Tzuyu mematikan ponselnya dengan gerakan kaku tanpa mengatakan apapun lagi. Kemudian ditatapnya dengan pandangan tertuju pada Taehyung, pandangan mengiba menahan tangis.
"Tuan Taehyung..." lirih Tzuyu.
Nafas gadis itu tertahan. Mencoba menguatkan dirinya. Ayolah Tzuyu, bicara sejujurnya. Minta rasa kasihan sedikit saja pada Taehyung. Mintalah. Taehyung bukanlah manusia kejam, Tzuyu. Turunkan sedikit saja harga dirimu.
"Tuan..."
Baik Jimin dan Taehyung sama-sama terkejut dengan ekspresi Tzuyu. Ayo Tzuyu, katakanlah sesuatu!- Jimin membatin dengan tidak sabar. Apa Tzuyu akan membatalkan semua ini? Atau hal buruk terjadi pada ibumu?
"Aku..." seberapa banyak pun Tzuyu menahan tangisnya, air matanya tetap tidak berhenti mengalir seperti yang dia rencanakan. Jangan lemah! Jangan lemah! Kumohon jangan lemah!
"Ada apa Sally?" Jimin berkata dengan tidak sabar. Pria itu juga jadi ikutan panik dan khawatir.
"A-aku mau tanya, kapan kita akan melaksanakan kontrak itu?"
Deg!
Mendengar itu baik Taehyung maupun Jimin saling menatap. Mereka sama-sama terkejut. Dan seperti dugaan Tzuyu, dia tidak akan berani meminta uang pada Taehyung dengan percuma. Gadis itu masih mempertahankan keras kepalanya untuk tidak memohon bantuan dari oranglain dan merelakan dirinya sendiri sebagai tameng.
Wajah Tzuyu memerah karena malu. Pembahasan tentang harga dirinya dilakukan diantara dua orang pria yang bersahabat. Gadis itu bahkan tanpa ragu mempertanyakan hal ini diluan. Bahkan Tzuyu tak sanggup mengangkat kepalanya untuk menatap salah satu dari mereka setelah mengatakannya. Bagaimana kalau ternyata diam-diam mereka berniat membatalkannya maka dari itu mereka tak kunjung menghubungi Tzuyu.
Lalu apa yang baru saja dia lakukan? Menanyakan kapan dia akan ditiduri? Baik Taehyung ataupun Jimin pasti sudah berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
Sekali lagi Tzuyu mengangkat kepalanya untuk menatap Taehyung. Tetapi pria itu hanya menatap Jimin dengan keheningan yang sepertinya hanya mereka yang tahu. Lalu-pria Kim menatap Tzuyu dalam sekali seperti menembus apa yang ada di dalam diri gadis itu lewat matanya, saat itulah Tzuyu meneguk ludahnya sendiri dengan bulu kuduk yang meremang.
🥀
-Rumah Sakit-
Jimin meremas bahu gadis dengan senyuman manis itu. Wajahnya tampak pucat setelah mengurus serangkaian test di Rumah Sakit. Tadi Taehyung memang hanya memesankan Jimin untuk mengantarkan gadis itu dan membiarkan salah seorang orang kepercayaan Jimin menemaninya sampai akhir. Akan tetapi melihat kondisi Tzuyu yang sepertinya tidak baik-baik saja-Jimin memutuskan menemani Tzuyu sampai selesai.
"Kau haus? Aku sudah pesankan minuman pada supirku di mobil dan beberapa camilan untukmu. Kau pasti sudah lapar dan haus, kan?" Jimin duduk di sofa kosong dihadapan Tzuyu. Gadis itu menatapnya dengan wajah pucat karena kelelahan, Tzuyu benar-benar khawatir dan entah kenapa.
"Terimakasih Jimin. Kapan hasilnya akan keluar?"
Kenapa terburu-buru sekali Tzuyu? Dan kenapa ekspresimu sangat lega tadi saat Taehyung menyetujuinya? - Jimin bertanya-tanya dalam hatinya. Bibirnya tersenyum ramah.
"Hasilnya akan keluar besok. Kau tenang saja, ya. Sepertinya hasilnya akan baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir. Kau tampak sehat. Dan Tzuyu... Aku mau berterimakasih untuk kesediaanmu. Terimakasih sudah menandatangani kontrak itu. Taehyung... temanku itu sudah sangat lama menantikan anak ditengah-tengah keluarga kecil mereka."