37 | SUNSET

1.6K 153 40
                                    

FOLLOW WP @Secrettaa
TIKTOK @authorta
Ramaikan tagar #secrettaa #wpwhatshouldwedo #arikaangelina #arjunaartawijaya #arionharsadarma

🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻

Hari-hari berlalu tanpa terasa, hubungan keluarga Darma dan Artawijaya juga semakin erat. Bukan hanya karena dua remaja yang saling jatuh cinta, tapi juga karena persahabatan kedua kepala keluarga itu yang kembali membaik setelah cukup lama.

Seperti janji Kakek Darma sebulan yang lalu bahwa mereka akan mengadakan liburan di pantai bersama, hari ini akhirnya terwujud juga. Kedua keluarga serta sahabat-sahabat Arika dan Arjuna juga diajak. Semuanya terlihat senang ketika bisa menginjakkan kaki di pantai yang tidak terlalu ramai itu.

"Kak Juna, ayo main ail!" teriak si gadis cadel yang saat ini sudah berlari di sekitaran pantai. Pakaiannya yang memang kebesaran dan panjang, serta hijab hitam melekat di kepalanya adalah penampilan Arika satu bulan terakhir ini, selain karena rambutnya yang tak lagi sepanjang dan selebat dulu, tidak ada alasan lain sebab Arika sendiri yang ingin merubah penampilannya dan memutuskan berhijab. Wajahnya yang cantik menampilkan senyum manis, tak mengindahkan tatapan orang-orang yang melihatnya.

Arjuna yang masih berdiri melihat kekasihnya hanya bisa terdiam sembari mati-matian menahan sesak di dadanya. Ia ingin terus mengingat wajah tersenyum itu dan mungkin semua orang di sana juga sama seperti Arjuna. Sebab tidak ada lagi rahasia tentang gadis itu, semua orang tahu bagaimana kesehatan Arika yang sebenarnya dan penyakitnya yang tidak sepenuhnya sembuh. Berbeda dengan Asyilla yang sebulan lalu sudah mendapatkan donor jantung dan perlahan pulih.

"Jangan terlalu banyak mikir, Jun. Nikmatin aja waktu yang masih ada sekarang," bisik Nata sembari merangkul Arjuna dan membawanya mendekat pada Arika yang sekarang tengah bermain air bersama Arion, Artan, Angkasa dan teman-temannya.

Mereka semua sudah setengah basah dan saling tertawa, sedang para orang tua lebih memilih duduk mengistirahatkan tubuh setelah perjalanan yang lumayan lama. Meski begitu tatapan mereka tidak pernah terlepas dari para anak-anak yang sepertinya tidak ada rasa lelah itu.

"Kamu nggak ikut main Van?" celetuk Arinda ketika melihat sahabat putranya yang terlihat anteng duduk di samping Asyilla.

Belvan hanya menggeleng seraya tersenyum sopan, "Enggak Tan, Belvan pengen duduk aja nemenin Asyilla."

"Loh, kok nemenin Asyilla? Main aja sana, enggak pa-pa. Lagian di sini ramai kok yang jaga Asyilla."

"Itu namanya kode Dek, dia pengen deketin kamu tuh. Tapi ya, enggak bakalan ayah kasih izin juga," sahut Gino dengan tatapan tajam diberikan pada Belvan.

Asyilla dan Arinda hanya tertawa melihat tingkah keduanya, begitu pula dengan Beni yang hanya bisa memberikan senyuman pada putranya.

"Siapa juga yang deketin Asyilla, Om Gino jangan ngada-ngada ya!"

"Dih, saya udah berpengalaman ya. Jadi tahu mana yang lagi pdkt sama yang enggak."

Belvan menghela napas lelah. "Asyilla itu udah kayak adik Belvan sendiri loh Om, jangan mikir negatif mulu."

"Udah deh Mas, jangan ngejek Belvan mulu kasian anaknya," lerai Arinda ketika Gino hendak membalas perkataan Belvan. 

Tentu saja Belvan merasa senang sebab Arinda membelanya, lagipula ia juga memang tidak memiliki perasaan apapun pada adik sahabatnya ini. Asyilla sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri, sama seperti keluarga Artawijaya yang baik padanya dan sang ayah, mengganggap mereka berdua adalah bagian dari keluarga Artawijaya.

What should we do? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang