FOLLOW Secrettaa
INSTAGRAM @aleeeeeeeee_0019
TIKTOK @authorta
Pakai tagar: #secrettaa#wpwhatshouldwedo#arikaangelina#arjunaartawijaya#arionharsadarma🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻
"Bawa ke kamar aja langsung Den," ujar Bi Siti ketika baru saja membuka pintu utama dan disambut dengan kedatangan pria berjas yang sesuai dengan apa yang nyonya nya katakan di telepon tadi.
"Enggak pa-pa, Bi?" tanya Arjuna ragu. Walaupun ia merasa memang harus langsung membawa Arika ke kamarnya, tetap saja Arjuna merasa kurang sopan dan tidak enak.
Bi Siti mengangguk menyakinkan, "Tadi nyonya udah ngasih tahu kalau Den ngantar Non Arika pulang dan kata Nyonya kalau Non Arika nya tidur, disuruh langsung bawa ke kamar aja. Enggak pa-pa kok Den, kan Bibi ngawasin juga."
Seolah tahu dengan pikiran Arjuna, Bi Siti pun menjelaskan apa yang majikannya sampaikan tadi.
"Yaudah Bi, kamarnya Arika dimana?"
"Di lantai dua. Den kuat 'kan?"
Arjuna mengangguk sambil tersenyum pada Bi Siti. "Kuat dong, Bi."
Bi Siti pun menuntun Arjuna menuju kamar Arika yang berada di lantai dua. Laki-laki itu sama sekali tidak terlihat kesusahan ketika menggendong Arika yang tampak nyenyak dalam tidurnya.
Setelah melewati tangga dan sampai di kamar bernuansa kuning milik Arika, Arjuna segera merebahkan tubuh kekasihnya dengan penuh hati-hati, takut Arika terbangun dan tak lupa ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh itu.
"Tidur yang nyenyak ya, cantiknya Juna," bisik Arjuna sambil merapikan rambut Arika yang menutupi wajah cantiknya. Sebelum menegakkan tubuhnya dan keluar dari kamar itu, Arjuna kembali menatap wajah damai sang kekasih. Hatinya merasa hangat melihat Arika sudah terlelap.
Bi Siti yang sedari tadi mengawasi dari depan pintu hanya tersenyum tipis melihat apa yang Arjuna lakukan pada Nona mudanya.
"Makasih banyak ya, Den."
Arjuna yang baru menutup pintu kamar itu langsung mengangguk, "Iya, Bi. Sama-sama."
"Mari saya antar," ujar Bi Siti kembali melangkah mengikuti Arjuna yang sepertinya hendak langsung pulang.
Namun, langkah laki-laki itu terhenti sebentar. Ia seolah baru ingat sesuatu dan Bi Siti yang sadar akan itu pun hanya diam menunggu Arjuna menyampaikan apa yang ingin dia katakan.
"Bi, saya boleh tanya enggak?" Arjuna tampak ragu, tapi ia juga harus memastikan hal yang satu ini.
"Tanya apa, Den. Sok atuh, tanya aja."
"Itu disamping kamar Arika, kamar Arion ya Bi?"
Bi Siti hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Arjuna. "Iya, kamarnya Den Arion. Tapi sekarang udah kosong, enggak ada penghuninya lagi."
Arjuna mengernyitkan dahinya, bingung dengan pernyataan yang Bi Siti katakan. "Kenapa kosong, Bi?"
"Habis kejadian yang kemarin Aden pingsan itu, Den Arion dihukum sama Tuan dan Den Artan. Terus disuruh tinggal di apartemen sebagai hukumannya," jelas Bi Siti. "Aden jangan khawatir lagi, Non Arika udah aman sekarang."
Jadi ini jawaban atas perkataan Arika yang tidak sengaja ia dengar beberapa saat tadi. Mengenai ucapan Arion yang mengatakan akan ke rumah besok pagi, membawakan pisang dan susu kesukaan kekasihnya.
"Makasih ya Bi informasinya, saya juga titip Arika ya Bi. Jagain pacar saya, hehe. Kalau ada apa-apa, telepon saya ya, Bi."
"Iya, siap Den. Makasih juga sudah mau mengantar Non Arika ke rumah dengan selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
What should we do?
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plester dengan motif dino, tapi Arjuna justru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bukan pada plester nya...