BAB XIX

2.1K 54 1
                                    

Sudah sangat lama aku mengidap fetish ini, ya memang fetishku ini sesuatu yang langka dan jarang di idap oleh manusia, tetapi inilah aku, seseorang yang menyukai atribut polisi lalu lintas.

Sungguh sangat aneh dan hina, bila ada orang yang tau fetishku ini. Apalagi aku tertarik dengan benda mati. Tetapi apa mau dikata, aku mau mengeluh dengan siapa dan bagaimana juga aku tetap saja suka dengan atribut dan segala sesuatu tentang polantas.

Mungkin kalian bertanya, tanya apakah selain polantas apakah aku suka, aku akan jawab tidak. Aku Cuma suka dengan Polantas yang di jalan raya maupun polisi patwal.

Aku merebahkan badanku di sofa krem yang berwarna merah marun, ku melihat Dika masih terikat dan tertidur di kursi kayu, ingin rasanya aku buka kan ikatan nya, tetapi ancaman dari Om Rendi selalu ada dalam bayanganku.

" Rama... sebelum saya berangkat kerja, saya ingin kamu memuaskan Dika terlebih dahulu, ucap Om Rendi menghampiriku dengan berpakaian lengkap siap-siap untuk bekerja.

Aku menghampiri Dika, dengan berjalan lalu, Om Rendi menyuruhku untuk mengulum kontolnya Dika, kemudian mau tidak mau aku melaksanakan tugas yang di berikan dengan cepat aku maju mundurkan kontolnya Dika di dalam mulutku, seketika dika langsung bangun dan kaget melihatku, kemudian aku berikan bumbu bumbu ciuman di sekitaran kepalanya hingga Dika mulai merasakan kelojotan dan lambat laun kontolnya yang tidur mulai beraksi kembali...

" Bagus Rama...... " Ucap Om Rendi.....sambil menghisap rokok yang ada di tangan kanan nya...

Sesekali iya menarik tali yang mengikat leherku, layaknya seorang anjing, Om Rendi duduk di sebelah Dika yang masih terikat dan terlakban mulutnya dari kemarin malam. Dika kulihat dia merasakan kenikmatan, terdengar dia mulai megerak-gerakan kepala nya hingga mukanya merah marun....ehmmmmmm... hmmmmmmm suara nafsunya mulai terdengar..

Kontol Dika tidak bisa di masukan semua ke dalam mulutku, karena besar dan panjang membuat aku susah untuk bernafas... aku hanya bisa memainkan kontolnya setengah saja..

" Ram... ko saya melihatmu semakin nafsu ya, bolehkah saya perkosa mu seperti kemarin, ucap Om Rendi..

Aku hanya bisa diam dan melaksanakan tugas yang di berikan oleh dia untuk menyepong kontol juniornya ini..

" Hahaha.. Haha Lihai juga kau Rama.... nyepong Dika ya, sampai junior abang kelihatan nafsu begitu " Ucap Om Rendi sambil menghisap Rokoknya semakin dalam...

" Oh iya Ram... kamu kesini...Ucap Om Rendi..

" Iya Om.. ucapku, sambil mengelap air liurku yang membasahi mulutku.

" Anjing kau Ram...., pangil saya abang, sama seperti kamu memangil Dika dengan sebutan abang, perintahnya..

" Iya... bang ucapku walaupun sedikit kaku....

" Kamu hirup celana Pdl sus abang ini.. Ucap Om Rendi.

Dengan cepat.. aku menuruti perintah dari Om Rendi..di sisi lain aku takut dia marah, dan di sisi lain aku suka dari Om Rendi yang berpakain Polantas ini...

" Celana PDL Sus ini belum abang cuci loh. apalagi Cd abang, abang masih pake yang kemarin... Ucapnya..

" Iya bang... ucapku sambil menghirup celana pdl sus nya...

Wangi Cd hitam Om Rendi kelaki-lakian sangat tajam sekali membuat si joni ku semakin mantreng alias ngaceng.

" Tegakan badanmu.. perintah Om Rendi...
Tidak Kontolmu masih ngaceng ya Ram...

Om Rendi memainkan kontol ku menggunakan sepatu bootsnya. Dia memainkan di area kepala si joni hingga di area batang kontolku yang menjulang tinggi ke arah Om Rendi..

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang