Menunggu

45 8 0
                                    

"Hiks, gue jahat banget ya Ngi?" tanya Jennie pada Anggi.

Anggi mengelus-elus pundak Jennie tanpa memberi komentar apa pun dari tadi. Ia membiarkan sahabatnya itu mencurahkan seluruh isi hatinya.

Saat ini mereka sedang berada di dalam kelas. Anggi bisa melihat beberapa pasang mata menatap penasaran ke arah keduanya. Insiden kantin itu ternyata sudah tersebar dari mulut ke mulut. Sekarang seluruh sekolah tahu hubungan Jennie dan Alfa sudah di ujung tanduk.

"Gue tau gue salah, tapi yang dilakuin Alfa juga gak sepenuhnya bener kan? Dia gak mikirin apa perasaan gue?"

Anggi mengangguk. Tapi tetap tutup mulut.
"Ngi, lo ngomong sesuatu dong. Jangan diem aja," protes Jennie.

Anggi menatap Jennie sejenak. Gadis itu menghela napas. "Lo sama Alfa itu sama-sama salah. Ga ada yang bener."

Jennie mengangguk. Ia mengakui ucapan Anggi itu benar.

"Masalah kalian itu sebenernya cuma masalah LDR. Kalian itu masih sama-sama sayang. Cuma masalah itu gak ada titik temunya. Lo sama Alfa sama-sama keras kepala sama pilihan masing-masing," lanjut Anggi.

Jennie menyandarkan tubuh pada bangkunya dan menatap langit-langit kelas dengan mata berkaca-kaca. Ia mengusap kedua sudut matanya yang berair. "Ya terus gue harus gimana? Gue harus ikut gitu keputusan Alfa?"

Anggi memegang punggung tangan Jennie. "Jen, seenggaknya lo dengerin sekali aja alasan Alfa. Sampai dia bersikeras banget buat kuliah jauh-jauh ke jerman. Gue pikir itu juga bukan keputusan yang mudah buat dia. Jauh dari keluarga, belajar bahasa baru, kultur yang jauh banget beda sama disini. Semua itu gak mudah."

Jennie menghela napasnya berat. Ia menatap keluar jendela. Perasaannya campur aduk. Ia tetap ingin Alfa kuliah tidak jauh darinya. Tapi ia tahu ucapan Anggi juga ada benarnya.

"Oke deh, gue coba," putus Jennie.

***

Bel tanda jam pelajaran dihari itu telah berakhir berbunyi. Jennie melangkah cepat keluar dari dalam kelasnya menuju kelas Alfa. Untungnya kelas pacarnya itu masih belum keluar.

Jennie menunggu di luar seraya mencari keberadaan Alfa. Cowok itu tidak mempedulikan Jennie meski pun ia diberi tahu keberadaan Jennie oleh Jeno. Jennie merenggut.

Akhirnya kelas Alfa pun bubar. Satu persatu siswa dikelas itu keluar. Menyisakan Alfa dan beberapa siswa lainnya di dalam kelas. Jennie melangkah memasuki kelas Alfa.

"Berarti besok lo ke rumah gue ya Al, jam 4. Gue tungguin."

Seorang gadis tampak berdiri dihadapan Alfa dan berbicara dengan nada manja pada cowok itu.

"Ya," balas Alfa singkat.

Gadis itu pun membalikkan badannya. Pandangannya bertemu langsung dengan Jennie yang menatapnya penuh permusuhan. Gadis itu memutar matanya malas dan melangkah keluar dengan santai.

"Kamu ngapain ke rumah dia?" tanya Jennie kesal dan menuntut pada Alfa yang tengah mengemasi alat-alat tulisnya.

"Kerja kelompok," balas Alfa singkat.

"Berdua aja?" sengit Jennie.

"Menurut kamu?" Alfa membalas tidak peduli.

Jennie menyilangkan tangannya di depan dada. "Jadi bener kamu berduaan aja sama dia?"

Alfa menghentikan pergerakan tangannya yang tengah berkemas. Ia menatap Jennie dengan lelah. "Bisa gak sih kamu gak berpikiran buruk?"

"Makanya kamu jawab pertanyaan aku. Jangan bikin aku menebak-nebak."

JeNa (Jennie and Alfa)  || COMPLETE ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang