BAB XX

2.3K 69 4
                                    

Bom...bummmm bummmm, Suara motor Om Rendi terdengar dari jauh.... hingga suara motor itu berhenti di garasi depan.. dengan berjalan gagah Om Rendi membukakan kunci rumah, dan dengan seketika aku sudah harus berada di depan untuk menyambutnya...

Kulihat Om Rendi tak membukakan helm maupun kacamata dan masker hitamnya... dia duduk di kursi empuk ruang tamu... dengan ssgera aku berlari dan berjongkok bak seekor anjing yang menyambut si tuan nya....

" Bagus kamu.... Ucap Om Rendi sambil menarik tali yang di ikatkan kepada leherku..

Dengan segera, aku bukakan helm Om Rendi, kacamata serta masker hitamnya.. kulihat keringat menetes di area wajah Om Rendi yang putih, ingin rasanya aku jilatin keringat itu, tetapi mana mungkin, yang ada aku akan di hajar olehnya.. ku ambilkan rokok serta asbak dan ku sajikan satu batang rokok ke mulutnya yang berwarna merah...

Seketika jantungku berdegup kencang, ingin sekali aku mencium bibir merahnya, tetapi entah mengapa si joni mulai bergeliat dan menjulang tinggi.

Rasa nafsuku semakin bertambah, aku cium bibir Om Rendi dengan penuh nafsu, muacchhhhhh tetapi aku malah di tepis dan di dorong ke belakang serta aku di tampar sekerasnya plakkkkkk...... rasa sakit tamparan Om Rendi bertambah di saat dia masih menggunakan glove kulitnya.

"Anjing kau Rama, saya tidak suka.. kamu cium seperti itu..hardik Om Rendi... cepat kamu bukakan sepatu dan baju dinas saya perintah Om Rendi.

Aku memegang pipiku dan merangkak menghampiri Om Rendi, ditambah diriku
tanpa menggunakan sehelai baju dan celana pun.

Ku buka sleting sepatu tunggangnya, dan kemudian aku ciumin dalam sepatu bootsnya Om Rendi, sungguh aku di buat sangat nafsu sekali, aroma dalam sepatu tunggang yang baru iya pakai sungguh sangat wangi kelaki-lakian nya samgat terasa. Kemudian aku bukakan kaos kaki hitam dengan tulisan polri di sampingnya, basah dan di penuhi oleh keringat kaki, aku ciumin dan aku hirup semakin dalam dan semakin nafsu aku oleh kaos kaki Om Rendi...

" Bagus... bagus kau Rama... Saya suka melihat tingkah lakumu seperti ini, ucap Om Rendi, sambil menghisap rokok filternya.... kemudian aku membuka kopel Polantas yang masih melingkar di pinggangnya, dan ku lihat masih ada pistol yang masih ada di sarung nya.

Setelah itu aku buka kan celana PDL susnya hingga ke CD ridernya. Ku lihat kontol Om Rendi tidak nampak bangun, hanya tertidur.. ingin rasanya aku jilati, dan aku mengulum kontol Om Rendi, tetapi aku urungkan niatku kembali,, kemudian aku buka kan jaket kulit Om Rendi yang bertuliskan Patwal di belakang jaket kulitnya.

Ku lihat ada bercakan keringat yang menempel di baju dinas nya, sepertinya Om Rendi kepanasan dan akhirnya mengeluarkan keringat di saat iya melaksanakan Patroli. Aku kemudian membukakan kancingnya dari atas hingga bawah, hingga Om Rendi hanya menggunakan Kaos dalam warna putih saja...

" Gimana badan saya Ram... kamu suka " Ucap Om Rendi sambil memamerkan ototnya di depanku.

"Iya Om..ucapku sambil menelan ludah.

Om Rendi akhirnya membukakan kaos dan terlihat bentuk lekukan tubuhnya sangat kotak-kotak dan sangat membuat jantung ku berdegup kencang..

" Rama... sekarang kamu coli di depanku, menggunakan seragam saya itu, perintahnya.

" Tidak Om, saya bereskan saja pakaian dan sepatu Om Rendi ini..... Ucapku sambil membereskan pakaian dinas Om Rendi..

" Anjingg kau Rama.. kau menolak perintahku, sambil menarik tali yang mengikat di leherku hingga aku di seret ke hadapannya dia....

"Cuihhhhhhhhhhhhhhhhhhh.... air ludah Om Rendi jatuh di wajahku.

" Siap Om, tolong jangan siksa saya lagi om.
Ucapku memohon.

" Makanya kamu jangan banyak bicara lakukan saja perintahku.... Ucap Om Rendi.

Aku kemudian mengciumi baju dinas Om Rendi yang beberapa bagian basah oleh keringat, wangi nya terasa sekali kelaki-lakian nya. Kemudian juga aku menjilati Celana PDL sus nya Om Rendi tentunya di bagian tengah di mana burung Om Rendi berada.. tak hanya itu Om Rendi yang bertelanjang mulai nafsu melihat tingkah laku ku. Aku menjilati Boots lancip Om Rendi dengan gaya tengkurap hingga Om Rendi menghampiriku dan dia memasukan Kontolnya ke dalam Lubangku... rasanya sakit sekali karena tanpa menggunakan pelumas sedikit pun, Kontol Om Rendi sepertinya menjebol area lubang kedua kalinya..rasanya sangat tidak enak, tetapi apa mau di kata, aku hanya bisa menggigit sepatu Boots yang ada di depanku untuk menahan rasa sakitnya... Blassss blasssss.....

Seluruh kontol Om Rendi masuk semua.... tanpa pelicin, tanpa Kondom, kontolnya menjamah lubang anusku sampai mentok ke area klitorisku.

Tali yang mengikat leherku, iya tarik dan kemudian kontolnya mulai mundur dan majukan, hingga aku merasakan gesekan kontolnya Om Rendi mundur di dalam rongga lubang anusku.
Akhhhhhhhh.... aku teriak, tetapi Om Rendi malah membekab mulutku dengan tangan nya yang kekar dan menarik tali yang ada di leherku kebelakang sehingga aku meraskan tarikan yang sangat kuat ke belakang dan nafasku terhambat...

" Enak sekali lubang kamu Rama... seperti lubang punya Istriku, Ucap Om Rendi.....

Aku hanya bisa pasrah, dengan gempuran kontol Om Rendi yang semakin cepat di dalam anusku, aku hanya bisa merasakan kesakitan yang teramat dalam seperti ada cairan di dalam lubangku, aku meyakini bahwa itu adalah lubang anusku yang berdarah...

Aku menghirup kaos kaki hitam polri yang ada di di depanku, aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku agar aku bisa menikmati saat di fuck oleh Om Rendi ini..

Aku fetish, aku menyukai Boots Lantas, aku suka kaos kaki hitam lantas, aku suka sekali... tak apa lah aku di gempur anusku oleh Kontol Om Rendi yang penting fetishku tercapai...

Aku jilati bootsnya hitam Om Rendi, dan Om Rendi melihat tingkah laku ku dia semakin mempercepat gerakan nya, dan tidak hanya itu dia menyuruhku untuk dogy style dan dia memukul pantatku seperti seorang yang sedang menaiki kuda dan menyuruh kudanya untuk bergerak cepat, dan klimaksnya akhirnya keluar juga... crottttt crootttt pejuh ku akhirnya keluar juga dan di ikuti oleh pejuhnya Om Rendi yang muncrat di dalam lubang anusku.... basah dan penuh terasa, banyak sekali sepertinya pejuh Om Rendi ini...

Akhirnya Om Rendi terkulai lemas di lantai, dan kulihat kontol Om Rendi masih menjulang tinggi,dia menyuruhku untuk menjilati sisa pejuh yang masih ada di dalam kontolnya... sebenernya aku jijik, tetapi mau tidak mau aku harus melakukan nya... rasanya asin, gurih dan manis... apakah ini rasanya menjilati pejuh dari seorang laki-laki pikirku....

" Rama.. junior Abang sekarang di mana....tanyannya.

" Saya lepaskan junior abang, ucapku santai...

" APA....... Gila kamu..... Kata Om Rendi dengan wajah kaget.....

" Sialan kamuuu Rama...... ayo kamu ikut saya... saya akan buat kamu menyesal. Ucap Om Rendi

" Jangan Om.. jangannnn... jangan siksa saya lagi Om.... ucapku sambil memohonnn

Tetapi Om Rendi malah tidak peduli, dan lalu menyeretku ke dalam sebuah ruangan yang gelapppp dan pengap

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang