“Ikuti dia. Cari tahu apa yang terjadi padanya dan siapa dia ini sebenarnya.”
“Baik, tuan.”
***
Tzuyu segera berlari dengan terseok-seok. Setelah berulang kali menabrak apa yang di hadapannya tetap tak mampu membuat niatnya surut untuk segera menemui ibunya.
Wajahnya yang pucat penuh debu juga air mata. Tzuyu segera mendekati Seulgi yang sejak tadi menjaga ibunya di Rumah Sakit. Sejak dari cafe, Tzuyu sudah seperti orang kesetanan yang menerjang apa saja di hadapannya demi bisa langsung menemui ibunya.
“Seulgi...” lirih Tzuyu saat melihat gadis bermarga Kang itu duduk sambil menangis di ruang tunggu.
“Bagaimana?”
Seulgi segera bangkit dan memeluk Tzuyu. Berharap dia juga bisa kuat dan menyemangati Tzuyu. Tapi sejak tadi, Seulgi bahkan tidak bisa berhenti menangis. “Yu... Ka—kau... Sejak tadi dokter sudah mencarimu.”
“Dimana dokter?” ujar Tzuyu dengan tidak sabaran. Namun tak satupun yang tahu nyalinya ciut di dalam. Tidak siap mendengar apapun yang akan dokter katakan.
Bulu kuduk Seulgi meremang. Tangisnya makin merembes. Bagaimana Tzuyu tidak gentar sama sekali? Sebenarnya, Tzuyu ini apa? Kenapa dia bisa sekuat ini?
Tzuyu tak menunggu waktu untuk Seulgi berbicara. Karena sebelum gadis itu membuka mulutnya, seorang dokter sudah mendatangi mereka.
“Keluarga Ny. Lee?”Tzuyu bangkit menghadap dokter dengan tak sabaran, “Ya dokter, saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya?”
“Ibu anda sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Saya sangat menyesal akan hal ini. Jika tidak segera ditangani, akan berbahaya bagi kesehatan pasien sendiri. Dan—apakah biaya operasi sudah di dapatkan? Agar operasi bisa segera kita realisasikan.”
Tzuyu diam tak bergeming, bumi seakan menyerap habis oksigen. Membuat Tzuyu tuli dan pusing seketika. Keringat mengucur deras di tubuhnya, pertanda yang sangat Tzuyu takuti terjadi. Kemana dia harus menjual dirinya lagi?
Dia bukan sembarang lacur, dia hanya menjual dirinya saat dia benar-benar butuh uang untuk ibu. Tzuyu bahkan bisa menghitung berapa kali dia tidur dengan para pria hidung belang itu. Hanya empat kali dan itupun karena mereka berani bayar mahal dan situasi saat itu adalah situasi dimana Tzuyu benar-benar terpaksa melakukannya.
Tapi mendengar biaya pengobatan ibu kemarin nyali Tzuyu menciut, rasanya Tuhan menghukumnya karena dosanya terlalu amat keterlaluan. Bahkan jika menjual dirinya sampai remuk redam pun, Tzuyu tidak akan pernah mendapatkan uang itu.
Sebuah usapan menyadarkan Tzuyu dari mimpi buruknya. Seulgi yang menangis sedari tadi dan dokter yang sudah pamit entah kemana perginya. Haruskah dia menjajakan diri menjadi istri simpanan? Tapi Tzuyu tak akan sampai hati menghancurkan rumah tangga orang lain, apalagi menghancurkan hati anak-anak yang tak berdosa, yang menunggu ayahnya pulang dengan rasa sayang yang penuh dalam dada. Jadi itu bukan ide yang bagus!
“Seulgi, aku akan cari uang dulu. Aku akan cari pinjaman ke bank atau menjual organ tubuhku atau apalah. Sekalipun aku harus bekerja sampai titik darah penghabisan, aku—aku siap. Kau... Bisakah kau jaga ibuku disini?”
Seulgi tak mampu menjawab, isakannya malah semakin jelas terdengar. Dipeluknya Tzuyu dengan erat menyalurkan kekuatan. Karena hanya hal itulah yang dapat dibagikan Seulgi saat ini.
Tak ada bank yang akan memberikan pinjaman jika tidak ada jaminan atau pekerjaan yang tetap dari si peminjam. Menjual organ? Entahlah, Tzuyu bisa dipenjara seumur hidup kalau salah-salah. Bekerja sampai titik darah penghabisan? Ibu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.