14. Menyebalkan

129 4 0
                                    

Setelah selesai membawa Alin ke kamarnya. Kini Tissa menuju dapur untuk membuat makanan. Tissa merasa perutnya lapar dan ia yakin Kendra juga demikian, mengingat Kendra dari sekolah langsung menuju rumahnya jadi kemungkinan besar Kendra pasti lapar. Lagian mana mungkin Tissa membuat makanan sedangkan Kendra sendiri tidak dibuatkan.

Tissa hanya memasak 2 bungkus mie instan beserta telur. Setelah selesai, ia membawanya menuju ruang televisi dimana Kendra disana sedang duduk dengan memainkan smartphone nya.

"Nih makan" ucap Tissa sambil menyodorkan makanan.

Fokus Kendra yang semula hanya pada smartphone, kini beralih menatap Tissa dan menatap piring yang berisi mie instan.

"Gue gak laper" ucap Kendra.

"Udah gak usah nolak. Gue tau Lo laper" ucap Tissa.

"Udah buruan ambil, pegel nih tangan gue!" Lanjutnya.

Kendra pun mengambil makanan tersebut. Namun tidak segera memakannya melainkan hanya menatap mie dan sebuah telur mata sapi yang ada di dalam piring yang ia pegang.

Tissa yang duduk di depan Kendra merasa sedikit kesal melihat Kendra yang tak kunjung memakan masakannya.

"Makanan tuh dimakan bukan diliatin mulu."

"Takut gue racunin? Atau takut gue kasih obat tidur kayak di film-film?"

"Gue gak bakal ngelakuin hal serendah itu. Tenang aja, lagian gue kalau mau aneh-aneh juga bisa langsung aja Gass pas Lo sadar"

Namun Kendra masih tetap diam menatap masakan Tissa. Tanpa menghiraukan ocehan Tissa. Memang benar jika Kendra takut makanan tersebut diberi sesuatu oleh Tissa, jadi Kendra ragu untuk memakannya. Mengingat Tissa adalah gadis yang nekat.

"CK"

"Jangan diliatin aja! sayang mata Lo buat ngeliatin makanan, mending buat liatin gue"

"Buruan makan. Katanya mau ngajarin gue, Lo perlu ngisi banyak energi buat ngajarin gue." lanjut Tissa.

Sedangkan Kendra hanya menghela nafas dan mulai memakan masakan Tissa. Lagian dia memang sedang lapar. Mau tak mau dia akan memakan makanan tersebut, Kendra berharap semoga saja tidak terjadi apa apa setelah ini.

Setelah menyelesaikan kegiatan makan bersama. Tissa yang baru saja selesai mencuci piring pun menuju kamarnya untuk mengambil beberapa buku pelajaran kemudian kembali menghampiri Kendra.

"Dah yok mulai" ucap Tissa.

"Gue dari tadi gak liat ada orang di rumah Lo" ucap Kendra.

"Lo pikir gue bukan orang!?" Ucap Tissa.

"Selain Lo dan adik Lo" ucap kendra.

"Oh. Gue cuma tinggal berdua sama adik gue"

Kendra sedikit kaget namun ia pandai menyembunyikan ekspresinya.

"Kita belajar di luar" ucap Kendra dan langsung beranjak.

"Keluar kemana? Kafe? Atau kemana? Lagi males gue kamana-mana!" Ucap Tissa dengan sedikit berteriak.

" Di teras depan" ucap Kendra dengan langkah menuju teras depan.

"Ribet banget, tinggal belajar di sini apa susahnya. Untung aja lo cowok yang gue suka. Kalau enggak udah gue gantung Lo di pohon mangga tetangga. Terus gue jadiin samsak" gumam Tissa.

Meskipun sedikit malas-malasan dan kesal, namun Tissa kini sudah duduk di kursi depan Kendra. Mereka sudah berada di depan teras.

"Apa yang Lo gak bisa?" Tanya Kendra.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang