berhentinya seluruh sambungan dan semuanya bergerak sendiri. Jack kaget dan langsung mengotak-ngatik keyboard tapi semakin lama Komputer nya semakin tak dapat dia kontrol.

"Ada apa?"

"Gawat, Tuan. Ada yang meretas situs kita"

"APA?" Edward kaget dan langsung duduk di sebelah Jack dan mencoba menekan tombol-tombol yang sayangnya tak ada guna.

"Sepertinya ini yang menyebabkan terputusnya komunikasi kita. Ah bagaimana dengan file penting kita?"

"Tenang saja," Edward kembali bangkit dari duduknya. "Aku sudah menyalinnya dan semua itu pasti aman"

Jack hanya terangguk, Edward pun keluar dari dalam ruangan itu dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Sonya.

••••••

Kaesang dan Haris menganga lebar saat seluruh Komputer dan laptop disana tak bisa mengakses apapun. Kaesang susah mengerti ada pihak lain yang meretas situs mereka, dia pun segera pergi menuju ke kamarnya dan mengambil ponselnya. Hanya itulah benda yang bisa dia gunakan saat ini.

"Haris, kemarikan ponsel mu"

Haris memberikan benda pipih tersebut pada Kaesang, Kaesang langsung menerimanya dan melakukan beberapa hal yang hanya dia tahu, Haris hanya menatapnya saja.

"Usahakan untuk tetap menjaga ponsel mu dalam keadaan menyala dan bersuara," kata Kaesang sambil memberikan kembali ponsel milik Haris.

"Untuk apa?"

"Hanya ini alat komunikasi kita dan hanya ini benda penting untuk kita"

"Baiklah. Aku harus mengisi daya agar tetap hidup"

Kaesang terangguk, dia bangkit dari duduknya dan keluar dari tempatnya menatap kearah luar yang menyuguhkan pemandangan dan udara yang begitu segar, waktu sudah hampir larut tapi Sonya belum kembali. Kaesang jadi cemas dan khawatir, dia takut terjadi sesuatu pada Sonya karena tadi sudah berjanji akan segera kembali sebelum malam. Kaesang pun mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Sonya tapi tak dapat, dia berdecak kesal dan kembali masuk, tak lama kemudian dirinya keluar dan segera pergi mungkin untuk mencari Sonya.

Sedangkan di lain tempat, Sonya sedang duduk diatas pohon sambil menatap kearah Lautan lepas. Tangannya memegang ponsel yang sedang terhubung dengan Edward.

SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang