BAB XXV

1.5K 43 5
                                    


Wangi udara Lembang ini sungguh sangat khas, beberapa binatang bersaut-saut riang di antara tanaman Teh yang terhampar luas. Jam menujukan pukul 14:00 Wib, Rendi menyimpan motor Patwalnya di garasi depan. Hari ini sungguh sangat lelah sekali, ingin sekali Rendi Istirahat di Villa ini. Ingin mendinginkan pikiran ini. Kejadian pagi tadi membuat Rendi enggan untuk pulang ke rumahnya, walaupun dia sangat kangen sekali sama kedua anak kembarnya, tetapi lebih baik dia urungkan niat untuk kembali ke rumah daripada semua akan menjadi lebih parah.

Di satu sisi juga, dia kepikiran dengan Rama di tinggalkan disini sendirian

Rendi yang masih mengunakan seragam Patwalnya berjalan menuju pintu depan rumah, suara decitan antara lantai kayu bersentuhan dengan sol sepatu bootsnya, kemudian berjalan untuk membukakan kunci pintu yang berada di saku celananya.

Agak kesusahan Rendi mengambil kunci yang berada di saku celananya karena dia masih menggunakan sarung tangan kulitnya. Kemudian dia langsung membuka pintu kunci dengan gantungan pistol mini, seketika dia membukakan pintu dengan desain cokelat kayu jati, dan ternyata dia tertegun lemas dan kaget tak percaya apa yang dia lihat.

"ASTAGA.........." ANJING... RIO KAU APAKAN RAMA? Bentak Rendi
" Aku lagi nyobain dia Abang...... kau jangan munafik... aku ingin sekali nyobain sama cowo kaya gimana Abang, bersetubuh dengan Adikmu ini." Ucap Bripka Rio, yang masih mengenjot lubang anusku.

" Tolong saya Abang, saya sudah gak kuat dengan penderitaan ini Abang..." Ucapku memelas

" Rio lepaskan dia..." Perintah Rendi....

" Santai dulu lah bang, aku belum Crotttt juga, jadi sabar dulu dong...." Jawab Rio

" Bang tolong... tolong saya bang...... saya sudah gak kuat...... akhhhhhhhhhh........"Ucapku yang menahan kontol Rio yang menyentuh daerah ususku.

" Anjing Kau Rama.... Kau cerewet sekali..... Bangsat kamu.........Kata Bripka Rio sambil memukul punggungku, yang di ikuti dengan erangan kesakitan yang ku rasakan....Eh....Abang kau sini lah... Perintah Rendi....

" Lepaskan Rama....

" Rendiii.. kau sialan sekaliiii, kau menolak perintah junior untuk kesini, Kata Bripka Rio yang lalu mengambil pistol di kopelnya, lalu menembakan pistol ini ke atap vila ruang tamu ini.

Seketika aku dan Rendi sangat kaget, dengan suara letupan tembakan yang di keluarkan oleh pistol milik Bripka Rio itu..

" Cepat kau kemariiii.. kalau tidak peluru ini akan menyasar ke dalam tubuhmu" Ucap Bripka Rio.

Terlihat dari raut wajah Rendi terlihat ketakutan dia mau tidak mau, dia mengikuti perintah dan berjalan menghampiri ke arah kita dengan raut wajah terpaksa.

" Sekarang, kau ambil kursi yang ada di pojok itu dan kau simpan di depan si Rama ini yang sedang nunging iniiii, cepatttt anjingggggggg....
Dengan segera Rendi mengambil kursi dan meletakannya di depanku yang sedang menahan rasa sakit akibat kontol Bripka Rio yang menacap di dalam lubang anusku.

" AKHHHHHHH..... SAKITTTTT.. ucapku saat Kontol Bripka Rio tiba-tiba lepas dari lubangku....

Bripka Rio kemudian berdiri dan setelah itu, dia menyuruh Rendi untuk duduk di kursi tersebut, kemudian Rendi di suruh untuk melepaskan sepatu Bootsnya, kaos kakinya. Wanginya sangat terasa sekali, seperti biasa wangi seorang Patwal yang bekerja di jalan, bau busuk bercampur dengan aroma jalanan membuatku terangsang. Dan setelah itu Rendi juga di minta untuk melepaskan seluruh pakaian yang iya kenakan, dari mulai Jaket Patwal Kulit, Baju Lantas, Kaos Lantas, sarung tangan kulit hitam dan celana PDL susnya, serta celana dalamnya Rendi dengan merek riders merah. hingga Rendi dalam keadaan telanjang bulat duduk di kursi tersebut.

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang