46 | Refund

425 102 34
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Minho sibuk menangis tersedu di depan kamar operasi ketika Jisung dinyatakan gak selamat. Hatinya serasa diremas begitu kuat, memaksa air mata jatuh lagi dan lagi. Sungguh, Minho gak mau keliatan cengeng di depan Jisung.

"Hiks...kenapa kamu ninggalin kakak Ji?" bertanya entah pada siapa, Minho kembali menyembunyikan wajah pada telapak tangan. Sosok berhidung bangir tersebut bahkan belum mengabarkan pada keluarga si tupai, masih sibuk terisak di kursi tunggu sembari menunggu zasad Jisung selesai dibersihkan.

Tap tap tap!

Mendengar suara langkah yang beranjak mendekat dengan suara bising yang menganggu kegalauannya, Minho lantas ngangkat pandangan dengan wajah super jelek. Beler, ingus dan juga air mata bercampur menjadi satu, peduli setan sama penampilan, untung dia punya bentuk wajah yang bagus sehingga gak ada orang yang ingin menyuntik mati detik itu juga.

Srett!

Melihat pintu operasi yang dibuka oleh seorang dokter dengan tergesa gesa, Minho lantas bangkit sebelum akhirnya mencegat salah seorang suster yang sibuk mengekor di belakang, "Suster, ini ada apa ya?"

Mencoba mengatur nafas yang ngos ngosan, masih dengan wajah tegangnya si suster berucap, "Tiba tiba pasien hidup kembali, kemungkinan dia mengalami mati suri."

Mendengar ucapan barusan, sontak tubuh Minho terpaku diam. Beberapa detik berlalu dan kini pandangannya kembali mengarah ke pintu ruang operasi yang tertutup rapat.

Mengelap bekas ingus, Minho pun menghapus noda air mata yang memenuhi wajahnya. Ternyata masih ada harapan.

"Hiks Ji, ternyata kamu direfund sama Tuhan."

━━━━━━━━━━ ⍣⍣ ━━━━━━━━━━━
b o y f i e  w i t h  a n x i e t y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Operasi berjalan lancar dan kini Jisung udah siuman setelah hibernasi selama dua hari. Kepala yang bocor udah dijahit, segala biaya rumah sakit juga ditanggung sama yang nabrak. Jadi yang perlu dia lakukan saat ini hanya leha leha di bangsal sambil ngobrol sama selang infus.

Untung banget tuh anak direfund sama Tuhan gara gara masih punya hutang dosa yang perlu ditebus, kalau gak mah dapat dipastikan Minho bakal ngegali makam terus belajar ilmu voodoo buat ngebangkitin tupai itu kembali.

Cklekk!

Pintu ruang rawat terbuka, menampilkan sosok Minho yang datang dengan kondisi segar. Tadi pemuda tampan tersebut pamit karena mau mandi dan juga mengurusi rumah, baru deh balik ke sini untuk menemani kekasih begonya.

"Si bodoh udah bangun ternyata."

Iya, Minho memang cukup sering menyindir Jisung, masih kesel sama kebodohan sosok satu itu yang main menyebrang tanpa memperhatikan sekitar.

Masang wajah jutek, Jisung pun mencebik pelan, "Dih, kan aku gini juga gara gara kakak."

Menghela nafas sekilas, sang dominan lantas mendekatkan diri ke arah Jisung sembari meletakkan bunga lili putih di pot samping bangsal. Simbol kematian sih tapi sayang sekali hanya itu aja yang tersisa.

"Kakak waktu itu gak macem macem sama Giselle, kakak cuma mau negasin aja supaya dia gak gangguin kita lagi."

Jisung masih ngambek, mengembungkan kedua pipi lalu melipat tangan di depan dada meski jarum infus terasa menusuk nusuk.

"Oh ya? Gimana cara kakak ngebukti-"

Srett!

Belum sempat Jisung menyelesaikan ucapan, Minho buru buru mengeluarkan sebuah flashdisk dari dalam satu, "Ini ada bukti rekaman CCTV nya, udah kakak amanin kemarin."

Jisung langsung kicep, dia kalah debat, padahal baru aja mau ngomel gara gara gak terima dikatain bodoh terus.

"Iya deh iya, aku percaya."

Menyadari kalau Jisung lagi badmood, Minho lantas mengulurkan tangan ke depan lalu meraih sebelah lengan kekasihnya. Ia elus telapak tersebut lembut, memandang Jisung dengan tatapan mengalah.

"Ada yang sakit gak?"

Mendengar nada barusan, mau gak mau Jisung menggeleng pelan, gak jadi mendiami Minho deh. Kalau tuh anak pergi, yang ada dia bakal ngobrol sama selang infus lagi. Untung untung gak ketemu sama penghuni di sana.

"Gak ada sih sebenernya, aku sengaja diem di sini biar biayanya makin mahal."

Dengan kata lain, Jisung mau balas dendam sama bapak bapak yang udah nabrak dia. Padahal dari segi manapun, Jisung yang salah karena main muncul gitu aja di tengah jalan.

Makin mengelus lembut punggung tangan tersebut, Minho kemudian kembali membuka suara. Mengucapkan kalimat yang membuat hati Jisung berdesir hangat.

"Jangan sakit lagi Ji, kakak gak sanggup liatnya."

Yang lebih muda langsung termenung. Jisung tentu menyadari jika terkadang di malam hari, Minho akan menangis dalam tidur sembari memanggil namanya, sebesar itu memang trauma yang ia torehkan.

Mengulas senyum tipis, si manis kemudian memutar tangan menghadap atas lalu menggenggam telapak hangat Minho, "Hum, maafin aku yang ceroboh waktu itu."

Ya terlepas dari apapun, si manis bersyukur karena Tuhan berkenan mengembalikannya, dengan begitu, Jisung gak perlu meninggalkan lelaki yang ia cintai.

Ya terlepas dari apapun, si manis bersyukur karena Tuhan berkenan mengembalikannya, dengan begitu, Jisung gak perlu meninggalkan lelaki yang ia cintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue


Tertanda, 29/10/2022

Bee, berleha leha di sofa setelah gangguin kucing

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang