BAB XII

2.4K 58 4
                                    

"Anjing kau Rama....kau sudah melakukan hal tidak pantasnya sebagai seorang pria, anjing kauu gay Rama.... Cuihhh... air liur mendarat di wajahku dan mengalir menuju bibirku.......Hina sekali kau......" Ucap Om Rendi setelah beberapa kali pukulan mendarat di tubuhku.

Aku terhuyung lemas tak berdaya di jalan lorong yang kosong dan sepi. Ku benamkan wajah ini ke dalam aspal, menghindari tendangan dan pukulan yang di lontarkan oleh Om Rendi....

Entah, sudah ke berapa tendangan dan pukulan yang sudah dia lakukan kepadaku, lebih dari 20 kali.... dia anggap aku seperti samsak tinju sepertinya.... apalagi Om Rendi ini memegang gelar sabuk hitam.

"Kau.. tak pantas hidup Rama..... anjing sekali kau bisa-bisa nya kau melecehkanku..... Ucap Om Rendi setelah pukulan nya menajam di wajahku...

"M...aaaff Om, saya khilaf,ucapku sambil merintih menahan sakitnya tinju nyak.

"Kau... brengsek sekali.... GW Normal Rama....gw udah menikah, dan mempunyai anak... tetapi kau malah melecehkanku......

Bug... buggg... buggg...

"Sialan kau Rama.... persetan semuanya....kau suka seragam saya, saya bisa ampuni kau, tetapi.... kau juga malah melecehkanku.......SIALAN KAU......
tendangan sepatu boots membuat aku tergeletak di atas aspal kotor ini..... ini yang kau suka kan, ucapnya sambil sepatu tunggang menancap tepat di wajahku......sialan kau Rama....

Kaki sebelah kanannya menacap di atas kontolku...

Anjing.. setelahhh seperti ini sempetnya-sempetnya kau ngaceng.... goblokkk kau.... kaget Om Rendi.

"Cepat buka celana dalammu.. itu.... keluarkam burung kebangganmu itu... perintah Om Rendi.....

"Tidak.. tidak Om... jangan..." ucapku sambil menahan sepatu polantas di wajahku yang hampir mendekati mulutku...

Dengan posisi terlentang di atas aspal..aku tergeletak sudah tak berdaya, tetapi sempet-sempetnya aku masih ngaceng.. mungkin gara-gara aku melihat uniform Om Rendi ini, yang sama persis seperti saat aku perkosa dia kemarin...tetapi sejujurnya aku sudah lemas, tetapi si Joniku malah tidak bisa kompromi sama sekali...

"Kau sekarang kocokan Kontolmu itu... biar aku bisa tau......
Rasanya seperti kemarin......perintah Om Rendi..

"Om saya salah.... saya minta maaf...

" Cepat anjinggg....... dengan menekan Kontolku yang semakin menacap di tekan oleh sepatu lantasnya....

Semakin aku berontak, semakin aku tak kuat menahan rasa sakit ini.......
Dengan secepatnya aku kocokan dan aku juga jilati sepatu Om Rendinya.....
Om Rendi, terlihat sangat puas sekali melihat aku tersiksa dan melihat aku melakukan masturbasi.. sesekali dia malah menyuruhku untuk memakan ujung sepatunya itu......"makan anjinggg.. bukannya ini yang kamu suka.... perintahnya....

Ehmmmmmm hoamm. Rasanya tetap sama seperto kemarin, apakah sepatu ini yang kemarin dia pake ya, rasanya hampir sama, aroma knalpot, jalanan dan tentunya wangi kulitnya sangat jelas sekali.

Dibawah temaram lampu sore
Terlihat wajah Om Rendi semakin mempesona....wajah tirus terlihat jelas, kebencian, amarah nampak di antara lesung pipinya tersebut, semakin gagah kulihat polantas satu ini....

Tetapiiiiii akhhhhhhh gak kuatttt crottt. Croottttt...... croottttt pejuhhh ku keluar... dan di ikuti dengan rasa sakittt.. karena sepatu polantas satu lagi langsung menancap di kontolku yang seharusnya ke atas keluarnya malah menyamping karena tertancap dan di paksa untuk keluar menyamping
dan tidak hanya itu ujung sepatunya juga harus aku telan dan akuu bener-bener merasa tersiksa sekali.........

"Ternyata kaya gini, semakin aku jijik melihat kau Rama..... sialan kau..... Ucapnya sambil meludah ke wajahku kembali.....

Bug..bug... bugg... bugg.. sebuah tendangan sepatu, mengarah ke wajahku, dada, peruuttt hingga ke si Joniku....

Aku tau, bahwa ini sebuah kesalahan fatal yang seharusnya tak pantas untuk di maafkan, seandainya aku ada di posisinya mungkin aku akan melakukan hal yang sama, memang hina, tetapi apa yang bsa aku lakukan hanya bisa menyesal saja.. tetapi mengapa aku harus masturbasi dahulu.. ini sesuatu hal yang sangat bodoh sekali... apakah dia puas dengan melihat aku menderita seperti ini.....

" Om... ampuni saya... ampuni saya Omm.... mohon ku... tolong Om jangan pukulin saya lagi Omm.........

" Anjing, kau tak perlu ucapkan itu Ram... aku akan buat kamu menghilang dari dunia ini. Setelah pejuh kau keluar untuk terakhir kalinya..... kata Om Rendi sambil mengambil sebuah pistol di pingangnya....

Maksudnya... apakah dia akan membunuhku......
" Saya salah Om.. tolong jangan lakukan itu......ucapku memohon kembali..

Tetapi tanpa rasa iba, Sebuah laras pendek mengarah ke arah wajahku...."Saya bunuh kau,""" anjingg kau,... ucapanya terlihat merah padam dengan dendam yang sudah ke ubun-ubun..
3...2.... 1...... ucapnya....dan...

Tidak...... tidakkk jangan Om.... jangan Om. Aku terbangunnn dan kulihat sekelilingku masih di dalam kamar ternyata, aku mimpi, dan aku melihattt celana ku ternyata basah juga, ku raba baju dan badanku ternyata basah... karena rasa takut akan mimpi tadi.... oh tidak sudah beberapa hari ini, aku selalu mimpi seperti ini setelah kejadian itu... pertanda apakah ini.....ucapku dalam hati...

Rama Halim SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang