Part 21-Spill The Tea

720 131 72
                                    

Tidak ada hal yang lebih membahagiakan di dunia ini saat orang yang kau cintai menaruh perhatian penuh padamu. Entah itu bermaksud untuk hal lain atau memang membalas cintamu, nyatanya kau sudah membangun asa dan harap pada ketidaksadaranmu. Lalu kemudian saat harapan yang kau bangun sendiri mengecewakanmu, kau mulai menyalahkan orang lain pada rasa sakit yang kau tanggung pada ekspektasi yang nyatanya kau bangun sendiri. Tapi, memang begitulah manusia.

Tzuyu memutar pandangannya pada cafe yang saat ini tengah datangi. Tak banyak orang di jam segini karena ini adalah jam tanggung untuk orang-orang berkunjung. Tadi setelah selesai sesi pemotretan, Irene langsung mengajak Tzuyu untuk ngobrol santai dengannya sembari minum teh.

Sebentar lagi jam akan menunjukkan pukul 6 sore. Dan saat ini Irene sedang pergi ke toilet sebentar.

“Sudah pesan?” sapaan itu langsung membuat Tzuyu tersadar dan melihat daftar menu di depannya. Ada banyak makanan ringan serta minuman hits masa kini. Apa mereka terlalu tua untuk menikmati semua ini?

Irene yang duduk tanpa melihat menu langsung memutuskan hidangan apa yang dia pesan kepada pelayan yang tiba-tiba datang entah darimana. Sejak tadi Tzuyu duduk disana, pelayan itu bahkan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali, tapi setelah wanita sesempurna Irene datang, dia langsung muncul entah darimana, tidak ramah bintang satu 🌟.

Irene tampak begitu anggun dan perfeksionis. Bahkan di hal sepele ini dia sudah menyusun segalanya, membuat Tzuyu menjadi minder. Sontak gadis itu berhenti membolak-balik daftar menu dan menatap Irene yang sedang tersenyum melihat ponselnya.

Taehyung?

“Aku pesan chamomile saja dengan matcha mille crepes.”

Pelayan itu mengucapakan terimakasih dan silahkan menunggu tepat di sisi Irene. Apa penampilan Tzuyu sebegitu miskinnya sampai pelayan ini bahkan tidak mau melihatnya sama sekali? Dunia ini sangat kejam.

Setelah pelayan tersebut pergi, Irene langsung tersenyum dan menatap Tzuyu hangat.
“Kau tidak pernah memesan kopi atau wine. Kau tidak suka atau bagaimana atau tidak pernah mencobanya sama sekali?”

Tzuyu tersenyum dalam hatinya, aku bahkan memiliki toleransi yang baik pada kadar alkohol tinggi.

“Aku tidak pernah tertarik untuk dua hal itu.”

“Begitupun dengan kopi?”

Nyonya akan mempercepat hari kematianku.

“Pahit aku juga tidak suka, Nyonya Irene.”

“Wah benarkah. Padahal suamiku sangat menyukai kopi. Apapun yang dia lakukan, dia akan memilih kopi sebagai temannya. Kau ingat suamiku kan, Sally?”

Mendengar Taehyung disebut-sebut, hormon serotonin Tzuyu langsung bekerja dan wanita itu langsung menahan senyuman.

“Maksud Nyonya Irene, tuan Taehyung?”

“Sally berhentilah memanggilku nyonya!”

Tzuyu sontak tersenyum,
“Maaf Irene.” Irene balas tersenyum.

“Iya, Taehyung. Suamiku. Jangan salah paham Sally, dia memang kelihatan seperti orang yang tak tersentuh, namun sejatinya dia sangat baik dan menjaga kehormatan orang lain, maka dari itu dia berlaku dingin padamu dan kepada semua wanita juga, pastinya.”

“Aku selalu mengajaknya bertemu denganmu karena kau memberi dampak yang besar kepada pasaran produk-ku. Aku bilang kau cantik dan hebat. Tapi yaitu tadi, selain diriku dia tidak memperhatikan bagaimana penampilan wanita lain. Tipikal suami-suami takut istri.” mendengar itu Tzuyu nyaris tersedak ludahnya sendiri. Wajahnya pucat seperti habis mandi hujan 4 jam.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗛𝗲𝗮𝘃𝗲𝗻𝗹𝘆 𝗦𝗶𝗻𝘀 1 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang