O6 | Obat Penenang

1.5K 283 36
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Hhh...hhh...ada orang yang mau jualan crepes di depan toko." Minho berucap dengan nafas terengah. Tuh anak lagi sibuk ngenaik turunin tubuh demi melatih otot lengan. Push up tentu gak sesusah itu kalau aja gak ada tupai jejadian yang lagi nemplok di punggung sambil nyemil twister.

Iya, Minho rela didudukin pas push up demi ayang. Meski kerja hampir seharian, kesehatan dan kebugaran tentu harus tetap dijaga dong, biar nanti Jisung terpana ternganga terngiler pas ngeliat ABS miliknya.

Minho emang sering senyum senyum sendiri mikirin reaksi Jisung pas mereka ngewe nanti, pemuda tampan tersebut optimis perutnya bakal kebentuk sempurna dengan enam kotak menggiurkan. Lemak di sana udah berkurang 0,1% soalnya.

"Siapa emangnya kak?" Jisung masih asik bersila, ngemasukin satu persatu wafer ke dalam mulu sampai pipinya mengembung lucu.

"Gak tau- hhh...orang random sih. Tapi dia hhh- nyewa tempat kok."

Lumayan lah, Minho jadi bisa nutupin sedikit biaya sewa toko yang udah dia bayar dulu. Lagipula dengan begitu, mungkin nanti bakal ada lebih banyak orang yang belanja ke toko sekalian ngebeli crepes. Orang yang jualan juga ganteng, punya tinggi semampai serta bibir tebal yang begitu menggoda. Cewek cewek pasti pada demen.

"Hhhh...aduh capek." Minho langsung tepar di atas lantai begitu berhasil mencapai push up nya yang kesepuluh. Hebat sekali, patut diapresiasi.

Ngerasa sesek nafas karena si tupai masih betah ngedudukin punggungnya, Minho lantas melanjutkan penjelasan. Mereka lagi ada di rumahnya Minho yang di deket toko, jadi enak deh berduaan mumpung Jisung nginep di sini. Ya akui aja dulu, padahal tuh tempat punya tantenya.

"Palingan mulai besok dia bakal ngediriin stand."

"Ganteng sih meski gantengan kakak."

"Kalau gak salah, dia bilang namanya Hyunjin. Dia masih SMA, sama kayak kamu."

Sibuk berceloteh, lama lama Minho menyadari jika sejak tadi Jisung gak menyahuti. Tau kalau sang kekasih gak mungkin tidur dalam posisi tersebut, Minho sontak memutar pandangan ke belakang meski susahnya sampai ngebuat leher kecengklak.

"Ji?"

Dan bener aja, tuh tupai lagi nundukin kepala dalam dengan tubuh yang bergetar samar. Hanya ada satu jawaban pasti, anxiety yang Jisung idap tengah kambuh.

Emang gak jelas kapan dan kenapa, maka dari itu kehidupan Jisung menjadi sangat sangat disulitkan.

"Sayang, tenang ya, kamu bawa obat?"

Ngerti kalau dirinya gak boleh panik ketika menghadapi pengidap gangguan kecemasan, Minho mencoba ngulas senyum tipis guna menenangkan meski jatuhnya malah keliatan kayak orang nahan boker.

Ngegeleng pelan karena Jisung emang lupa ngebawa butir pil tersebut, barulah Minho ikut terserang panik.

"Hah? Terus sekarang gimana?"

Malah nanya, Jisung mana tau. Tuh anak udah keringet dingin sekarang.

"Oh ya, air putih!"

Buru buru bangkit, sayangnya Minho lupa kalau sang kekasih masih bersila di atasnya. Alhasil-

BRUKK!!

Jisung langsung kejengkang ke belakang. Namun bukannya ngamuk kayak biasa, lelaki berpipi gembil tersebut justru ngeringkuk layaknya trenggiling di musim dingin. Kepalanya sempet kebentur sama kaki ranjang.

"Kak Minho sialan." yang lebih muda masih bisa ngumpat dengan suara bergetar.

Kaget, buru buru Minho mengelus kepala berhias surai arang tersebut dengan lembut, "Duh maaf ya Ji, kakak ambilin air dulu."

Langsung lari ke arahbdapur, gak terlalu lama ia langsung kembali dengan segelas air putih di genggaman.

Tarik tubuh Jisung lalu sandarkan di pinggiran kasur, sang dominan lantas ngebantu tupai satu itu untuk minum serta mengatur nafas supaya bisa ngerasa lebih baik.

"Tenang Ji, gak apa. Kakak di sini." berujar lembut, kali ini Minho setia memeluk tubuh Jisung dari samping, ia dekap kepala tersebut dengan pelan lalu hadiahkan elusan seringan bulu.

Jisung menyandar di pundak kekasihnya, ngegenggam erat sebelah telapak Minho dengan tangannya yang bergetar.

Sialan banget emang, si manis begitu mengutuk penyakit yang dia derita. Lagi enak enak ngobrol padahal.

Chupp...

"Gak ada yang bisa nyakitin kamu Ji, kakak bakal jagain kamu." berucap sembari mengecup pucuk kepala tersebut sekilas, Minho lantas membiarkan jarak diantara mereka terpaut dekat, sibuk menghirup aroma shampoo yang menguar dari rambut hitam sang kekasih.

Ngomongnya sih boleh gitu, padahal tadi udah ngebuat Jisung kejengkang sampai hampir ngebuat tuh anak gegar otak gara gara kejedot di sudut ranjang.

"Hhh...hhh...makasi, Kak Minho."

Jisung mulai bisa mengendalikan diri, nafasnya kian teratur serta tubuh yang gak lagi bergetar. Setiap perlakuan dan kata kata Minho seolah menjadi mantra penenang untuk dirinya.

Bener bener aneh, Jisung juga gak mengerti. Dari sekian banyak orang, bahkan orang tua atau psikiaternya sekalipun- gak ada yang mampu sebaik Minho dalam menghadapi anxiety yang dia miliki.

Ngulas senyum tipis, yang lebih muda makin menjatuhkan kepala, menyandar nyaman di dada sang dominan sembari memejamkan mata mencoba terlelap.

"Aku sayang kakak."

Jika boleh dikatakan, bahkan obat obatan pun kalah di hadapan Minho. Pemuda tampan tersebut adalah satu satunya yang Jisung butuhkan kala kecemasan mendatangi.

"Kakak juga Ji, kakak juga."

Urusan benjol pikirin besok aja lah, yang penting sekarang mereka bisa tidur dengan tenang sembari berbagi kehangatan dalam sebuah pelukan.

Urusan benjol pikirin besok aja lah, yang penting sekarang mereka bisa tidur dengan tenang sembari berbagi kehangatan dalam sebuah pelukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Kalau dipikir pikir, kehidupan mereka miris juga.  Sayangnya kegoblokan menutupi itu semua

Anyways semangat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan ♡

Tertanda, 08/04/2022

Bee, asdfghjkl

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang