35 | PEOPLE'S HAVE PAIN

1.7K 160 40
                                    

FOLLOW WP @Secrettaa
TIKTOK @authorta
Ramaikan tagar #secrettaa #wpwhatshouldwedo #arikaangelina #arjunaartawijaya #arionharsadarma

🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻

"Ayo, nggak usah gugup gitu. Anggap aja rumah sendiri."

"Kak Juna tuh nggak ngelti, ini peltama kalinya Alika main ke lumah temen, apalagi cowok. Alika gugup, jantung Alika lasanya jedag-jedug nggak kaluan," oceh Arika sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

Tidak pernah menyangka dalam hidupnya bahwa ia akan berada di situasi seperti ini untuk pertama kalinya dan itu rasanya benar-benar luar biasa gugupnya. Sudah seperti ingin bertemu presiden saja, tapi jika boleh jujur Arika benaran mati rasa sekarang. Bahkan, wajahnya pucat dengan tangan gemetar yang terus saling menggenggam.

Arjuna merangkul bahu gadis itu, menggusapnya beberapa saat berharap bisa menenangkan Arika yang sedari sepuluh menit tadi menolak untuk masuk ke rumahnya dengan alasan takut dan gugup. Padahal biasanya pacarnya ini tidak tahu malu, tapi sekarang hanya diajak bertemu bundanya yang juga sudah pernah ditemui malah tidak berani.

"Masih gugup?"

Arika mengangguk cepat. "Takut ih Kak Juna. Antel Alika balik aja ya!"

"Enggak bisa. Kalau lo nggak mau jalan, gue gendong nih," ancam Arjuna lagi-lagi membuat Arika kesal dan tanpa aba-aba langsung melangkah menuju pintu masuk, meninggalkan Arjuna yang terkekeh. Merasa aneh sekaligus lucu dengan tingkah sang pujaan hati.

Arika tampak berdiri di depan pintu besar yang tertutup itu. Pandangannya beralih pada Arjuna yang lagi-lagi memasang ekspresi menyebalkan.

"Kenapa nggak langsung masuk?"

"Pake nanya lagi, ini lumah siapa coba. Bukain lah pintu nya Kak Juna!" Entah sejak kapan, rasa gugupnya justru berubah kesal. Arika bahkan juga melototkan matanya karena diejek oleh Arjuna.

"Iya-iya, jangan melotot gitu. Bukannya serem malah makin gemes gue sama lo," ujar Arjuna mengacak gemas rambut kekasihnya itu.

Tepat ketika keduanya memasuki rumah, suasana hening menyambut mereka.

"Kok sepi Kak?" Arika menggedarkan pandangannya mencari-cari sosok bunda Arjuna yang katanya ingin sekali bertemu dengan dirinya.

"Eh, ada tamu. Arika apa kabar? Udah sehat? Kalian udah pada makan siang belum?" Sebuah suara dari arah tangga mengalihkan perhatian Arika.

Senyuman yang tak pernah luntur dari wajah wanita berumur itu membuat Arika ikut tersenyum juga. "Baik, Tante," jawab Arika sambil menyalami tangan Arinda.

"Duh, makin cantik aja Arika. Yuk, kita makan sekarang. Mumpung udah lengkap orangnya."

"Giliran Arika datang, anaknya sendiri nggak dipeduliin lagi. Abang ke kamar dulu ya, Bun. Jangan diapa-apain pacarnya Juna!"

Ingin sekali rasanya Arika menahan Arjuna untuk tetap di sampingnya, tapi ia tidak sempat karena tahu-tahu laki-laki itu sudah menjauh dari dirinya.

Arinda yang seolah tahu apa yang Arika rasakan hanya mampu tersenyum dan menggenggam tangan itu. "Jangan takut dan gugup ya. Anggap aja di rumah sendiri."

Duh, lagi-lagi dikasih tau gini. Gimana mau anggap rumah sendiri. Kalau ini pertama kalinya Arika ke sini. Batin Arika.

"Hai! Aku Asyilla, kembarannya Arjuna. Ayo sini, jangan malu," sapa Asyilla ketika melihat sang bunda berjalan bersama seorang gadis di sampingnya.

"Hai, namaku Alika," jawabnya dengan malu dan duduk di samping gadis bernama Asyilla itu. Bukan hanya ada Asyilla di sana, melainkan juga ada sosok laki-laki paruh baya yang merupakan kepala keluarga, Gino Artawijaya.

What should we do? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang