Berita itu tentu langsung saja membuat dua keluarga ini berkumpul. Taehyung datang terpisah dengan Irene. Mereka membicarakan semua ini di salah satu resort yang keluarga Kim kelola. Tempatnya terpencil dan indah, tapi sangat privat.
Mereka berdua langsung dipanggil para orangtua itu untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dan jangan tanya aku bagaimana penampilan Taehyung saat menjumpai keluarganya. Hari itu dia banyak menangis, banyak sekali. Ia ingin Tzuyu hanya Tzuyu. Semenjak peninggalan di rumah sakit itu, seluruh penyesalan mendera dirinya. Dia memanggil wanita itu dalam hatinya, menjerit sejadinya. Tapi tangan dan langkahnya membatu di tempat, tak lama ia keluar ruangan seperti pecundang tapi sebelum ia menutup pintu, Isak Tzuyu tak lagi ia tahan. Wanita itu, Taehyung sudah menghancurkannya.
Tanpa sisa.
Ia hanya pecundang yang membuat kekacauan, tapi tak satupun menyambut masalah dengan baik setelahnya. Lihatlah ia kini. Ia tidak peduli bagaimana kedua orangtua bahkan mertuanya memandang dirinya. Ia hanya datang sebagai singa yang terluka. Ia kesakitan. Tapi, jika salah bertindak ia akan mendorong Tzuyu jauh lebih dalam ke lubang yang menyiksanya.
Plakkk!!!
Air mata Taehyung tergenang, tapi wajahnya tidak bergeser sama sekali. Ia hanya menangis. Cukup sudah rasa sakit ini. Ia tidak mau membohongi orangtuanya siapa yang paling ia cintai diseluruh dunia. Setelah pertengkaran di kantor ia bahkan tidak mencoba menemui dan berbicara dengan baik di depan Irene.
“Aku tidak mendidik putra sebodoh dirimu ini!!” wajah Ny. Kim itu menampilkan wajah dengan amarah yang sungguh. Lehernya bahkan mengurat, sabarnya sudah pasti sangat diujung tanduk.
“Aku mencintai Sally, mama.” ditatapnya mamanya, berusaha berbicara lewat tatapan itu, berharap ibunya akan luluh. Matanya memerah pedih.
Kedua orangtua Irene hanya diam mendengar itu, Irene justru tidak menampakkan ekspresi apapun. Berusaha menjaga ekspresinya. Tapi semua orang tahu, bagaimana posesifnya istri Taehyung itu.
“Aku sangat mencintai, Sally.”
Plakkk!!
Ditampar lagi, kini berulang kali. Tapi Taehyung tidak mencoba menghindar. Ia pantas untuk ini semua. Ini tidak seberapa dibandingkan dengan siksaan yang ia berikan. Isakan terakhir itu menghancurkan ruang waras di otaknya.
Wajah Taehyung bahkan sedikit berdarah karena panjang kuku ibunya tidak sengaja menggores wajah itu.
“Nyonya Kim...” Mama Chou berdiri, ditahannya tangan wanita itu.
“Sudah, jangan begini. Biarkan ia menjelaskan apa yang ada dihatinya dulu. Kita juga perlu mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi. Untuk itulah kita disini, kita tidak boleh memperumit segalanya. Apa dengan memukulinya, cintanya akan tetap kembali pada Irene?” wajah wanita paruh baya itu lembut memandangi ibu Taehyung dan putranya bergantian.
Apakah dengan memukulinya, cintanya akan tetap kembali pada istrinya?
Mama Taehyung itu duduk. Lalu ditatapnya kembali lembut menantunya itu. Lembut sekali. Mata mereka sama-sama berair, seolah berbicara lewat tatapan.
“Katakan apa yang kau ingin katakan, nak. Jangan takut. Sebisa mungkin kita akan menyelesaikannya dengan baik.” saat wajah membuai itu ditatap Taehyung, ia semakin menangis. Dadanya bahkan naik turun, sesunggukan. Ia teringat lagi, seperti ini lembutnya Sally menjaganya. Apa karena rasa bersalahnya, semua orang baik terlihat seperti ibu dari bayinya itu?
Sekilas kelembutan dua wanita berbeda generasi ini terasa sama. Lembut-selembut ibu. Sally juga akan menjadi calon ibu, kan?
Taehyung duduk, kursi terjauh dari Irene. Pria ini sepertinya juga kehilangan banyak berat badan. Irene masih sama, auranya sama. Tipikal wanita independen, tetap anggun seperti tidak terjadi apapun dalam kehidupannya, tapi sedalam itu juga hanya dia yang tahu bagaimana keadaannya sendiri.