♡ • 9 : PENGAKUAN

1.9K 62 0
                                    

"Jadi .. seperti itu Pi, Mi. Maafkan Darrel. Darrel tau ini perbuatan yang salah .. tapi .. begitulah ..."

Mami menggeleng kepala saat mendengar ucapan dari anak laki-laki nya tersebut.

"Papa paham maksut kamu Darrel. Itu adalah hal yang wajar bagi seorang laki-laki."

"Hal yang wajar katamu?!" cetus Mami pada Papi.

°°°

RUMAH - 20.45.

Ceklek-

Aku masuk kedalam rumah dengan kepala yang menoleh kesana nan kemari. Tangan ku pelan menutup pintu agar Mama dan Ayah tidak mendengar nya. Ku kira Mama berada di kamar bersama Ayah, tetapi dugaan ku salah. Mama berjalan menghampiri ku dan memperlihatkan sesuatu padaku.

Jantung ku berdegup kencang! "Anna? Darimana aja kamu? Mama Nemu testpack di bawah bantal kamu nak. Itu punya siapa?"

Aku pura-pura budeg untuk menghindari topik, namun Mama pintar. "A-apa Ma? Maaf, Anna ada perlu di kamar. Anna ke atas dulu yaa!"

Saat aku membalikkan badan dan hendak berlari, Mama berhasil menghentikan ku. "Anna, tunggu. Jawab pertanyaan Mama dulu!" seru Mama memegang erat pergelangan tanganku.

Aku menoleh pelan dengan ekspresi wajah ketakutan, panik nan cemas. Kini aku telah berhadapan dengan Mama, kepalaku menunduk. Aku takut Mama kecewa padaku.

"Anna, tatap mata Mama! Jangan menunduk! Ini tetspack punya siapa? Kok ada di bawah bantal kamu?!" Mama bertanya keras di hadapan ku. Tetapi aku tetap membisu dan diam membeku. Aku belum siap mengatakan nya.

"Anna! Jawab pertanyaan Mama! Cepat!" tegas Mama, aku mulai menangis karna Mama terus-terusan membentak ku. Bagaimana tidak?

"Hiks ... maaf Ma ... i-itu memang punya Anna! Tapi-"

Mama menyelaku. "Punya kamu? Beneran hasil testpack ini punya kamu?! Kamu kaya gitu sama siapa nak? Jangan buat Mama pusing .." keluh Mama.

"Anna gatau Ma! Anna gatau siapa pelakunya! Anna juga gamau hal ini terjadi!! ANNA CAPEK MA! ANNA CAPEK!! ANNA MAU BUNUHH JANIN INI!! BENCI, BENCI, BENCI!!!! GANGGU BANGETT MAAA .... !!! ANNA PENGEN SEHATT!!!"

Aku berteriak sembari memukul-mukuli perutku hingga berkali-kali. Meskipun Mama telah menahan nya, tangan ku tetap ingin memukul dan memukul hingga kepuasan ku berakhir.

"Anna! Stop! Jangan lakukan itu pada kandungan mu! Oke? Maafin Mama, karna Mama tadi udah marah ke kamu nak .."

Ucapan Mama kembali lembut, dia memeluk ku erat-erat sembari menenangkan ku dengan cara mengelus punggung dan rambutku. Aku menangis puas di pundak Mama.

"Anna, sudah .. jangan menangis ... sekarang, tidurlah dan jangan pikirkan hal yang dapat membunuh janin itu. Soal ini, kita pikirkan saja besok. Ini sudah malam, waktunya kamu untuk tidur sayang .."


Cup.

"Makasi Ma. Dimana Ayah?"

"Ayah keluar dengan teman-teman nya tadi, pasti nanti larut Ayah akan pulang." jelas Mama.

"Baiklah, jangan beri tau soal ini ke Ayah ya Ma. Anna gamau Ayah banyak pikiran, begitu juga Mama."

"Iya nak, Mama tetap sayang kamu bagaimana pun itu bentuk mu. Karna kamu anak satu-satunya Mama! Tidurlah dengan nyenyak oke .. ?"

Cup. Mama mencium keningku lagi.

"Iya Ma, selamat malam."

"Selamat malam juga ..." jawab Mama, aku tersenyum kearahnya. Kemudian aku pergi ke lantai dua dan memasuki kamar.

MY BOSS, DARREL! - [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang