6 | PECAL AYAM

15.1K 1.5K 270
                                    

JANGAN LUPA BAHAGIA HARI INI🐋

FOLLOW WP Secrettaa
INSTAGRAM @aleeeeeeeee_0019

PART INI 2K WORD LEBIH, SEMOGA KALIAN GA BOSAN YA🐯

VOTE+KOMEN SETIAP PARAGRAF KALO BISA, OK?


🌻HAPPY READING🌻

_
_
_

"Jangan bohong sama Abang, selimut kamu bau alkohol, Arion pasti masuk ke kamar kamu 'kan?"

"Iya, Bang Al masuk kamal Alika. Bang Al mau bobo sama Alika katanya," jawab Arika yang lagi-lagi berbohong.

Artan tampak menatap curiga pada gadis mungil di depannya ini yang sekarang juga ikut menatap balik dirinya.

"Benelan, Bang," tambah Arika seraya mengangguk yakin. Baru kali ini ia berbohong pada abangnya, lagipula mau bagaimana lagi? Arika tidak mau Arion marah jika tahu ia mengatakan kebenaran pada Artan.

"Arion nggak ngapa-ngapain kamu 'kan?" tanya Artan khawatir. Ia menangkup pipi chubby milik Arika, seolah tengah memastikan sesuatu. "Mata kamu bengkak."

"Iya, enggak Abang. Mata Alika bengkak kalena nangis tadi. Udah ah, yuk kita pelgi jalan-jalan!"

Meski masih ragu dengan jawaban adiknya, Artan tetap menganggukkan kepala dan menuruti keinginan Arika.

"Mau sarapan dulu, nggak?" tanya Artan ketika mereka sudah berada di lantai bawah.

"Enggak. Alika mau makan pisang," tunjuknya pada buah berwarna kuning yang berada di atas meja makan.

"Tunggu di sini, abang ambilin dulu."

Arika tersenyum senang ketika Artan benar-benar berjalan menuju meja makan itu, tetapi ia kembali teringat sesuatu.

"Bang, susu pisangnya juga ya!" teriaknya dibalas ancungan jempol dari Artan yang kini beralih ke arah kulkas.

Arika terus memperhatikan gerak-gerik Artan, ia sedikit merasa lega sekarang, karena abangnya itu tidak lagi membahas persoalan Arion.

Huh, nanti Alika tanya Bang Alion kali ya, ini Alika udah benelan jadi vampil apa ndak. Soalnya kok masih doyan pisang? Batinnya dengan tatapan tertuju pada Artan yang tengah berjalan menuju padanya.

Namun, sepertinya laki-laki itu tengah berbicara dengan Bi Siti yang tidak sengaja melintas di sana. Arika masih memperhatikan, sampai Artan benar-benar berada di sampingnya.

"Makan pisangnya nanti aja ya, pas di mobil."

Arika hanya mengangguk patuh dan mengikuti setiap langkah Artan.

"Abang tadi bicala apa sama Bi Siti?"

"Minta tolong gantiin selimut kamu."

"Oh gitu. Kenapa ndak sekalian minta gantiin semua yang ada di kamal aku, Bang? Gantiin cat kamal contohnya,"

"..."

Arika tertawa ketika melihat ekspresi kesal yang Artan tunjukkan padanya.

"Muka abang lucu."

"Kayaknya kamu baru sadar ya. Abang emang lucu dari dulu," ucap Artan dengan penuh percaya diri berhasil membuat Arika terkekeh geli mendengarnya.

Beberapa menit setelahnya, keduanya kembali terdiam dengan pemikiran masing-masing. Bahkan, saat keduanya sampai di depan rumah dan hendak menaiki mobil yang memang sudah dikeluarkan dari garasi oleh supir pribadi Artan.

What should we do? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang