ARJUNA ARTAWIJAYA

22.8K 1.9K 177
                                    

Jangan lupa follow Secrettaa.
Ig : @aleeeeeeeee_0019

🌻HAPPY READING🌻

_
_
_

Seluruh penjuru kota mungkin sudah tidak asing lagi dengan Arjuna High School atau lebih singkatnya AHS. Sekolah menengah atas yang memiliki akreditas A+. Tentu tidak diragukan bagaimana bagusnya sekolah tersebut. Mulai dari sistem belajar, fasilitas sekolah yang sangat memadai dan berbagai jenis ekstrakurikuler yang juga bisa mengasah kemampuan siswa-siswinya.

Belum lagi berbagai piala yang terpajang di dalam lemari depan koridor menjadi bukti bahwa seluruh siswa-siswi AHS adalah para siswa dan siswi pilihan. Siapa saja yang berjalan di sana, pasti betah menatap piala-piala kemenangan itu. Tidak terkecuali bagi sosok berwajah tegas dengan rahang yang kokoh serta mata tajam dan bibir nyaris tanpa garis senyuman.

Langkahnya tampak angkuh, membuat orang di sekitarnya berhasil menjauh. Tatapannya hanya terfokus pada jalan, padahal di sekelilingnya banyak siswi yang tengah memperhatikan. Bisikan tentang dirinya pun tidak ia hiraukan. Begitupula dengan beberapa siswi yang lancang menghentikan jalannya, hanya untuk sekedar memberikan hadiah atau bekal.

"Makasih, makasih semuanya." Seorang laki-laki yang tadinya berjalan di samping kiri sang penarik perhatian bergegas mengambil semua bingkisan tanpa tahu malu.

Bahkan, ia nyaris terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya saat menerima berbagai macam bingkisan serta bekal itu.

"Dimakan ya Kak Arjuna bekalnya," tutur salah satu siswi cantik berambut sebahu dengan senyum manisnya.

"Hush! Sana lo pada, dasar ciwi-ciwi kurang belaian!" Kali ini laki-laki yang di sebelah kanan ikut menimpali seraya mengusir para siswi yang akhirnya tidak lagi menghalangi jalan mereka. Meski awalnya tidak rela, karena belum puas menatap wajah tampan milik Arjuna Artawijaya.

Anak dari pemilik Arjuna High School dan cucu pertama Tuan Argala Wijaya. Seorang pengusaha sukses yang sudah mendunia.

"Jun, kayak biasa nggak, nih?" tanya sang pembawa hadiah tadi pada sahabatnya yang langsung menganggukkan kepala.

"Yes, makasih Arjunakuuu!" ucapnya kesenangan padahal ini bukanlah yang pertama kali ia mendapatkan rezeki nomplok seperti sekarang.

"Bagi dualah, Nik. Masa lo semua sih, maruk amat."

"Dih, tadi aja sok-sok'an ngusir mereka, mana pake ngatain ciwi-ciwi kurang belaian lagi. Sekarang malah minta bagian, nggak tau malu banget sih lo, Van."

"Kok lo yang sewot sih, Arjuna aja pasti nggak bakal marah kalo gue mintain hadiahnya!"

Sepanjang jalan menuju kelas, Arjuna hanya diam saja saat kedua sahabatnya terus saling adu mulut bahkan sampai mereka tiba di kelas yang dituju keduanya masih saja bertengkar.

Arjuna menghela napas, menatap kedua sahabat kecilnya yang tidak berubah sama sekali.

"Ada air mineralnya nggak?" tanyanya berhasil menghentikan adu mulut Niko dan Belvan.

"Ada, nih. Dua malahan," ujar Niko seraya meletakan dua botol air mineral di depan meja Arjun.

"Jangan berisik."

Niko dan Belvan kompak mengalihkan tatapan pada Arjuna yang kini tampak mengeluarkan bekal buatan sang bunda dari dalam tas hitamnya dan menikmati makanan itu dalam diam.

What should we do? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang