BAB XIII

2.4K 56 1
                                    

Sudah beberapa hari ini, aku selalu bermimpi tentang Om Rendi, aku takut bila mimpiku menjadi kenyataan. Semenjak 2 minggu kemarin tidak ada tanda-tanda dia akan membunuhku atapun melaporkanku. Tetapi mimpi-mimpi buruk di sertai mimpi basah selalu terjadi.

Ku membuka laptop, dan membuka file video kejadian kemarin sungguh sangat membuatku ngaceng... ketakutan dan nafsu menjadi satu. Video kemarin aku memperkosa Polantas ganteng sudah ku simpan rapat-rapat hingga tidak akan mungkin tersebar ataupun rusak, karena hanya aku yang tau paswordnya.

Ku ambil tisue di atas meja tidurku, ku bersikan si Joni yang telah memuntahkan kembali laharnya, di karenakan melihat adegan dalam layar video ini...

"Ram.... kapan kau kerja, jangan kau asik di dalam kamar terus.... cepat cari kerjaa" Ucap ibu ku sambil mengetuk pintu kamarku..

"Iya bu... aku hari ini mau mencari pekerjaaann..."Teriakku di dalam kamar...

Bosan, susah dan cape sekali aku mencari pekerjaan di zaman ini.. tetapi apa mau di kata, aku harus mencari pekerjaan...

Ku bergegas mandi dan lalu berpakaian santai dan kupacu gas menuju jalan di luar sana.... aku mau pergi kemana, tidak tau sepertinya aku harus menenangkan pikiranku dan secepatnya juga.....

Jalanan kota ini seperti biasa tetap ramai dan tidak beraturan, semakin kesini dunia ini penuh sesak oleh manusia.. ku melihat beberapa pengumuman pendaftaran TNI terpangpang jelas di depan Korem..

Ibu pertiwi memangilmu, wahai para pemuda-pemudi bergabunglah bersama kami...

Hehehe, apakah saya daftar Tentara saja ya. Tetapi akhh mana mungkin...apalagi saya sendiri banyak kekurangan nya. Hahahaha.....gumamku dalam hati...

Aku menyusuri jalan paster Kota Bandung yang sangat padat sekali oleh mobil yang mengantri untuk berbalik arah ataupun untuk menuju Tol ke arah Jakarta...

Tiba-tiba air menguyur jalan paster ini.... ohh tidak mana aku tidak membawa jas hujan pula.... aku berhenti dan menstandarkan motorku di depan toko.. ada beberapa orang juga yang sama sepertiku untuk berteduh.

Ku lepaskan Helm halfaceku, ku mengkibas-kibaskan air yang membasahi jaketku agar tidak terlalu basah menembus baju.
Terlihat beberapa orang juga melakukan hal yang sama, tetapi mereka bersama pasangannya, sedangkan aku.. ya bagaimana ya..kapan aku punya pasangan.. sampai sekarang juga aku belum dapat kerja.. hehehehe....

Ku melihat hujan siang ini sangat lebat, motor matic merah basah kuyup akibat derasnya hujan. Ku ambil rokok filter di dalam saku celanaku, ku hisap mengepul asap rokok, nikmat sekali rasanya rokok ini di kala hujan sore ini..

"Kang boleh pinjam koreknya..."Ucap salah satu pria berbaju merah terang..

" Oh mangga kang, silahkan...." Jawabku sambil memberikan korek gas..

Seorang laki-laki paruh baya mengambil koreknya dan menyalakan rokok kreteknya...

" Hujanya makin besar ya kang ?.
" Iya kang, ujan gede tumben-tumben siang begini hujan...ucapku.

Sekitar 15 menit, kita berbincang-bincang hingga aku tau dia bekerja dimana, nama, hingga, usia dia. Hahaha memang ganteng sih dia, tetapi aku berusaha untuk biasa aja sih.. cuma memeperhatikan cerita dia saja. Dia bernama Rangga, bekerja di Dinas perhubungan Kota Bandung sebagai pengatur lalu lintas baru 2 tahun dia bekerja, dan belum menikah.

" Seneng nya kang, ngobrol sareng akang teh... eh boleh minta no wa nya kang...Pinta Rangga.

" Oh boleh kang...siapa tau, tiasa jadi dulur kang, ucapku

" Bener kang.....jawabnya sambil mengetik nomer wa ku.

Tak terasa hujan kian perlahan mulai berhenti. Hingga Rangga pamit terlebih dahulu karena dia akan menjemput keluarganya di daerah Bandara Husein.

Aku harus bergegas untuk pergi. Tetapi mau kemana aku, bener-bener tidak ada tujuan juga, mungkin aku harus bergegas pergi setelah setengah batang rokok ini selesai...aku melanjutkan main game COC, game kebangganku dari kecil hingga sudah mencapai TH 12. game tentang aksi dan perang...sangat mengasikan sekali..

" Rama Halim Saputra "...

What, siapa yang memangil namaku tersebut..... aku lalu berbalik kepalaku ke arah kanan dan aku terkaget-kaget. Om Rendi ada tepat di sebelahku tersenyum kecut.

" Om Re...n.... di... " ucapku terbata-bata saking kaget nya.

" Gimana kabar kamu...." Ucapnya dengan berbicara ada  maksud tertentu..

"Ba....ikkk...omm" Ucapku.

"Rama.....ayo ikut saya.."
"Kemana Om."
"Sudah jangan banyak ngomong.... ayo ikut saya........
"Jangan Om.....jangan..

Orang-orang di sekitarku melirik ke arah kami.. karena aku membuat kegaduhan kecil...

"Kamu jangan macam-macam Ram....kalau tidak pistol ini menebus perutmu. Ucap Om Rendi dengan menodongkan pistol di saku jaketnya, sepertinya memang Om Rendi ini sudah merencanakan ini semua.

"Baik Om, tetapi jangan macam-macam dengan saya, kalau tidak saya akan sebarkan video Om ini....
Ucapku sedikit berani.

"Kamu mengacam saya.. hah...."Kata Om Rendi dengan sedikit keras...."Ayo cepat ikut....dengan memegang pundakku dan berjalan menuju jalan, entah kemana Om Rendi akan membawaku.

"Ram.. kau jangan macam-macam sama saya, kalau tidak saya akan bunuh kau sekarang juga, ucap Om Rendi sambil berbisik di telingaku...

Sontak, jantungku berdegup kencang, dan ini bukan mimpi... ini kenyataan...Oh my gate, akan di bawa kemana saya, dan tidak jangan sampai aku di bawa ke kantor Polisi, dan menjebloskanku ke penjara karena akibat pelecehan sexsual yang sudah aku perbuat olehnya....


Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang