15 | Masalah Joy

841 203 7
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Gak kayak biasanya, hari ini Minho justru berakhir duduk di kursi depan toko demi menemani sang kakak yang tiba tiba datang tanpa ngasih kabar terlebih dahulu. Ngeliat raut lesu Joy, tanpa perlu dijelaskan pun Minho bisa paham kalau sosok cantik tersebut lagi dilanda masalah.

Maka dari itu, sambil sesekali balik ke dalem buat ngasirin orang yang belanja, pemuda tampan tersebut keliatan menyimak cerita sang kakak dengan seksama.

Jam masih menunjukkan pukul sebelas siang. Jisung sama Felix tentu belum pulang, bahkan stand jualan Hyunjin aja masih tutup.

"Suami gue selingkuh." adalah kalimat pertama yang Joy ucapkan.

Denger perkataan barusan, ekspresi Minho sontak berubah dingin. Gini gini tentu dia gak terima kalau ada orang lain yang menyakiti keluarganya.

"Lanjut."

Gak pengen kebawa emosi, Minho lantas memberi kesempatan untuk Joy menjelaskan secara detail.

"Kemarin gue dapet kabar dari Irene, katanya Crush masih sering ketemu sama mantannya."

Ngomong ngomong, Crush itu suaminya Joy. Lelaki tampan tersebut memang sempat menjalin kasih dan putus di tengah jalan karena si cewek udah ilang rasa, dan dari insiden itulah dia bisa bertemu dengan Joy.

Kebetulan si cewek ini temennya Irene makanya dia memberanikan diri untuk ngadu. Bikin pusing sih tapi it's oke, Minho masih paham.

"Lo inget kan waktu lo nganter gue ke rumah sakit pas gue keguguran?"

Yang lebih muda menganggukkan kepala.

"Inget."

Joy menghela nafas panjang lengkap dengan kepala menunduk lesu.

"Pas itu Crush gak bisa dihubungin dan setelahnya dia ngaku lagi ada meeting. Padahal dia lagi jalan bareng mantannya."

Minho mengepalkan tangan kuat, wah nyari perkara tuh orang. Bisa bisanya ngemainin Joy kayak gini.

"Gue awalnya gak terlalu percaya soalnya Crush baik banget, tapi setelah ditunjukin bukti chatnya, gue gak bisa nyangkal lagi."

Si cewek kampret emang sering curhat mengenai Crush ke Irene, dan kemarin adalah puncaknya. Dia ngaku udah berhubungan badan dengan Crush, lalu karena gak tahan serta kasihan, pada akhirnya Irene memutuskan untuk ngecepuin ke Joy.

Tentu Irene gak bisa disalahkan sepenuhnya, dia gak ingin terlibat dalam masalah Joy, Crush maupun mantan cowok tersebut. Irene hanya gak beruntung aja karena dijadikan tempat curhat.

"Gue shock sih, gak tau lagi harus cerita ke siapa."

Males sih curhat ke orang tua, mereka aja masih suka berantem sambil simulasi pertandingan MMA. Maka dari itu Joy memutuskan untuk cerita ke adiknya.

"Jadi lo mau gimana?" Minho melontarkan tanya, ngerasa pusing juga dengan masalah yang menimpa sang kakak.

"Gue juga gak tau. Gak semudah itu ngajak pisah, gue udah punya satu anak Ho." Joy berucap frustasi, ngusap wajah dengan kasar lalu terbengong setelahnya.

Minho menyaksikan dalam bungkam, mulai bertanya tanya kenapa kondisi keluarganya gak ada yang beres. Rasanya gak ada kejahatan yang pernah mereka lakukan, tapi kenapa Tuhan terus terusan ngasih cobaan gak berujung?

"Lo pengen ngemaafin dia?"

Hela nafas panjang terdengar disusul dengan tawa miris yang memilukan.

"Mau gak mau kan? Gue harus bertahan demi anak."

Rumit memang, Minho bahkan gak bisa memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.

━━━━━━━━━━ ⍣⍣ ━━━━━━━━━━━
b o y f i e  w i t h  a n x i e t y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Hahh..."

Jisung mengalihkan pandangan dari ponsel begitu ngeliat Minho yang masuk ke kamar setelah selesai membasuh tubuh di kamar mandi. Wajah menawan tersebut nampak lesu, seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat.

"Kak, sini." ngulas senyum tipis, Jisung yang peka lantas menggerakkan tangan untuk nepuk space kosong di sebelah.

Denger suara sang kekasih, yang lebih tua turut menarik lengkung simpul sebelum akhirnya ikut bergabung ke atas tempat tidur, menyusup di bawah selimut lalu memeluk tubuh Jisung dengan erat.

"Capek kak?" pertanyaan basa basi yang mampu menghangatkan hati. Jisung meletakkan ponsel di atas nakas, sepenuhnya beralih untuk mengurusi bayi kucing yang lagi loyo malam ini.

Merasakan usapan lembut di pucuk kepala, Minho lantas memejamkan mata, "Lumayan."

Tanpa aba aba, Jisung langsung menghadiahkan satu kecupan singkat pada dahi Minho, "Kakak udah ngelakuin yang terbaik hari ini."

Mendongkak menatap si manis, Minho lantas mengeratkan pelukan pada pinggang ramping sang submisive. Anak itu masih asik duduk, menyandarkan punggung pada kepala ranjang.

"Makasi Ji."

Ya begitulah mereka. Kadang bertingkah gak jelas, kadang bikin kesel dan kadang mendukung satu sama lain dengan tulus.

Jisung sadar kalau Minho adalah tipe orang yang sulit terbuka, tapi dia juga tau kalau pemuda tersebut pasti akan cerita kalau udah siap. Maka dari itu, alih alih menanyakan, Jisung justru sibuk memberi elusan.

"Ji." Minho memanggil pelan yang kemudian dibalas dengan deheman singkat.

"Kenapa kak?"

"Tolong peluk kakak kayak gini. Jangan dilepas, setidaknya sampai kakak tidur."

Jisung tentu mengiyakan, "Hu-um, kakak tidur aja."

Minho mengangguk samar, mulai memejamkan mata lalu deru nafas teratur terdengar gak lama setelahnya.

Memang beginilah adanya, sebuah pelukan seolah menjadi mantra ajaib yang bisa menenangkan mereka. Sama seperti Jisung, yang Minho butuhkan hanyalah lelaki manis tersebut.

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Cieee...gemes juga ya kalau waras

Tertanda, 04/05/2022

Bee, aw encok

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang