Jennie menghempaskan tubuhnya di atas kasur Anggi yang dilapisi seprai berwarna ungu. Pandangannya menyapu ke sekitar. Tempat itu tidak banyak berubah dari terakhir kali dia kesana. Hanya ada satu dua poster baru yang melekat di dinding kamar Anggi yang dipenuhi poster boyband korea. Ya, sahabatnya itu memang pecinta korea. Namun dia bukan kpopers garis keras. Dia hanya menyenangi wajah-wajah tampan mereka. Tidak heran kalau dia Multifandom.
"Lo mau minum apa? Gue mau ke dapur nih? Atau lo mau ikut? "
Jennie menggeleng meskipun Anggi tidak melihat padanya. Cewek itu sulit mengumpulkan niat untuk bergerak jika sudah bertemu kasur.
"Apa aja deh. Yang penting berwarna. "
Selang beberapa menit Anggi meninggalkan Jennie sendirian dikamar itu. Jennie meronggoh ponselnya dari dalam tas. Niatnya sekedar mengabari Alfa bahwa dirinya telah sampai di rumah Anggi. Akan tetapi pesan dari cowok itu lebih dulu menyapanya.
Udah sampe yang?
Jennie dengan cepat mengetikkan jawaban dari pertanyaan itu.
Udah
Balasan berikutnya tak sampai menunggu satu menit.
Rencananya mau sampai jam berapa?
Jangan malem-malem pulangnya
Ntar kabarin aja kalau udah mau pulang
Aku antarJennie menghela napasnya. Satu hal menyebalkan dari berpacaran dengan Alfa adalah cowok itu terlalu mengaturnya. Alfa bersikap layaknya abang cowok yang super protektif. Padahal abang cowok Jennie sendiri orangnya chill --tidak seperti Alfa.
Sosok Anggi muncul dari balik pintu kamar. Cewek itu membawakan Jennie minuman bersoda dan teh botolan. Tak lupa ia juga membawakan kotak-kotak tupperware andalan Mamanya yang berisikan kue-kue kering. Cewek itu menaruh nampan di atas karpet yang berada di depan televisi 5 inch. Jennie mendekat ke arah karpet tersebut. Tubuhnya masih berada di atas kasur. Anggi mendelik padanya saat tangan Jennie terulur meraih minuman bersoda.
"Wey, jangan makan di atas kasur gue! " ucapnya seraya menarik Jennie untuk turun ke karpet bersamanya.
Bibir Jennie mencebik namun menuruti perintah Anggi. Entah kenapa cewek itu suka sekali makan dan minum di atas kasur. Di rumahnya sendiri dia sering dimarahi Mamanya karna hal itu.
"Kan tinggal lo ganti alasnya, " ucap Jennie membela diri.
"Itu baru gue ganti dodol."
"Ih."
Selanjutnya kedua mulut itu sibuk mengunyah kudapan yang ada di hadapan mereka.
"Ntar gue pulang dijemput Alfa, " jelas Jennie seraya membuka minuman kaleng berisi soda.
"Hmm, " gumam Anggi. "Dijemput jam berapa? "
Jennie mengangkat bahunya. "Katanya sih jangan malem-malem. "
"Padahal gue mau ngajakin lo nginep. Baju lo kan masih ada disini. Tuh, dilemari gue. " Anggi menunjuk lemarinya yang ada di sudut ruangan. "Besok kan minggu. "
Jennie berdecak. "Gue belum ngomong ke nyokap. Selain itu lo kan tau pawang gue udah bertambah satu lagi. Bisa-bisa tuh anak ngambek kalau gue gak nurutin dia. "
Anggi terkekeh mendengarnya. "Tumben lo nurut. Biasanya juga lo marah-marah kalo cowok lo mulai ngatur? "
Bibir Jennie mencebik. "Ya, yang ini beda, " lirih Jennie pelan. Cewek itu meneguk minuman kalengnya sekali lagi. Melepaskan perasaan mumet yang dia rasakan.
Anggi geleng-geleng kepala. Cewek itu ikut membuka minuman bersoda hingga menimbulkan bunyi 'cess'. Ia meneguknya hingga seperempatnya. Setelah itu pandangannya tampak menerawang ke arah televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JeNa (Jennie and Alfa) || COMPLETE ||
Teen Fiction"Gue tau lo kesulitan di mata pelajaran eksak, dan gue ahli dibidang itu. Gue bisa bantu lo jadi tutor lo supaya misi lo semester ini berhasil. " Ucapan Alfa tersebut berhasil menarik perhatian Jennie. Cewek itu terlihat tengah memikirkan ide yang d...