Part 33-Don't Look Back in Anger

865 145 109
                                    

Taehyung terdiam. Air mata mengalir deras bersamaan dengan air hujan yang menerpa dirinya. Saat ini ia sedang berjalan terseok seperti seseorang yang kehilangan jiwa.

Bisunya bersatu dengan langit yang seperti mengerti penderitaannya. Tak tahu yang mana sebenarnya yang paling menyakiti dan yang ia tangisi. Istrinya atau ibu dari anaknya? Kata-kata Irene di kantornya tadi benar-benar menampar Taehyung. Pria itu sadar bahwa ia sudah terlalu jahat selama ini, mempermainkan perasaan banyak orang. Mempermainkan ikatan suci yang telah Tuhan satukan. Sumpah serapah Irene dan kekerasan yang ia lakukan tadi membuatnya semakin bingung. Apakah diamnya Taehyung selama ini adalah sebuah kemunafikan?

Tak pernah melawan apapun perkataan orangtuanya, selalu iya. Dan apa semua kejahatan dalam diri terlihat baru sekarang? Apa ada sebuah pemantik yang membangunkan kebakaran besar?

Dia melukai Irene. Padahal Taehyung juga bersalah. Dia menampar istrinya dan menyakiti wanita itu. Irene benar, tidak ada yang salah dengan wanita tanpa anak. Baik pilihan atau takdir, semua wanita tetaplah wanita dengan keduanya. Tak patut, disakiti apalagi dikhianati.

Lalu Sally? Pria itu menarik nafas karena nama itu sesakkan dada.

Flashback On.

Irene terdiam sejenak saat dirasakan pipinya kaku dan panas. Merah terbanting nyata dengan kulit putih pualamnya. Dia menatap Taehyung sejenak dengan tajam, lalu air mata kekecewaan muncul, membuat alis suaminya yang mengetat marah perlahan mengendur. Taehyung, pria itu tak akan pernah bisa kasar pada siapapun. Jelas merasa bersalah.

“Aku yang dilukai, lalu kenapa aku yang dipukul?”

Sungguh saat itu Taehyung tidak tahu harus berkata apa.

“Sally, wanita dengan ribuan rahasia itu. Tidakkah sejenak kau sadari apa yang kau sudah lakukan dengannya? Kau bersenang-senang dengan wanita lain, saat aku sendiri istrimu masih sehat dan hidup . Aku bertanya padamu, apa yang ia punya aku tidak punya?”

“Tapi kau diam, kan?”

Irene tersenyum miring saat melihat Taehyung tidak mau menatapnya. Pria itu terlalu lembut.

“Hamil? Siapa di dunia ini yang tidak ingin memiliki kehidupan lain dirumahnya setelah menikah? Atas kesepakatan dia dan suaminya untuk memiliki makhluk kecil yang bernama anak? Kau pikir aku tidak mati-matian menginginkannya? Kau lihat aku pergi berobat kemanapun, sampai aku pergi ke psikiater karena kini aku tidak suka melihat anak-anak. Apa pikirmu aku bercanda dalam rumah tangga yang kita bangun ini? Kau hancurkan begitu saja karena wanita sialan bernama Sally. Kau... Malah mati-matian membela dan mencarinya saat aku mencari kemana perginya suamiku setiap malam.” Irene berujar marah, wanita itu berteriak dan untungnya ruangan kantornya kedap suara.

Hari itu Taehyung mundur saat dilihatnya Irene menangis, mereka berdua hanya bertatapan dengan badai salju dihati dan derai hujan di mata. Diam dan hening, nafas yang beradu.

Flashback Off.

🥀

Taehyung terdiam di rumah sakit. Rumah sakit daerah yang berada di dekat penjara di kota terpencil itu. Jimin dan Taehyung sudah ke penjara pagi-pagi sekali, namun mereka mendapat kabar bahwa Sally ditemukan pingsan di kamar mandi. Kata pihak kepolisian ditemukan sejumlah luka bekas pukulan benda tumpul dan dugaan malnutrisi yang dialami ibu hamil itu. Dia lemah dan jatuh di kamar mandi.

Mau dihakimi siapa yang memukul, tapi... Tzuyu tinggal bersama belasan penjahat di tempat yang sama. Tidak akan ada yang mengaku, tidak akan ada yang menunjuk siapa pelakunya. Begitulah mengerikannya hidup di penjara, siapa yang akan bertahan hanya dia yang akan keluar hidup-hidup.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗛𝗲𝗮𝘃𝗲𝗻𝗹𝘆 𝗦𝗶𝗻𝘀 1 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang