BAB XI

2.5K 58 3
                                    

Ku rebahkan badan ini di dalam kasur, 4 kali keluar pejuh ini membuatku lemas dan tak berdaya.. pengalaman ini sungguh sangat berkesan sekali. Tetapi sejujurnya aku sedikit takut apabila Om Rendy menyadari bahwa aku memperkosa nya, atau bahkan melumat kontolnya tadi.

Setelah kejadian tadi, agar semuanya benar-benar tidak terjadi apa-apa, aku memukul kepala Om Rendi dan otomatis dia langsung pingsan, kemudian aku buka ikatan di tangan, di kaki dan ku buka lakban ya menempel di mulutnya.

Dengan sigap, aku rebahkan dia di sofa ruang tamu, tidak hanya itu aku buka kan sepatu tunggangnya, dan wanginya sangat khas sekali.. ohhhh aroma kaos kakinya sangat menyengat sekali, membuat kontolku bangun kembali. Kuciumin aroma kaos kakinya dan ku jilatin bagian ujung kaos kakinya... oh rasanya sangat jantan sekali, bercampur keringat kaki yang dirasakan sangat khas sekali. Oh my gate.

Ku lepas sarung tangan kulitnya yang sedikit basah karena ikatan tangan di kursi. Kemudian ku ciumi aroma sarung tangan kulitnya... nikmat sekaliiiii rasanya. Aku mendesahhh " ohhhhhh.....ohhhhhhh"ooohhhhh..

Kemudian aku ciumin aroma sepatunya.... ehmmmm sangat bau sekali, hangat dan bau kulit asli... sedikit keringat menempel di dalam atas sepatu, ku jilatin menggunakan lidahku. Ehmmmmmmm sedikit asin.... oh enak rasanya....

Ku buka kaos kakinya Om Rendi, dan ku hisap aroma kaos kaki nya, ehmmmmm wangi sekali sangat khas..... ada sedikit bercakan keringat yang menempel... ku jilati satu demi satu jarinya... ohhh asinn dann betcampur manis.. mungkin akibat tadi aku ikat dan memberontak ya jadi basah seperti ini.....

Si Joni tentunya langsung bangun, dan ku gesek-gesekan ke sela sela sepatunya dan tidak hanya itu, sambil aku jilatinn kaki seorang polantas ini... ohhhhh nikmat... dengan perasaan yang dag dig dug dan gak karuan, takut Om Rendi ini bangun. Aku mempercepat gerakan mengocok kontolku. Ohhh nikmat sekali....

Wahh ini mau crottt...... aku memberanikan diri mendekatkan bibirku bertemu bibirnya..... dannnn dengan cepat.. akuuuu ciummmm... dannnn muacchhhh... ohhh muachhhhhhh muachhhhhh crottttr crottt keluarrr sudah pejuhku di dalam sepatu tunggangnya tersebut...

Bersyukur sekali Om Rendi gak bangun, dan sepertinya dia masih tertidur pingsan.
Setelah mengeluarkan pejuh ke 4 kalinya, tanpa pikir panjang aku lalu menulis surat peringatan

"Om maafkan Rama, jangan cari Rama lagi, apabila Om melakukan hal-hal yang macem- macem sama Rama, Rama tak segan-segan menyebarkan foto bahkan video yang tadi sama keluarga bahkan sama tempat kerjaan Om..

Ku simpan surat itu diatas meja, dan ku bergegas berpakaian, dan tidak lupa aku mencium kening Om Rendi, muacchhhh mksh ya Om Rendi.... ucapku, tidak hanya itu, aku mencium bibir Om Rendi dan kemudian aku berselfi dengan gaya berciuman dan setelah itu, badanku berada di atas tubuhnya yang kekar, dan ku peluk erat dan ku cium Om Rendi... erat bangettt....

Ku ambil Hp satu lagi yang dari tadi merekam adegan kami di yang di atas meja tersebut dan ku tekan tanda berhenti. video tadi aku ciuman dan aku mengendus kaos kaki Om Rendi sudah terekam jelas....

Seketika aku lalu memblokir nomernya, dan kemudian dengan secepatnya aku pergi dari rumahnya, dan meninggalkan Om Rendi yang masih tergeletak pingsan di sofa.

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang