SELAMAT MALAM MINGGU SEMUANYA.
JANGAN LUPA SENYUM DAN BAHAGIA YAA.
SIAPIN CEMILANNYA BUAT BACA PART INI, KARENA YA POKOKNYA BACA AJA DEH
JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YA SEMUANYA
Follow wp : Secrettaa
Ig : @aleeeeeeeee_0019🌻HAPPY READING🌻
"Kak Juna seliusan nggak kenapa-kenapa? Mumpung lagi di lumah sakit, Kak Juna nggak mau peliksa sekalian?"
"Nggak perlu Arika. Arjuna tuh salting makanya mukanya merah gitu."
"Nata ih, olang Alika nanya Kak Juna juga. Emang kalau lagi salting muka bisa melah ya?" tanyanya kelewat polos berhasil membuat tiga laki-laki di ruangan itu menghela napas lelah.
"Nih, ya. Biar abang Nata yang ganteng tiada tara ini jelasin. Salting itu singkatan dari salah tingkah. Nah, Arjuna tadi salah tingkah karena Arika-"
"Emang Alika ngapain, sampai buat Kak Juna salah tingkah?"
"Bodo ah, sana lo berdua pulang. Bikin kepala gue pusing aja!"
Arika mengurucutkan bibirnya kesal. "Kok ngusil sih, Bang Angkasa aja bolehin Alika sama Kak Juna di sini. Ya, kan Bang?"
Nata memberi kode pada abangnya agar kedua orang itu segera keluar dari ruangan ini.
"Abang habis ini mau istirahat, Arjuna tadi juga bilang sama Abang katanya mau ngajak Arika jalan."
Arjuna yang sebelumnya sama sekali tidak ada mengatakan hal itu dibuat kaget. Ingin mengatakan tidak, tapi sepertinya perkataan Angkasa malah membuatnya benar-benar ingin menghabiskan sisa hari ini bersama perempuan lucu itu.
"Seliusan Kak Juna?"
Melihat bagaimana binar mata bahagia muncul di kedua mata Arika membuat Arjuna langsung mengangguk tanpa berpikir lagi.
"Ya udah, ayo kita jalan-jalan!" teriak Arika penuh semangat dan menarik Arjuna agar segera keluar dari sana, tapi sebelum itu ia juga berpamitan pada Nata dan Angkasa.
"Alika mau jalan-jalan dulu sama Kak Juna. Bang Angkasa cepat pulih ya, bial cepat pulang ke lumah! Daah, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab keduanya kompak dan tertawa begitu melihat Arika tampak terburu-buru menutup pintu sedangkan Arjuna hanya pasrah saja.
"Saking deg-deg'an nya sampai nggak bisa bicara si Arjuna."
"Belum lagi liat muka nya yang merah terus dari tadi, kocak banget dia salting sama Arika sedangkan Arika nya biasa-biasa aja," tambah Nata dengan tawa yang tak berhenti. Ia tidak bisa melupakan raut temannya itu.
"Ngetawain Arjuna aja bisanya, nanti kamu sendiri yang ngalamin baru tahu rasa."
Spontan Nata menghentikan tawanya, merasa tersindir dengan ucapan sang abang.
"Abang aja masih jomlo juga, sok-sok an ngatain dan nyindir adik sendiri," balas Nata tak kalah sinis, tapi tentu saja tidak dianggap serius oleh yang lebih tua.
"Mereka kayak anak kembar," celetuk Angkasa.
Nata yang baru saja membuka ponselnya langsung mengalihkan tatapan, "Jangan ngomong sembarangan deh, Bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
What should we do?
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plester dengan motif dino, tapi Arjuna justru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bukan pada plester nya...