Taehyung berjalan ke arah dapur dengan baju kemejanya yang rapi dan tas kantornya. Tersenyum melihat Irene di dapur yang sibuk dengan beberapa hidangan makanan yang tampak lezat.
Irene menyusun makanan dan minuman itu. Sarapan yang selalu digilai suaminya, Taehyung. Irene sebenarnya tidak terlalu pandai memasak. Dia masih ikut les memasak setiap sore agar bisa membuat Taehyung senang.
Taehyung tipikal pria yang sangat menyukai masakan rumahan. Taehyung punya deskripsi istimewa mengenai masakan rumahan, ‘Sehat dan dibuat dari tangan—tangan yang mencintaimu. Sehingga mau bersusah payah hanya demi menyenangkan sejengkal perut orang yang dikasihinya’
"Memasak apa sayang? " Irene tersenyum pada seseorang yang memeluknya erat dari belakang dan mengecup tengkuknya mesra.
"Tae, aku baru selesai memasak. Nanti kau bau bumbu dapur. "
"Tidak masalah. Asal itu aroma dari tubuhmu, aku menyukainya. Lagi pula kau menyiapkannya kan demi suami tercintamu ini. "
Irene terkekeh, "Percaya diri yang sungguh hebat ya, Tuan Kim. "
Taehyung memperdalam ciuman—ciumannya di leher Irene. Membuat wanita itu kegelian.
"Taehyung Kim... Itu menggelikan! " Irene terkikik dan menarik tangan Taehyung. Melepaskan tautan pria itu dari punggungnya.
Taehyung tersenyum dan meraih kursi.
"Tapi aku tau, menggelikan yang itu disukai wanitaku, dan yah... aku akan pulang cepat dan melanjutkannya nanti malam. "Irene mendelik tajam namun pipinya merona pada Taehyung yang pura—pura sibuk dengan kopi di pagi harinya.
"Ayo sayang, temani aku sarapan. " tanpa disuruh pun, Irene akan tetap melakukannya. Dia mendaratkan bokongnya pada kursi dihadapan Taehyung, menyendokan nasi pada piring Taehyung.
"Bawakan aku bekal nanti siang ya? "
Ujar Taehyung disela-sela memasukkan makanan kedalam mulutnya.Irene diam. Berpikir.
"Sayang, aku tidak bisa. Hari ini aku ada urusan dengan team ku, kau tahu kan betapa sibuknya aku menjelang awal bulan. Dan yahh.. Aku juga mau izin nanti malam, aku akan mengadakan arisan. "
Irene tersenyum lembut, mencoba membuat Taehyung maklum terhadap penjelasan dan kesibukannya."Selalu saja begitu. Tapi, ya sudah tidak masalah. Dan kau juga jangan terlalu kelelahan, jangan lupa makan ya. Aku tidak ingin Kim Irene ku sakit. " Taehyung mengamit tangan Irene dan menciumnya.
Irene tersenyum lega. Merasa beruntung dan bersyukur memiliki Taehyung sebagai suaminya.
✨💜✨
Tangan ramping itu meraih panel pintu. Mengetuk dan pada ketukan ketiga sang empunya ruangan besar membukanya.
"Permisi Tuan Kim, diluar ada Tuan Park yang ingin bertemu. Beliau bilang dia sudah ada janji dengan tuan. "
"Suruh dia masuk. " pinta Taehyung,
"Baiklah tuan. "
Tak lama setelah sang sekretaris keluar. Pria dengan senyuman manis muncul dari balik daun besar pintu. Memamerkan senyuman khasnya dan mampu membuat yang menatapnya tersenyum.
Park Jimin. Pria itu berumur 31 tahun sama seperti pemuda Kim. Sahabatnya yang sudah ada sejak mereka balita. Tidak terlalu tinggi, 6 atau 7 cm lebih pendek dari Taehyung, namun Pemuda Park mampu memikat para gadis lewat paras dan senyumannya.
Itu terbukti dari statusnya yang sekarang berkeluarga dan mampu menjatuhkan hati gadis Jepang yang cantik dan sangat berbakat bernama Myoui Mina. Mereka menikah diumur Jimin yang ke—27 tahun dan langsung dikaruniai seorang puteri cantik bernama Minji Park. Minji sekarang berumur 3 tahun. Memiliki wajah kecil dan tubuh mungil seperti kedua orangtuanya. Memiliki mata dan senyuman khas serupa Jimin dan paras anggun menggemaskan seperti ibunya, Mina.