O3 | Mama Prik

1.7K 334 67
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sore hari, Jisung mutusin buat pulang ke rumah, lagipula udah cukup lama pemuda berpipi gembil tersebut gak balik ke sini.

Bukan, bukan karena masalah keluarga atau perkara broken home broken house gitu lah. Si tupai emang lebih suka nginep di tempat Minho aja, jarak ke sekolah jadi jauh lebih deket. Tuh anak gak perlu naik kereta dulu kalau mau berangkat.

Untuk urusan orang tua? Mereka tentu udah ngeizinin. Terserah Jisung mau gimana yang penting dia bisa mempertanggung jawabkan kepercayaan yang diberikan.

Cklekk...

"Ma, pa, aku pulang." Jisung berucap cukup keras dari ambang pintu sambil ngelepas sepatu yang ia kenakan, simpen di rak samping lalu beranjak masuk setelahnya.

"S-siapa kamu? Pergi- pergi!"

Tapi begitu menapakkan kaki di ruang tengah, eksistensi mata bulat tersebut langsung tercuri karena keberadaan seorang wanita cantik yang tengah meringkuk di pojokan.

Sadar kalau sosok tersebut adalah mamanya, Jisung langsung berjalan mendekat sambil ngulurin tangan ke depan layaknya pawang yang mau nangkep biawak gara gara naik ke pagar rumah orang.

"Ma jinak ma, ini aku- Jisung." si manis berucap penuh kelembutan, berusaha nenangin mamanya yang lagi kambuh saat ini.

Denger suara yang cukup familiar, yang lebih tua lantas mencoba mendongkakkan wajah, natap pemuda di hadapannya takut takut lalu mulai bangkit setelah menyadari jika orang itu adalah anaknya.

"Hhh...kamu nakutin mama aja."

Jisung ngulas senyum lega, setidaknya hari ini dia gak dapet lemparan vas yang bisa ngebuat kepala bocor. Pulang ke rumah berasa ikut audisi magician. Untung Jisung lincah dan pandai menghindar sehingga gak ada satupun pisau yang menancap di leher ketika sang mama kambuh.

"Mama gak minum obat lagi ya? Kan Jisung udah bilang, gangguan mental boleh, bodoh jangan."

Emang kurang ajar, tapi hubungan mereka gak setegang itu. Jisung dan orang tuanya begitu akrab sehingga berbicara informal gini udah jadi hal yang biasa. Berasa lagi ngobrol sama temen.

Membenarkan rambut yang sedikit acak acakan, Suzy lantas nonyor kepala sang anak.

"Enak aja kamu bilang mama bodoh. Obat mama habis dan mama lagi nunggu papa kamu pulang buat nganter ke psikiater."

Kening yang lebih muda menyerngit samar, mulai ngikutin langkah si cantik buat pergi ke dapur.

"Loh? Kan biasanya Ibu Kim yang dateng ke sini."

Wanita dewasa tersebut mulai ngambil piring kosong, isikan nasi dan juga beberapa lauk yang udah dia masak- sebelum akhirnya serahin ke Jisung.

"Ibu Kim kecelakaan kemarin, jadinya beliau gak bisa ke sini."

Ah ya ngomong ngomong, Ibu Kim merupakan psikiater sang mama sekaligus sosok yang ngehandle Jisung juga. Sosok dengan gelar lulusan studi kejiwaan itu memang udah disewa sejak lama untuk menjadi psikiater pribadi keluarga mereka.

"Hah? Parah gak ma?" kaget, Jisung langsung ngambil piring yang diserahkan oleh Suzy.

"Gak kok. Cuma dapet luka robek di tangan aja."

Baru aja Jisung mau ngehela nafas, namun ucapan dari sang mama ternyata masih berlanjut.

"Sama patah di tulang rusuk, kaki retak terus kepalanya dijahit. Itu aja sih yang mama tau."

Si tupai yang baru aja pengen menyuapkan nasi ke dalam mulut- seketika terbengong begitu denger penuturan barusan.

Untuk ukuran orang yang pernah diculik sama pembunuh berantai lalu menyaksikan kematian keji di depan matanya- hal yang dialami Ibu Kim tentu bukan sesuatu yang besar untuk Suzy. Iya, keluarga Jisung emang gak beres. Tapi percayalah, keluarga Minho jauh lebih berantakan.

Makanya Jisung sering kaget pas lagi duduk di ruang tengah sambil nonton acara masak masak sama mamanya, tiba tiba sosok cantik tersebut ngomong "Mama jadi keinget waktu bola mata temen mama dicongkel keluar."

Ngeri sih, Jisung berasa lagi simulasi jadi pesikopet.

"Yaudah deh ma, nanti Jisung mau ikut. Sekalian jenguk Ibu Kim."

Mengangguk, Suzy lantas menegak segelas air untuk menghilangkan sisa sisa keterkejutannya pas hampir kambuh tadi.

"Ji."

Ngunyah lalu nelen makanan di mulut, yang lebih muda lantas mengalihkan pandangan ke arah sang mama.

"Kenapa ma?"

"Mama tiba tiba keinget pas pembunuhnya makan otak temen mama. Persis kayak caramu makan sekarang."

Suzy masang ekspresi kosong, Jisung bengong lalu perlahan meletakkan peralatan makannya di atas meja.

"Aku balik ke kamar dulu ya ma."

Cengengesan, Jisung langsung cabut gara gara takut. Gak waras, ini beneran gak waras! Jisung berasa diteror.

 Gak waras, ini beneran gak waras! Jisung berasa diteror

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Tertanda, 23/03/2022

Bee, mencoba lucu

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang