Kepada Yth;
Ny. Irene Kim.Bersama dengan surat resign ini saya ingin menyatakan pengunduran diri...
Sally Lee.
Irene menaikkan sebelah alisnya, tanpa ekspresi lain berlebih. Tidak kaget, tidak tertawa, tidak berespon apapun. Hanya menaikkan sebelah alisnya. Dibacanya berulangkali surat pengunduran diri yang terlampir di mejanya. Lalu dengan cekatan diraihnya pemantik api berukuran kecil berbentuk pulpen di dalam lacinya. Tak berapa lama kertas yang dipegangnya mulai terbakar dan menghitam, terbang menjadi butiran abu, tapi ia tak mengelak. Dinikmatinya hancurnya kertas ditangannya sendiri, sebelum akhirnya senyuman yang tak pernah terpatri di wajah cantiknya, terbit.
🥀
Tzuyu duduk setelah hari yang melelahkan. Membawa ibunya pergi ke tempat terpencil seperti ini, dirawat di rumah sakit kelas C dan mengurus semua kepindahan tanpa jejak dengan sedikit uang yang tersisa bukanlah hal yang mudah. Dinikmati aroma kayu basah dan pepohonan rindang yang ada di sekitar rumah kontraknya. Taehyung memang mengirimnya ke tempat yang damai, rumah besar dan pepohonan disekitarnya. Tapi Tzuyu memilih pergi dengan jalannya sendiri. Dia akan merawat bayinya sampai lahir, lalu akan dihantarkannya anak ini pada lelaki yang memilikinya sejak dia masih direncanakan.
Bukan semata-mata dia ibu yang buruk atau menyerahkan semua tugasnya pada orang lain, tapi Tzuyu tidak akan ingkar janji. Dia akan melakukan sebanyak yang ia bisa untuk tetap membuat lelaki itu bahagia.
Kau tak mau melihatku, jijik dan aku adalah pembohong yang tak ada duanya di dunia. Aku tidak akan menjadi beban dalam bentuk apapun padamu. Karena beginilah jalan kita seharusnya. Kau sudah membayar lebih dari apa yang kita janjikan di awal. Itu sudah lebih dari cukup. Malaikat kecil di dalam perutku ini, izinkan lah aku beberapa bulan menafkahinya, supaya aku bisa mengenang masa-masa berjuang berdua bersamanya. Aku selalu mencintaimu, Kim Taehyung, tahu atau tidaknya kau, akan selalu begitu.
🥀
1 Month Later.
Taehyung sedang duduk sarapan bersama Irene saat wanita itu tengah sibuk menatap gadgetnya. Selalu sibuk seperti biasa. Tabiat Irene dalam 2 minggu terakhir kembali. Dia sibuk dan kembali susah untuk pulang cepat ke rumah. Taehyung sejak tadi berhenti mengunyah karena ingin istrinya bisa fokus bersama dengannya saat sarapan seperti beberapa minggu lalu. Tapi Irene tetap tidak peka akan tatapan suaminya.
Sally tidak begitu kan, Taehyung? Dia selalu makan dan duduk dihadapanmu. Dia mengambil nasi dan lauk mu, dia menuangkan air di cawanmu, ditatapnya kau saat bicara di meja makan dan dia tidak pernah memotong apapun saat kau sedang bicara. Dia sopan dan sangat menghargaimu.
Taehyung menggelengkan kepalanya pelan saat suara-suara aneh itu berbisik di telinganya. Sudah sering suara itu muncul, tapi saat itu juga pikirannya langsung mengeras kembali sekeras batu tak ingin meragukan keputusan dan bukti yang suda ada di depan matanya kala itu. Wanita itu masih sibuk dengan uang yang Taehyung berikan. Mungkin dia saat ini menikmati hidupnya pada kediaman mewah yang Taehyung beli untuknya di dekat pedesaan terpencil, dengan uang sebanyak itu, Tzuyu bisa berfoya-foya tanpa limit selama masa kehamilannya. Dia selalu tamak, selalu berbohong dan tidak jujur. Dia tidak pernah memikirkan orang lain. Begitulah kerasnya pemikiran Taehyung saat itu.
“Irene, tapi kita sedang makan. Bisakah kita memiliki waktu berbincang saat makan? Kau sedang melihat apa di ponselmu sampai mengabaikan aku suamimu?” Bukan sekali dua kali Irene seperti ini. Setiap makan, wanita itu selalu mengecek ponselnya dan begitu larut sampai mereka selesai makan. Tempat yang seharusnya makan dan dipenuhi dengan beragam curahan hati, nyatanya kalah dengan teknologi.