Part 22-Pelukku untuk Pelikmu

820 131 90
                                    

Taehyung kecil menggenggam erat tangan gadis kecil disisinya, anak itu membawa pujaan hatinya ke rumahnya yang mewah.

Supir pribadi Taehyung tadinya enggan dan menolak mentah-mentah permintaan anak lelaki itu, tapi karena Taehyung yang memang pendiam dan jarang bicara tiba-tiba mengatakan keinginannya yang sudah pasti sangat penting, mau-tidak mau pak supir harus menerimanya. Berakhirlah Tzuyu kecil dirumah mewah ini, mulutnya yang mungil-semungil dirinya terus menerus membentuk huruf O karena terpesona akan keindahan arsitektur bangunan yang dia pijaki. Seperti di istana langit saja. Tangannya sejak tadi ditarik Taehyung untuk ikut dengannya ke rumah.

Tzuyu awalnya tidak mau, tapi karena Taehyung belakangan baik padanya, Tzuyu memilih menyerah. Dan yang lebih parahnya ini pertama kali Taehyung berbohong pada Ibu Tzuyu, Taehyung mengatakan mereka hanya akan beli sesuatu di KoreaMart, jadi ibu percaya saja. Taehyung sudah menyiapkan banyak sekali jajanan di tasnya dari rumah untuk membujuk Tzuyu, karena anak kecil itu selalu penasaran akan rasa ini dan itu. Maklum saja tidak pernah jajan.

Jadi dengan entengnya dia membawa Tzuyu kecil ke rumahnya dengan mulut menganga, sesekali dia mengamuk kesal karena Taehyung menyeretnya terlalu cepat akan tetapi bibirnya tidak berhenti menyedot minuman Calpico. Co-co-co Calpico... Minuman anak jago, begitulah jingle untuk iklan minuman itu. Lagian, Tzuyu kan memang jagoan di mata Taehyung.

“Taehyung, ini dimana? Apa ini istana langit? Atau rumah Barbie?” tanyanya polos, pupilnya melebar seraya terus saja berjalan mengikuti anak lelaki didepannya.

“Ini rumah Ken, Barbie.” goda Taehyung tanpa berhenti berjalan. Dalam otaknya sudah terputar wajah kesem-sem Tzuyu, padahal Tzuyu bahkan tidak mengerti apapun selain betapa enaknya Calpico ini.

“Kita harus berjumpa dengan papa dan mama, Ayang.”

“Buat apa berjumpa dengan mama dan papamu? Apa kau mau memamerkan rumah istanamu padaku? Tidak boleh gitu, Taehyung. Itu riya' namanya.”

“Itu bukan riya', Ayang. Tapi pamer.”

“Jadi kau mau pamer?!” pekik Tzuyu menghardik tangan Taehyung, membuat anak lelaki itu buru-buru meraih tangan Tzuyu untuk digenggam lagi, seakan lelaki kecil itu akan kehilangan oksigen jika tidak menggenggam tangan Tzuyu sedetik saja. 

Taehyung menghela nafas kasar akan kepolosan Tzuyunya yang manis.
“Nanti, kalau sudah dewasa dan jadi mama kau tidak boleh membuat aku kesal ya.”

“Kenapa aku harus jadi mama? Dan memangnya kenapa aku harus tidak membuatmu kesal?”

“Karena aku akan jadi papa. Sama seperti orangtuaku. Kau jadi mama seperti mamaku dan aku jadi papa seperti papaku.”

“Lalu nanti yang jadi dirimu siapa? Kan mama dan papamu punya anak iblis sepertimu.”

“Kita akan punya anak. Lagipula aku bukan anak iblis, Ayang. Kalau menurutmu aku anak iblis, kita bisa kok memiliki anak sepertimu. Aku akan senang punya kau yang ada dua di rumah ini.”

Alis Tzuyu mengerut serius.
“Apa kau gila? Aku tidak tahu cara punya anak. Dimana dibeli? Kau kan kaya, aku tidak punya uang untuk membelikanmu anak. Tapi kalau aku punya, aku akan membelikanmu anak untuk membalas budi baikmu dan semua jajanmu selama ini.”

Taehyung menepuk jidat kasar.
“Anak itu tidak dibeli, mama. Papa juga tidak tahu darimana membeli anak, tapi setahu papa anak tidak dibeli tapi dibuat.”

“Dengan apa?”

“Dengan... Entahlah. Aku juga tidak tahu. Tapi, nanti aku akan bertanya pad ibu guru atau guru les atau mama lalu kita akan punya anak.”

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗛𝗲𝗮𝘃𝗲𝗻𝗹𝘆 𝗦𝗶𝗻𝘀 1 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang