Tzuyu hanya diam dan meremas tangannya semenjak dipersilahkan masuk oleh Irene ke dalam mobil ini.
Tadinya Taehyung terlihat enggan mempersilahkan Tzuyu masuk. Tapi, melihat betapa semangat istrinya mengajak Tzuyu untuk pulang bersama, mau tidak mau Taehyung harus mengantar gadis itu pulang.
Kenapa sih Irene harus mengenal gadis ini? Kenapa kebaikan hati istrinya membuat Taehyung tidak bisa bernafas lega? Jika Tzuyu buka mulut sedikit saja tentang perjanjian itu, maka dapat dipastikan hal ini akan sampai ke telinga keluarga Irene. Semoga saja gadis itu dapat dipercaya dan tidak mencoba membuka mulutnya.
"Sally-si, kau tinggal dengan siapa saja? Apa kau ini sudah menikah?" ujaran Irene yang tiba-tiba itu membuat Taehyung dan Tzuyu kaget seketika. Lain dengan Taehyung yang hanya diam dan fokus pada jalanan, Tzuyu harus menjawab pertanyaan itu.
"A-aku... Aku tinggal sendiri, nyonya. Dan aku belum menikah." Tzuyu menatap Irene lewat spion karena mereka berdua duduk di tempat yang berbeda. Irene harus menemani suaminya menyetir dan Tzuyu duduk di belakang sendirian.
Mendengar itu Irene merasa sedih. "Jangan panggil aku nyonya, panggil saja aku Irene. Dan ngomong-ngomong kemana memangnya keluargamu? Apa kau tidak punya adik atau kakak? Pasti kau kost disini, kan?" Irene masih mencoba berpikir positif.
"Tidak. Tidak ada seorangpun." kenang Tzuyu dengan linangan air mata.
Mendengar ada sedikit nada ketus yang tidak disengaja Tzuyu membuat Irene jadi tidak enak.
Hening sejenak. Hanya seruan nafas dan suara kendaraan yang berlalu lalang yang terdengar dari luar. Baru saja mengobrol kenapa langsung jadi canggung begini?
"Ayahku sudah lama meninggal dan aku anak tunggal. Ibu... Ibuku..."
Tzuyu memutar mata mencoba menjelaskan. Tzuyu tidak ingin dianggap memanfaatkan orang dengan memberitahu bagaimana keadaan ibunya yang malang. Tzuyu hanya mau menanggungnya sendirian. Tapi saat mencoba mencari alasan yang tepat, mata Tzuyu menangkap netra lain di kaca spion yang menunggu jawabnya.
Netra tajam dengan kehangatan polos yang Tzuyu yakini pria itu menaruh rasa kasihan padanya. Tzuyu diam dan menunduk karena mata itu tak kunjung berhenti menatapnya lewat spion.
"I-ibuku, dia hanya dalam keadaan kurang baik di rumah."
Saat selesai mengatakannya, setetes air mata jatuh membasahi celana jeans belel Tzuyu. Irene masih menatap keluar jendela dan tidak menyadari gadis yang dia bawa itu sedang saling tanya-jawab lewat tatapan dan telepati pada suaminya. Setelah sekali lagi Tzuyu menatap Taehyung, disitulah pria itu kembali fokus pada jalanan.
"Apa ibumu sakit? Kenapa kau tidak bilang? Kalau kau mengizinkan kami melihat beliau, kami bersedia membantumu Sally-si. Iyakan sayang?" tanya Irene to the point.
Tzuyu sudah menduga bahwa Irene pasti menawarkan bantuan. Tapi, tidak baik meminta-minta terus pada orang lain. Tuhan juga akan marah kalau kita selalu menerima semua pemberian orang lain. Jadi biarkan Tzuyu mencari alibi lain.
"Bukan Irene. I-ibu, ibuku hanya belum bisa menerima kepergian ayahku walaupun ayah sudah lama pergi. Ibu suka melantur dan marah-marah padaku. Bukan sakit seperti yang kau maksud."
"Sally, sungguh maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu kalau kau mengalami itu. Aku tidak akan bertanya lebih lagi tentang itu. Tapi kalau kau butuh bantuan kau bisa beritahu aku. Jangan sungkan. Asal, aku tahu arah uang itu mengalir dengan jelas."
Kau sangat baik, Irene. Kau cantik dan kau baik. Sekarang aku tidak akan lagi menyalahkan Tuhan kepada siapa hati Taehyung berlabuh. Kau wanita yang sangat pantas untuk mendapatkan pria sehebat Taehyung. Kini aku berdoa, agar kalian semakin bahagia dan pernikahan kalian diberkati. Aku tidak akan mengkhianatimu, Irene. Aku tidak akan menuruti lagi permintaan Taehyung dengan meminjamkan rahimku. Aku akan bekerja dan mengabdi untukmu.