Hubby menutup mulutku. Karna dia tau aku sedang di posisi apa sekarang.
"Jangan menangis honey .. saya disini untuk mu."
Ucapan romantis keluar dari mulut Hubby, aku semakin mengembik sangking terharunya. Hubby menempelkan kedua telapak tangan nya pada kedua sisi samping rahang ku, dia mengusapi bekas air mata yang mengalir menuruni kedua pipiku.
"Cup, sudah ... kecantikan mu akan luntur karna menangis mu itu. Jangan menangis cantik."
"Huhu .. ma-maaf. Aku cengeng .." lirihku berusaha untuk diam.
Hubby tersenyum tipis kearah ku. "Ada apa kamu kemari, hm? Ini sudah malam, tidak baik untuk gadis seperti mu keluar malam-malam seperti ini."
"A-aku hanya ingin membeli camilan malam. Aku sedang mengidam, u-untuk pertama kalinya .." jelas ku gagap.
"Pertama kali? Oh ya? Kebetulan kamu bertemu dengan saya disini. Ambil apa saja yang kamu mau, biar saya yang bayar."
"Hah? Eh! Ti-tidak perlu, aku sudah bawa uang sendiri kok! Hubby tidak perlu membayar nya untuk ku!" ketusku menolak.
Namun, Hubby tak senang dengan apa yang aku ucapkan barusan. Dia menarik tangan kanan ku dan wajah nya mendekat kearah ki hingga hidung kami hendak bersentuhan. Sial! Ini terlalu dekat! Aku tidak kuat!
"Kamu sedang mengidam, dan yang kamu kandung itu saya yang buat. Biar saya yang bayar Anna, tidak ada penolakan atau alasan apapun itu." tukas Hubby, suaranya terdengar sangat menakutkan jika menggunakan mode berat!
"Ba-baik!"
Hubby melepaskan tangan ku dari genggaman tangannya. Aku mengambil ranjang kecil sebagai tempat peletakan barang yang akan di bayar nanti. Selama aku memilih camilan dan minuman, Hubby terus mengikuti ku dari belakang. Dia juga melarang ku untuk membeli makanan tertentu, yang jelas pasti ada hubungannya dengan kebahayaan kandungan bumil!
"Sudah, ini saja." ucapku memberikan ranjang belanjaan ku pada Hubby
Hubby melihat isi ranjang ku, dia menaikkan satu alis nya dan menatap ku dengan ekspresi kurang adanya kepuasan. "Ini saja? Kamu yakin camilan nya tidak kurang? Ini sangat sedikit bagi saya."
"Itu sudah sangat cukup bagiku." jawab ku tersenyum tertekan.
"Baiklah ... Lain kali jika kamu sedang mengidam, bilang ke saya. Saya akan menghukum mu jika kamu tidak bilang pada saya."
DEG!
Kalimat hukum keluar dari mulut Hubby. Tubuhku langsung merasa gelisah, ketakutan dan sangat gagap mendadak. Kenapa? Kenapa? Dia kan seorang Hubby, bisa saja Hubby lebih beda dari seorang Aris kan? Aku harus percaya pada Hubby. Kata Mama, dia lelaki yang baik buat aku, anak satu-satunya.
"Kenapa wajahmu seperti itu? Takut?" tanya Hubby memegang dagu ku dan mengangkat nya keatas.
"Tidak!" cetusku salting menepis tangan nya.
Hubby tersenyum tipis kearah ku. "Ayo, ikut saya ke kasir." ajak Hubby menggandeng tangan kanan ku.
Barusaja berapa langkah kedepan, langkah kaki ku berhenti karna melihat Aris yang sedang mengantri disana. Begitu juga dengan Hubby, dia berhenti berjalan karna ku.
"Jangan takut, ada saya." ucap Hubby membuat ku yakin.
Aku mengangguk pelan meskipun rasa ragu mengelilingi ku. Hubby tetap menarik tangan ku meskipun jalan ku tertahan. Saat tiba di tempat kasir, ada dua barisan orang yang berbaris. Hubby mengambil barisan paling kiri dan itu tepat bersebelahan dengan Aris yang mengantri di sisi barisan kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS, DARREL! - [LENGKAP]
RomanceApa?! Aku mengandung anak bos ku sendiri?! Lalu ... bagaimana dengan suami sah ku?! Anna, gadis berparas cantik ini mempunyai latar belakang yang dapat di bilang menyedihkan dan sadis! Lalu siapa sangka, selama ini Bos dari Perusahaan tempat ia beke...