O9 | Supplier Toko

987 220 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ngomong ngomong soal toko, hari ini parkiran S'Mart lagi penuh dengan mobil mobil box yang ngebawa barang dagangan untuk Minho. Tentu pemuda Lee tersebut ingat dengan janji untuk mengantarkan sang kekasih ke psikiater, maka dari itu sekarang tokonya lagi didemo masal.

"Taruh di situ aja ya pak, makasi banyak." Minho berucap, ngehandle penurunan barang serta ngekoordinir tempat supaya semua belanjaannya cukup. Terkadang lelaki berhidung bangir itu akan membayar tunai namun ada juga yang dia beli secara kredit pada beberapa pemasok langganan. Entah sejak kapan, tapi tampaknya Minho cukup ahli mengurus bisnis yang dia jalankan.

"Pstt...Kak Minho."

Denger bisikan bisikan halus yang manggil namanya, Minho lantas menolehkan kepala, sontak berjalan mendekat ke arah Jisung yang lagi ngintip ngintip dari pintu toko.

"Kenapa Ji?"

Celingukan ngeliatin orang yang lalu lalang buat ngangkut barang, si tupai kemudian ngegerakin tangan seolah ngekode supaya sang kekasih mendekatkan wajah. Paham, yang lebih tua lantas ikut berbisik.

"Ada apa?"

Jisung masang tampang melas, "Aku pengen pulang, gak nyaman ramai gini."

Berpikir sejenak, emang bener sih keadaan di sana begitu padat. Biasanya Jisung bakal ngumpet di gudang atau toilet, namun kali ini persembunyiannya justru ikut terjarah. Sosok menggemaskan tersebut tentu udah mencoba ngebantu ngangkut ngangkutin barang demi meringankan pekerjaan Minho, namun sejak lima menit yang lalu, nafasnya menjadi semakin gak teratur.

Belum lagi sales sksd yang suka nanya nanya ke dia, ngebuat Jisung pengen kabur detik itu juga.

"Iya boleh deh, mau kakak anter?"

Jisung ngulum bibir bagian bawah, dia gak pengen ngerepotin Minho lagi.

Menegakkan cara berdiri, Jisung kemudian mencoba mengatur nafas lalu menepuk kedua pipi guna meyakinkan diri.

"Gak usah kak, aku bisa."

Mengeluarkan masker hitam dari dalam kantong, Jisung lantas mengenakan penutup wajah tersebut lengkap dengan tudung dari hoodie yang dia kenakan. Aura wibu menguar dengan kental.

Minho masih mandang gak yakin namun seulas senyum tetap terbit di bilahnya. Dulu dia pikir Jisung itu tipe orang yang tertutup serta pemalu makanya kerjaannya mojok mulu, namun siapa yang sangka, ternyata remaja tersebut ngidap anxiety.

"Beneran?"

Jisung mengangguk mantap.

"Yaudah deh, kakak liatin dari sini."

Mengumpulkan segala niat dan keberanian, Jisung kemudian ngegerakin leher ke kanan dan kiri sampai bunyi kretek kretek terdengar cukup nyaring.

"Doain aku kak."

Lagaknya udah kayak orang yang mau ngusir penjajah aja, padahal dia cuma harus ngelewatin parkiran ramai dengan banyak sales yang berseliweran.

"Eh, permisi dek."

"AAAAA!!" Jisung refleks ngebekep mulut sendiri, dia kaget pake banget pas ada orang yang menepuk pundaknya dari belakang.

Buru buru menyingkir, Jisung langsung mandang memelas ke arah Minho. Bagian depan pakaian pemuda itu ia tarik, mata bulatnya memelas lucu lengkap dengan masker yang diturunkan hingga dagu.

"Kak Minho, anterin kak."

Minho nunduk, bengong, mimisan. Jisung gemes banget ini woy! Pacar siapa sih?

Mengangguk cepat karena ada banyak yang perlu dia urus, Minho lantas melepas kemeja navy yang ia gunakan sebagai luaran lalu sampirkan di kepala yang lebih muda. Karena toko yang gak terlalu besar, Minho jadinya gak menetapkan seragam khusus, bebas aja lah asalkan rapi.

"Ayo sini kakak anter."

Mengenakan kemeja tersebut layaknya payung dadakan, Jisung mulai jalan dengan dikawal oleh bodyguard pribadinya.

"Mas, itu kenapa?" ada yang bertanya, ngerasa heran juga sama kelakuan mereka berdua.

Sambil tetep jalan, Minho langsung ngulas senyum tipis sembari menjawab, "Oh ini, lagi kena penyakit lupus mas, jadi gak boleh kena matahari dulu."

Jisung langsung nyikut perut sang dominan sementara tuh anak cuma ketawa tawa doang.

Sampai di pinggir jalan, keduanya berhenti sejenak.

"Sampai sini aja kak, aku nyebrang sendiri. Makasi ya, Kak Minho."

Yang lebih tua mengangguk, nengok ke sekitar lalu-

Chupp...

"Hati hati Ji."

Satu kecupan diberikan, tenang aja, wajah mereka masih ketutupan kemeja navy milik Minho kok.

"D-dadah kak." dengan ekspresi linglungnya, Jisung mencoba untuk menyebrang. Untung aja gak ada adegan ckitt brakk yang akan sangat merepotkan.

Jalan ke arah rumah Minho yang berada di dekat sana, Jisung masih memikirkan kejadian barusan.

"Duh, malu."

Sebuah senyum terulas, rasanya udah cukup lama semenjak terakhir kali mereka berciuman.

Sebuah senyum terulas, rasanya udah cukup lama semenjak terakhir kali mereka berciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue


Tertanda, 15/04/2022

Bee, pengen publish book baru

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang