6O | Senja Terakhir

395 43 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kelas mereka sama sama berakhir jam dua siang, Minho serta Jisung juga sepakat untuk segera kembali ke kos lalu membilas tubuh sebelum akhirnya pergi menikmati sunset di pantai dekat sana.

Berangkat ketika waktu telah menunjukkan pukul empat sore, kedua remaja tersebut mampir ke KFC terlebih dulu untuk membeli makanan. Namun alih alih mengisi perut di sana, mereka justru membungkus dua buah burger dan juga minuman bersoda untuk dibawa menyaksikan matahari terbenam dari tepi tebing.

Iya, Minho serta Jisung memang gak berencana mendudukkan diri di atas pasir atau sekedar bermain air yang pasang surut. Lautan tersebut dikelilingi oleh tebing tebing tinggi dan tentu ada rute yang bisa mereka lewati untuk sampai di sana.

Kemampuan Minho dalam berinteraksi cukup baik sehingga informasi ini bisa ia dapatkan dari teman sekelasnya. Dan di sinilah mereka berakhir sekarang, hamparan rumput serta semak semak di atas tebing yang berhadapan langsung dengan sang mentari di depan sana.

"Sini Ji."

Keadaan cukup ramai, ternyata banyak orang yang memilih untuk menyaksikan sunset dari sini alih alih menikmatinya dari pesisir pantai. Menarik pelan lengan sang kekasih, Minho lantas menuntun yang lebih muda untuk duduk di bawah pohon kecil.

Dari posisi ini, bisa mereka lihat bagaimana orang orang yang menghabiskan waktu di bawah sana. Ada yang sekedar duduk di lengkungan pohon kelapa, bermain selancar atau mengabadikan momen ketika cahaya jingga sang surya mulai menyelimuti cakrawala.

"Aku masih gak nyangka bisa makan bareng sama kakak sekarang."

Menggigit burger miliknya, Minho kemudian menjilat sekilas noda yang tertinggal di sudut bibir, "Kenapa emangnya Ji?"

Yang lebih muda mengulas senyum tipis. Pandangan menunduk, fokus pada makanan di hadapan lalu melahapnya dalam potongan besar.

"Ya gak nyangka aja, aku kira bakal jarang ada waktu buat ketemu sama kakak."

Jisung sibuk kuliah sedangkan Minho mengurus toko, tentu keduanya akan kesulitan berinteraksi apabila hal itu benar benar terjadi. Namun beruntung, Minho justru menetapkan pilihan untuk berkuliah di universitas yang sama dengan dirinya.

Bukan hanya sekedar ikut ikutan, si tampan serius mempelajari ilmu bisnis supaya bisa menitip karir yang lebih baik ke depannya. Dia ingin menikahi Jisung suatu saat nanti.

Menghabiskan sebungkus burger dan juga cola yang mereka beli, kedua remaja tersebut nampak asik menyaksikan matahari yang kian terbenam sembari menikmati permen yang tadi Minho bawa. Cherry mint, rasa dingin dan juga manis yang bercampur menjadi satu.

"Aku seneng deh."

Minho menoleh begitu mendengar suara yang lebih muda, pemandangan yang ia lihat kini gak kalah indahnya dari sunset di depan sana.

"Seneng karena kakak ajak ke sini?"

Melirik ke samping sembari mendengus pelan, Jisung lantas mencondongkan tubuh ke belakang. Kedua kaki ia luruskan sembari menumpukan diri pada kedua tangan.

"Itu gak salah sih. Tapi aku lebih seneng karena akhirnya bisa bareng lagi sama kakak."

Peduli setan jika ia dipandang sebagai sosok yang manja, peduli setan Jisung gak akan bisa berkembang. Selama Minho di sisinya, Jisung merasa bisa melewati apapun.

Anxiety yang ia idap memang belum sembuh total, terkadang penyakit itu masih suka kambuh dengan tiba tiba. Tapi gak masalah, Jisung selalu memiliki rumah yang akan menerimanya- gak peduli seburuk apa pun situasi yang ia alami.

Mungkin terlalu dini, mungkin mereka gak tau masalah apa yang akan menanti. Namun, sama seperti sang mentari yang selalu terbit dan terbenam berkali kali, Minho serta Jisung gak akan mengenal kata lelah dalam mencintai.

Seiring dengan cahaya yang semakin memudar, Minho mulai menarik tengkuk Jisung untuk mendekat, menempelkan bilah mereka dalam pangutan hangat sembari berbagi cherry mint diantara lidah. Keduanya nampak menikmati sedangkan orang orang di sana sama sekali gak peduli. Hal hal seperti ini memang wajar dilakukan oleh sepasang kekasih.

Chupp!

Jisung yang mengidap anxiety serta Minho si bocah prik dengan segala tingkah ramdomnya. Terkadang menyebalkan namun terkadang paling tau cara untuk menenangkan. Gak perlu khawatir, kedua pemuda ini pasti bisa melewatinya dengan cara mereka sendiri.

Maka dari itu, biarkanlah mereka menutup hari dengan sebuah ciuman manis di tepi pantai. Berlatarkan lautan yang mendeburkan ombak, kisah cinta mereka...terekam dengan indah.

Boyfie With AnxietyEND, 27/02/2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boyfie With Anxiety
END, 27/02/2022

Dua tahun...

Jujur aku kangen nulis, jujur aku kangen kalian, dan jujur aku kangen masa masa pas aku (dan mungkin kalian) jadi maniak wattpad.

Emm aku gak punya penjelasan apa apa hehehe. Makasih banyak karena udah setia mengikuti cerita ini sampai akhir. Maaf untuk segala kekurangannya dan maaf juga karena updatenya superr lamaaa. Semoga kita masih bisa ketemu di kesempatan berikutnya, dadahh ♡

Tertanda, 12/01/2024

Bee, menghaturkan banyak terima kasih

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang