FOLLOW WP @Secrettaa
TIKTOK @authorta
Ramaikan tagar #secrettaa #wpwhatshouldwedo #arikaangelina #arjunaartawijaya #arionharsadarma🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻
"Abang mau hubungin ayah, adek beneran mau tinggal sama Abang malam ini?"
Arika mengangguk antusias, setelah dari acara berbagi yang mendadak tadi. Arika tiba-tiba mengatakan bahwa ia ingin bermalam di apartemen Arion. Katanya sih ingin menghabiskan waktu bersama abangnya.
Tentu saja Arjuna menolak keras, tapi pada akhirnya Arika berhasil menyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Lagipula mereka tidak hanya tinggal berdua, sebab Nata dan Angkasa juga ikut bermalam di sana.
"Iya, Yah. Iya, Arion janji bakal jaga adek ...." Arion terus berbicara di telepon dengan tatapan tertuju pada sang adik yang sekarang tampak bergulat dengan Nata di kasur miliknya dan Angkasa yang terlihat berusaha melerai keduanya.
Teriakan bahkan suara jeritan mereka membuat Arion terkekeh dan mau tak mau menjelaskan apa yang terjadi pada ayahnya.
[Nanti ada orang ayah yang antar obat Arika ke sana, kayaknya sebentar lagi sampai. Jangan lupa suruh adiknya minum obat ya, Arion. Kalau nggak mau paksa aja.]
Arion terdiam sebentar, antara terkejut dan juga bingung dengan penuturan ayahnya. Tapi belum sempat ia bertanya, suara dari bel membuatnya segera membuka pintu dan menerima obat seperti yang ayahnya katakan barusan.
"Kok obatnya banyak banget Yah? Bukannya Arika udah sembuh ya?" tanyanya seraya menatap beberapa obat yang ia tidak tahu obat apa itu.
[....]
Arion melangkah menuju kamarnya lagi dan menatap sebentar telepon yang masih terhubung itu.
"Halo, Yah?"
[Aduh, ayah udah ngantuk banget nih. Jangan lupa sama apa yang ayah bilang. Ayah matiin ya, Assalamualaikum.]
"Waalaikumsalam." Arion mengernyitkan dahinya bingung, jelas-jelas tadi ia mendengar suara orang menangis. Ah, atau hanya pendengarannya saja?
"Huaa Bang Al!" teriak Arika sambil berlari kepelukan Arion yang baru saja masuk ke kamar itu.
Untung Arion sigap menangkap tubuh Arika dan memeluknya. Menepuk punggung bergetar karena menangis itu dengan perasaan yang ia sendiri tidak bisa ungkapkan, tapi yang pasti ini berbeda jauh dari perasaan sebelumnya yang sempat ia miliki untuk adiknya.
Bahkan, kenyataan yang memang sudah jelas tidak membuat Arion kembali ingin memiliki gadis cadel ini. Ia justru merasa dirinya harus melindungi Arika, menjaganya layaknya abang yang benar-benar peduli pada adiknya. Padahal saat semua orang belum tahu kebenaran tentang siapa Arika sebenarnya, ia dengan tegas ingin memiliki Arika, bahkan obsesinya begitu gila.
Namun, setelah kenyataan sebenarnya terungkap dan bagaimana reaksi Arika seolah membuat segala perasaan yang ia miliki hilang begitu saja. Arion hanya merasa ia harus melindungi Arika, menjaganya dari segala rasa sakit yang mungkin terdengar mustahil terlaksana, sebab ia sendiri yang membuat luka dan trauma itu ada.
"Dih cengeng, gue yang dicakar malah situ yang nangis," ujar Nata sambil meringis ketika Angkasa dengan santai menyentuh luka memanjang di dekat lehernya.
"Salah kamu sih, udah Abang bilangin ngalah sama Arika. Masih aja nggak mau."
"Seru tau Bang main sama tu bocil. Ya, walaupun nggak taunya malah main kekerasan gini."
Arion hanya menggelengkan kepalanya dan menatap Arika yang kebetulan juga menatap wajahnya.
Air mata yang masih mengalir dari bola mata bulat itu serta hidung yang tampak memerah justru membuat Arion gemas sendiri. Apalagi bibirnya yang mengerucut, membuat Arion kembali membenamkan wajah itu ke dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What should we do?
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plester dengan motif dino, tapi Arjuna justru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bukan pada plester nya...