Part 9-Anak Mungil Pita Merah, Aigoo Kamjagiya

959 148 89
                                    

||Flashback on||

Seorang anak lelaki yang diantar supir baru turun dari mobil mewahnya. Masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah jam segini. Tetapi, karena taatnya pada peraturan—anak manis super ganteng itu sudah datang sejam sebelum kelas berlangsung.

“Yakin, bapak supir pulang aja ini, tuan?” sang supir bertanya saat anak kecil itu turun dan mulai berjalan menjauh dari mobil.

“Iya, bapak pulang saja. Saya tidak papa disini sendirian.”

“Tapi sekolah masih sepi lho, tuan. Nanti saya dimarahin nyonya besar kalau tuan sampai kenapa-napa.” Pak supir Han terlihat khawatir. Tentu saja, sekolahan masih sangat sepi. Memang ada beberapa anak-anak yang sudah datang. Tapi, itu belum bisa dikatakan ramai dengan luas sekolah sebesar ini.

“Memangnya saya bakalan kenapa, pak? Ini kan hanya sekolah. Saya ngga akan kenapa-napa.”

Pak supir menghela nafas. Tuan mudanya ini memang sangat pendiam dan tidak banyak bicara. Tapi sebenarnya, tuan mudanya ini sangat tegas dan keras kepala untuk siapapun kecuali untuk kedua orangtuanya.

“Ya sudah, kalau gitu bapak supir pulang dulu, tuan. Nanti pak supir jemput di jam biasa ya, tuan.”

“Iya, pak. Terimakasih.” tidak menunggu pak supir pergi, Taehyung sudah melangkahkan kakinya menuju ke ruang kelas.

Namun belum sampai ruang kelas, bocah lelaki itu tertarik untuk membeli beberapa jajanan dulu di kantin. Setiap pagi, dia memang selalu melakukan itu. Membeli makanan di kantin yang biasa ia datangi. Disana ada Ibu Song, penjaga kantin yang ramah kepada semua anak murid dan menjual makanan warna-warni yang aneh-aneh khas dan kesukaan anak-anak.

Sesaat sampai di kantin, Taehyung memesan gulali dengan hadiah mainan kecil didalamnya. Seperti beli jajanan, gratis mainan. Bisa saja Taehyung kecil meminta orangtuanya membelikan mainan seperti ini, sekalian pabriknya. Tetapi, yang namanya esensi anak-anak pasti dia akan memilih membeli yang seperti ini demi kepuasan hati mereka.

“Ini saja Bu Song.”

Ibu kantin itu tersenyum menyambut salah satu siswa yang paling dia kenal ini. Setiap pagi, hanya Taehyung satu-satunya yang melakukan hal ini. Membeli beberapa makanan aneh, lalu duduk di kantin pagi-pagi untuk menghabiskannya.

Taehyung ini juga salah satu anak yang pendiam. Tapi, jika orang yang lebih tua mengajaknya bicara, dia akan sopan dan ramah. Dia tidak banyak bicara, dan sesekali menimpali jika itu perlu. Maka dari itu juga bibi kantin menyukai anak konglomerat ini.


“IBU...”

Gadis kecil berteriak dari kejauhan dengan dua kepang manis berpita merah datang sambil berlari ke arah jualan ibunya dijajakan. Anak itu datang membawa dua kardus berat. Saat Taehyung melihatnya, Taehyung merasa bahwa kardus itu lebih besar dari tubuh anak kecil itu.

Gadis perempuan itu lebih kecil dari Taehyung. Badannya kecil tapi tubuhnya sangat kuat mengangkat dua kardus itu, sambil berlari lagi membawanya. Taehyung kecil terus memperhatikannya. Entah kenapa anak kecil ini bisa begitu kuat, makan apa? itu yang Taehyung tanyakan dalam hatinya. Dia juga berkeringat, anak rambutnya berserak manis dijidat, dan kulitnya tidak seputih anak-anak kecil Korea lainnya.

Pasti sering bermain kotor dan main panas-panasan.


“Apa lihat-lihat?!!” ujar gadis kecil itu ketus, merasa tidak suka dilihat dengan begitu intens. Masih kecil saja sudah genit melihatnya begitu.

Taehyung langsung mengalihkan atensinya dan mulai makan permennya lagi. Satu tangannya sibuk memainkan robot-robotan kecil yang dia peroleh dari permen murah yang dia beli.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗛𝗲𝗮𝘃𝗲𝗻𝗹𝘆 𝗦𝗶𝗻𝘀 1 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang