Follow wp : Secrettaa
Ig : aleeeeeeeee_0019Jangan lupa vote+komen yaaa
🌻HAPPY READING🌻
Arjuna memarkirkan motor hitam kesayangannya di garasi besar yang terdapat beberapa buah mobil dan motor.
Sedangkan Belvan yang mengikuti sedari tadi hanya memarkirkan motornya di halaman rumah yang memang luas itu. Berjalan menghampiri Arjuna, sebelum sahabatnya melangkah masuk.
"Jun, lo kenal cewek tadi?"
Arjuna menggeleng. "Enggak. Lo cari tau, dua jam lagi gue tunggu infonya."
Arjuna langsung melangkah menuju pintu besar dengan senyum tipis yang masih setia menghiasi wajahnya serta sebelah tangan menggenggam sebuah plester. Tidak memedulikan Belvan yang masih terdiam, mencerna apa yang baru saja sahabatnya itu perintahkan.
"Gini amat hidup gue," gumam Belvan setelah mengerti dengan apa yang Arjuna tugaskan untuknya dan kembali menaiki motor kesayangannya.
Sedangkan Arjuna sudah memasuki rumah, masih dengan senyum tipis yang tidak pernah hilang.
"Assalamualaikum, Arjuna pulang."
"Waalaikumsalam, anak kesayangan Bunda udah pulang ternyata. Ganti baju dulu sana, habis itu baru ma---"
Tanpa diduga, sosok yang ia teriaki justru sudah berada di belakang tubuhnya dan tengah memeluk sayang dirinya.
"Bunda cerewet," bisik Arjuna dan dengan jahil menyomot sedikit makanan yang sang bunda buat.
"Kebiasaan, tangan kamu belum dicuci."
"Assalamualaikum, Ay--heh lepasin tangan kamu dari tubuh istri saya?!" teriak sosok yang tidak lain adalah kepala keluarga di sana. Wajahnya tampak memerah menahan marah karena melihat tingkah putranya.
"Jauh-jauh kamu!"
"Ayah apaan sih, ini 'kan Bunda Arjuna," ujar Arjuna tanpa rasa bersalah semakin mengeratkan pelukannya dan dengan iseng mencium pipi sang bunda.
Cup!
"Arjuna! Awas kamu, ya. Ayah potong uang jajan kamu baru tau ra--"
"Mas, kamu kenapa sih. Sama anak sendiri cemburu," potong perempuan bernama lengkap Arinda Desma Artawijaya itu. Menatap jengkel suaminya-Gino Artawijaya yang sekarang beralih memeluk tubuhnya seperti apa yang Arjuna lakukan beberapa saat tadi.
"Lepas dulu Mas, aku masih masak."
"Nggak mau ... masa Arjuna aja boleh meluk kamu, terus aku enggak?" ujarnya terdengar kesal.
Keduanya tampak tidak malu sama sekali memperlihatkan kemesraan, beberapa asisten rumah tangga yang juga berada di dapur hanya dapat tersenyum melihat itu semua. Mereka sudah terbiasa dengan keromantisan majikannya, jadi ini bukan hal aneh lagi.
"Pembantu banyak, kenapa harus kamu yang masak?"
Arinda menuangkan ayam kecap buatannya pada sebuah piring dengan posisi sang suami masih memeluk erat tubuhnya. "Bosan kalo diam aja, Mas."
"Besok-besok nggak usah masak lagi ya, biar mereka aja. Nanti tangan kamu lecet, Sayang."
"Kamu berlebihan banget sih, Mas."
Gino melepaskan pelukannya, "Kan aku nikahin kamu bukan buat jadi tukang masak gini."
"Jangan mulai deh, Mas. Lagian ini cuma masak doang, akunya juga suka masak."
KAMU SEDANG MEMBACA
What should we do?
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plester dengan motif dino, tapi Arjuna justru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bukan pada plester nya...