39 | Undangan Ulang Tahun

573 112 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Setelah melewati beberapa hari dengan rasa malu karena ketahuan cemburu serta godaan godaan Minho yang gak ada habisnya, hari ini si tupai memutuskan untuk mengundang Minho datang ke rumah karena keluarganya akan merayakan ulang tahun sang papa malam nanti.

Minho tentu gak menolak, pemuda satu itu mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua si tupai, bahkan dia udah mengantongi restu dari mereka berdua. Wajar aja kenapa Minho begitu menjaga Jisung dan menahan diri untuk gak merusak sosok menggemaskan tersebut, ada kepercayaan yang harus ia jaga.

Maka dari itu, di sinilah mereka berakhir sekarang, duduk di kursi memanjang yang ada di dapur sembari menyantap berbagai hidangan sebagai bentuk perayaan. Gak ada kue tar dan lilin kok, usia yang mereka lewati tentu terlalu panjang untuk melakukan hal hal seperti itu. Hanya sebuah makan malam bersama yang sederhana.

"Astaga aku lupa, aku disuruh ngehubungin wali kelas."

Di tengah kehangatan yang tercipta, Jisung tiba tiba berseru cukup keras. Lelaki bermata bulat itu baru ingat jika seluruh siswa kelas dua belas diminta untuk menghubungi wali kelas masing masing terkait dengan pembagian ujian. Sebenarnya udah cukup terlambat menanyakan karena kini waktu telah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi peduli setan lah, trobos aja.

Menyuapkan makanan ke dalam mulut dengan cepat hingga kedua pipi mengembung, buru buru Jisung lari ke kamar untuk menghubungi wali kelasnya, meninggalkan Minho sendirian diantara dua orang dewasa yang kini saling pandang.

"Jisung ada ada aja, masih ceroboh kayak dulu."

Tuan Han terkekeh pelan menanggapi gerutuan barusan. Anak mereka memang gak kunjung tumbuh dewasa namun hal itu justru menjadi nilai plusnya, Jisung nampak semakin lucu.

"Hahaha...iya tant."

Kedua sosok dewasa tersebut menoleh ke depan lengkap dengan senyum tipis yang terulas, udah, senyum doang, gak ada lanjutan apapun sampai membuat Minho ngerasa cukup canggung.

Gak terlalu lama, mereka berhasil menyelesaikan acara makan. Alhasil detik itu juga Minho langsung memutar otak guna mencari topik perbincangan selagi Jisung sibuk di kamar.

"Oh ya om, akhir akhir ini, gak kerasukan reog lagi?"

Yang lebih tua nampak cukup kaget, "Kamu tau darimana?"

Minho menjawab dengan santai, "Jisung yang ngasih tau om."

Mendengar jawaban barusan, orang tua si tupai sontak tergelak cukup keras. Momen itu memang cukup epic, bikin takut tapi juga lawak di saat bersamaan.

"Hahaha udah gak kok, semenjak kejadian itu om langsung diruqiah makanya gak pernah diganggu lagi."

Obrolan masih berlangsung, mereka bertiga sibuk ketawa gara gara menceritakan hal hal konyol lain. Hingga pada akhirnya, si tupai kembali ke dapur.

"Ngomongin apa nih? Seru banget kayaknya."

Mengalihkan perhatian pada sosok mungil satu itu, sang papa lantas membuka suara, "Enggak, tadi cuma ngobrol ngobrol biasa aja."

Si manis menolehkan kepala ke samping, melemparkan kode pada Minho seolah menanyakan 'tadi kenapa?'

Pemuda tampan tersebut menggelengkan kepala, mungkin nanti aja bakal dia ceritain ke Jisung. Toh dirinya memutuskan untuk menginap malam ini.

"Gimana Ji, dibalas sama wali kelasnya?"

Fokus Jisung terganti, padahal tadi dia berencana menginjak kaki Minho di bawah sana.

Kembali melemparkan atensi pada sang papa, Jisung kemudian mengangguk sekilas, "Dibalas kok pa."

"Emangnya kamu ngomongin apa?"

Kini giliran sang mama yang melontarkan tanya, membuat Jisung menghela nafas pelan karena kembali diingatkan dengan kebimbangannnya.

"Konsultasi masalah universitas, pihak sekolah bakal bantuin katanya."

Rasanya cukup sungkan membahas perihal ini di hadapan Minho yang mengambil gap year, tapi dari yang terlihat, lelaki berhidung bangir itu nampak gak terganggu sama sekali.

Percakapan sempat terjeda, si manis merasa cukup was was, berharap supaya orang tuanya gak melanjutkan topik barusan.

"Kamu jadi daftar di universitas X?"

Tapi sayang sekali, papanya gak terlalu peka dengan raut gusar yang Jisung pasang.

"Oh iya, sejak dulu kan kamu pengen lanjut di sana."

Yang ditanya mengulum bibir ragu sementara Minho justru termenung saat ini. Bukan apa apa, namun universitas incaran Jisung terletak di kota lain, otomatis nanti dia bakal LDR an dengan Minho.

"Eumm gak tau deh ma, pa, aku juga masih mikir mikir." berucap sembari menundukkan kepala, Jisung mencoba mencuri curi pandang ke sebelah, berusaha menebak reaksi yang akan Minho berikan nanti.

Jujur aja, Jisung gak mau membuat kekasihnya kecewa, hubungan jarak jauh tentu akan terasa berat dan gak banyak yang bisa bertahan. Jisung takut kalau Minho akan merasa keberatan.

Hahh...sungguh, kenapa acara makan malam ini justru berakhir buruk?

sungguh, kenapa acara makan malam ini justru berakhir buruk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue


Tertanda, 25/08/2022

Bee, sepertinya aku akan bengek

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang