BAB IX

2.9K 56 2
                                    

" Rama... Rama... Rama, kamu dimana, teriak seorang lelaki paruh baya.."
Saya tau itu kamu, Ram.. jangan seperti ini, kita bisa bicarakan baik-baik Ram....

Tolong.... tolong....... tolong

Seorang lelaki paruh baya, dengan pakaian Polantas, berada di gudang garasi Rumahanya, dengan tangan terikat di antara sela2 kursi malas, kakinya masih menggunakan sepatu tungang khasnya. Mulutnya tidak di lakban, jadi dia bisa untuk berteriak apapun itu.

Tangan nya masih di bungkus sarung tangan hitam kulit, menjadikan dia susah untuk bergerak, geliat keringatnya menetes di pipinya menandakan udara di tempat itu panas...

Seorang laki- laki telanjang tiba-tiba menghampirinya...

" Ram, kamu mau apa.......kaget si Polantas tersebut.

" Maafkan saya Om, saya sudah tidak kuat lagi, saya sudah jatuh hati dengan Om.

"JANGAN RAMA saya masih normal... jangan Rama.......

" Om, saya tidak kuat lagi.....

Aku duduk di depan Om Randy, dengan si Joni yang sudang menjulang tinggii.. dari tadi memang kontolku ini sudah ngaceng sehingga Om Randy kaget melihatku yang telanjang dan ngaceng, tetapi mau tidak mau aku harus menumpahkan cairan kental ini yang sudah lama tidak aku keluarkan....

Aku mengelus-ngelus si Joni, dan aku mulai memberikan Ludah si Joni ini....

"Rama.. kau ngapain kaya gitu, jijikkk Om melihat kamu" Hardik Om Rendi

" Om, saya, sudah mulai menaruh hati sama om, dari dulu, tetapi maaf, aku melakukan seperti ini sama Om, aku sudah gak kuat, setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik selalu memikirkan Om". Ucapku

"BANGSAT KAU RAMA, LEPASIN SAYA SEKARANG JUGA"

"Maaf Om, saya gak bisa, oohhhh nikmat sekali, saya bisa coli di depan Om sayang ini." Ucapku ooooohhhhhhh gak kuat aku Om.....

" ANJING TANAH KAU RAMA, KAMU GAY......2 BULAN KEMARIN TERNYATA BENAR DUGAAN SAYA, KAMU INI GAY. DAN TERNYATA KAMU SUKA BAJU DAN SERAGAM SAYA INI HAH..... Ucap Om Rendi

" Iya Om, aku suka sama Om, tetapi..

" Cepat lepaskan saya, biar saya bunuh kau sekalian,...
TOLONG.... TOLONG... teriak Om Rendi

Ku ambil lakban di atas Mobil Pajero Sport warna hitam
" Kau mau apa Ram, jangan..."
Hlmm hlmmmmmm lakban sudah terpasang di mulutnya.

" Maafkan Aku Om, suara Om sangat mengangu sekali... takut tetangga dengar jadi,...aku harus menyumpal mulut Om ya....Ucapku dengan penuh nafsu...

Ku kembali duduk, dan memandangi Om Rendi yang terikat, dan tak berdaya di depanku.... ku kocokan si Joni semakin keras dan semakin cepat... wah ada yang kurang rasanya, ku ambil Kaca mata dan Topi Polantas di atas Motor patwalnya... dan kupakaikan Om Rendi menggunakan kaca mata dan Topi Polantas.

" Nah ini Keren.......ganteng sekali Om Rendi, aku sayang banget sama Om, tetapi aku Takut sekali mengukapkan hati ini untuk Om..., tetapi apa daya Om sudah menikah, dan pastinya Om itu Normal.

Kukocokan si Joni semakin kencang dan semakin enak, aku mencoba untuk mengelus sepatu Boots Om Rendi dengan kakiku tetapi malah aku di tendang dan di hempaskan, seakan-akan aku tidak di perbolehkan untuk menyentuh nya, mungkin jijik kali ya.

Muka memerah, dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa, hanya hmmmmmmm... dannnnn hmmmm saja...

"Om.... iya aku sangat suka sekali dengam seragam Om itu, iya mungkin karena Om Polantas ya, makanya aku seneng sama Om... ungkapku... tetapi karena Om ganteng juga sihh... heheheh...

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang