MAAF BARU UPDATE.
KALIAN BACA INI JAM BERAPA?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK YA😄
Follow wp Secrettaa
Instagram @aleeeeeeeee_0019Buat baca cerita What should we do? Versi AU Instagram.
🌻HAPPY READING🌻
Menikmati pemandangan pantai seraya makan ikan bakar ternyata adalah keputusan yang tepat. Setelah sebelumnya bersih-bersih dan menunaikan kewajiban karena memang sudah memasuki waktu shalat. Kini, kedua orang itu berakhir di sebuah warung makan sederhana.
Arika begitu menikmati setiap suapannya, ia tidak tahu bahwa ikan yang masih segar dan diolah menjadi ikan bakar ternyata seenak ini. Meski rasanya ia tidak tega menikmati ini semua, tapi apa boleh buat. Arika bahkan tidak bisa berhenti saking nikmatnya.
"Tadi aja bilangnya kasian sama ikannya, terus katanya nggak tega mau makan, mana sampai hampir nangis lagi."
"Hehe, telnyata enak banget ikan bakalnya Kak Juna."
Keduanya memang sempat melihat cara mengolah ikan bakar dan masakan lainnya di sini sebab Arika yang penasaran dan untungnya pemilik warung mengizinkan. Namun bukannya senang, Arika justru terus meringis dan bergumam tidak tega pada ikan-ikan tersebut. Bahkan, jika tidak Arjuna segera ajak menjauhi area dapur, bisa saja Arika menangis di sana.
"Kak Juna kenapa nggak makan?" Arika menatap laki-laki di depannya yang sekarang berstatus sebagai pacar dengan keadaan pipi yang semakin mengembung sebab ia belum menelan makanannya.
"Ini makan kok."
Arika masih menatap sang kekasih, membuat Arjuna malu bukan main. Begini-begini dia juga bisa merasa malu jika terus diperhatikan, apalagi yang memperhatikan adalah Arika, orang yang ia cinta.
Namun, Arjuna tidak mau merasa kalah, ia balik menatap gadis berpipi chubby di depannya dengan intens. Cukup lama mereka seperti itu dan tidak ada yang mau mengakhirinya. Akhirnya Arjuna mengalah juga, memberikan daging ikan yang sudah ia pisahkan dari tulang ke hadapan mulut Arika yang sedikit terbuka.
"Jangan liatin gue mulu. Nih, makan yang banyak. Ayo, buka mulutnya, aaa ...."
Kedua mata bulat itu mengerjap, tak lupa ia juga menuruti perintah untuk membuka mulut, menerima suapan dari Arjuna.
"Telnyata diliat sedekat ini Kak Juna tampan."
"Uhuk!"
"Loh, Kak Juna kenapa? Ini minum dulu." Secepat kilat Arika berpindah duduk di dekat Arjuna sambil memberikan segelas minuman.
Setelah batuknya reda, Arjuna menetralkan napasnya. Entah kapan ia akan terbiasa dengan setiap penuturan polos Arika yang selalu berhasil membuatnya bahagia.
"Lo tadi bilang apa?"
"Kak Juna kalau diliat sedekat ini tampan, tapi setelah Alika ingat-ingat, dali jauh Kak Juna juga tampan."
Arjuna berusaha menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi chubby itu. "Gue emang tampan, dan lo juga cantik. Makanya kita pacaran."
"Emang pacalan halus olang tampan sama cantik doang ya Kak?"
Sepertinya Arjuna salah bicara. "Bukan gitu maksudnya, Sayang."
"Hust! Apa sih sayang-sayang, nggak boleh tau," bisik Arika seraya mencubit Arjuna. "Alika 'kan jadi malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
What should we do?
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plester dengan motif dino, tapi Arjuna justru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bukan pada plester nya...