Alfa menggenggam tangan Jennie seraya menatap wajah pacarnya itu penuh kasih. Ia mengecup tangan yang digenggamnya dan tersenyum.
"Aku gamau pisah sama kamu," ucapnya.
Jennie membuang pandangan sejenak seraya tersenyum lebar. "Halah, gombal banget sih!""Beneran!" Alfa menatapnya serius.
Jennie menggigit bibirnya menatap Alfa. Ia berusaha keras menahan kedua sudut bibirnya agar tak tersenyum."Kamu tau gak apa perbedaan antara kamu dan matahari?" tanya Alfa setelah cukup lama keduanya hanya saling pandang.
"Enggak. Apa emangnya?" tanya Jennie penasaran.
"Enggak ada. Sama-sama gak tergantikan."
Jennie mendorong wajah Alfa dengan wajah penuh senyum. "Apaan sih. Geli banget dengernya."Alfa tertawa kecil. "Kamu tau gak perbedaan kamu sama bulan?"
"Enggak ada. Sama-sama gak tergantikan juga?"
Alfa menggeleng. "Kalau bulan itu menerangi bumi. Kalau kamu menerangi hati aku."
"Hiiiiiy!" Jennie memukul-mukul lengan Alfa. "Alfa udah ya. Sumpah geli banget dengernya!"
"Kamu tau gak-" Jennie menutup mulut Alfa sebelum pacarnya itu melanjutkan ucapannya.
"Udah ya Al, udah."
Alfa mengecup telapak tangan Jennie yang menutup mulutnya. Jennie dengan sigap menarik tangannya. Ada getaran aneh yang membuatnya gugup. Jennie menatap Alfa yang juga tengah menatapnya lembut.
Beberapa detik berlalu ia dan Alfa masih beradu pandang dalam hening. Perlahan Alfa mendekat ke arah Jennie menghapus jarak diantara keduanya. Ia berhenti ketika jaraknya hanya tinggal beberapa senti saja.
Jennie menutup matanya perlahan memberi izin. Alfa mendekat menyatukan bibir keduanya. Ia melumat bibir pink itu pelan --mencurahkan seluruh perasaan yang dimilikinya. Ada perasaan lega dalam dirinya. Kini Jennie sepenuhnya miliknya, dan ia percaya dimasa depan akan tetap begitu.
Alfa menarik dirinya setelah beberapa saat. Ia merapikan rambut Jennie seraya tersenyum. "I love you."
Jennie balas tersenyum. Ia menarik tengkuk Alfa mendekat ke arahnya dan meraih bibir cowok itu. Sejenak lamanya bibir keduanya kembali berpagut. Jennie tak perlu berkata apa pun lagi. Tindakannya itu sudah cukup mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Ia sangat menyayangi cowok itu. Lebih dari sebelumnya.
***
Alfa memasuki pintu rumahnya dengan perasaan riang. Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan baginya. Alfa tidak sabar menunggu hari esok karena besok dia akan bertemu lagi dengan Jennie. Ya, dia berencana akan menghabiskan seluruh sisa waktunya untuk semakin dekat dengan pacarnya itu. Ia ingin mereka membuat banyak kenangan indah bersama sebelum ia pergi.
Langkah Alfa terhenti ketika ia melintasi ruang keluarga. Disana terlihat Mamanya sedang duduk sendirian. Raut wajah wanita yang telah melahirkannya itu terlihat murung.
"Kamu dari mana?" Tanya Mamanya setelah menyadari keberadaan Alfa.
Alfa mengusap belakang kepalanya dengan gundah. "Aku... habis pergi sama Jennie."
Diana mengangguk paham. Belakangan nama itu tidak asing lagi ditelinganya. Semula ia tidak setuju jika anaknya pacaran, tapi melihat sikap Alfa yang keras kepala dia jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Alfa mau ke kamar dulu Ma," pamit Alfa.
"Kamu segitunya mau menghindari Mama?" tanya Diana saat Alfa telah melangkah meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JeNa (Jennie and Alfa) || COMPLETE ||
Novela Juvenil"Gue tau lo kesulitan di mata pelajaran eksak, dan gue ahli dibidang itu. Gue bisa bantu lo jadi tutor lo supaya misi lo semester ini berhasil. " Ucapan Alfa tersebut berhasil menarik perhatian Jennie. Cewek itu terlihat tengah memikirkan ide yang d...